Part (2) Terlempar?

3.7K 531 25
                                    

Happy Reading
Jan lupa Vote - Komentar
-(°w^)-
_
____
________

Love in Time Treval
By ICHADRAY
.
...
......


Kelopak mata itu mengerjab perlahan, menyamakan keadaan dari denyut kepala yang sedikit berputar. Manik silver terbuka, mengernyit bingung saat suasana lembab dan dingin ia rasakan. Draco mendapati sekujur tubuhnya yang terbalut oleh seragam dan jubah itu seolah tak membantu melindungi diri. Ia mengingat beberapa saat yang lalu masih berada di bawah pohon dekat danau yang ada di Hogwarts sebelum Harry Potter mengembalikan tongkat sihirnya dan ingin membahas sesuatu. Sebuah kotak yang ia lihat terkunci apik dalam balutan kulit yang mempunyai pola kuno. Tersadar jika ia tergeletak di lantai, Draco segera bangkit perlahan, tak terkejut melihat pemuda bersurai hitam berantakan yang pernah menjadi musuhnya itu juga berada dalam posisi yang sama. Karena sebelum mereka benar-benar melihat jelas apa yang ingin mereka ungkap dalam sebuah kotak misterius, ia melihat Potter lah yang terlebih dahulu menutup mata pingsan.



Draco melepaskan genggaman tangannya bersama Harry yang masih menutup mata. Sedikit bingung mengapa mereka bisa sampai pada posisi terbaring dan saling bertaut tangan. Namun, jika dipikir.. mereka menggunakan satu tongkat sihir dengan ayunan bersama menggunakan tangan kanan, tapi yang ia temukan bahwa tangan kanannya menggenggam jemari kiri Harry yang terbaring agak jauh darinya. Apakah pemuda Gryffindor itu yang melakukannya? Atau mungkin saat ia refleks memeluk begitu merasakan ia juga akan pingsan? Memikirkan Harry sempat berada dalam pelukannya membuat Draco sedikit canggung. Beralih, Draco bangkit dan mengambil tongkat sihirnya lalu mendekati meja yang mana terdapat barang yang menjadikan mereka berdua dalam keadaan seperti ini. Ia hanya melirik sebentar saat Harry mengerang dan bangun tiba-tiba.



Kotak itu sudah terbuka, memperlihatkan kilauan indah dari sebuah jam saku yang masih terbentuk sempurna tanpa adanya goresan. Berbanding terbalik dari tampilan luarnya yang agak lapuk, isi di dalamnya seakan tak tersentuh. Harry cukup kagum dari rasa pusing dan terhuyng begitu bangun  melihat bahwa Draco sudah duduk sembari menelisik. Ingatannya berputar pada saat ia akan pingsan karena tenaganya yang tersedot bahwa ia melihat raut panik Draco dan merasakan pemuda tinggi itu memeluknya. Harry merona, cukup pintar untuk menyimpulkan jika Draco mempunyai sisi yang lebih baik dari sekedar angkuh dan juga datar.



Harry mendekat, mengabaikan rasa sejuk yang menerpa tubuhnya. Ia berpikir mungkin karena ruangan ini tertutup hingga suhu dingin begitu menyentuhnya. Emerald menatap cemas pemuda di depannya kini menyusuri rupa dari jam yang kini ditangan.
"Bagaimana?" Tanya Harry memeluk tubuhnya, entah mungkin ia saja yang merasakan, tapi suhu di ruangan semakin meningkat bersama kesadaran yang terkumpul maksimal.



Draco menatap Harry serius, ia meletakan kembali jam itu dan merapal mantra untuk melihat jam berapa sekarang. Melihat jam yang menunjukan pukul sembilan malam, ia menaikan alisnya berpikir keras. Ternyata sudah malam, mungkin ada sekiar 10 jam sejak mereka meninggalkan danau. Tapi ini cukup aneh, Draco merasakan jika ia berada di tempat yang berbeda terakhir kali mereka masuk dalam ruang kebutuhan. Di sini sangat dingin dan begitu lembab, meski ia merasa wajar mengetahui malam hari di Hogwarts juga sejuk dan asrama Slytherin juga merupakan bagian darinya, tapi keadaan sekarang terlihat berbeda.


Menyambungkan situasi mereka sekarang dengan jam saku yang bergerak lambat, Draco membuat kemungkinan yang ia pikir sedikit mengerikan. Oh tidak, jangan sampai itu terjadi..
"Simpan jam itu Potter, kita keluar sekarang!" Ucap Draco terdesak, meraih tasnya dan berdiri.


"Huh? Hei.. apa yang terjadi?" Harry spontan menurut dan menyimpan kembali kotaknya lalu berjalan mengikuti Draco yang terlihat panik. Ia bingung, apa yang membuat Pangeran Slytherin itu begitu tergesa?

Love in Time TravelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang