Happy Reading
Jan lupa Vote - Komentar
(^-^)
.
.
Love in Time Travel
By ICHADRAY
~
.
.Manik netra hijau mengerjap, sedikit mengerang sebelum mengusap kedua kelopak mata yang terlihat setengah mengantuk. Harry bangun dengan perasaan aneh, ia mengingat urutan kejadian mengapa ia bisa berbaring tak nyaman di atas ranjang yang sebenarnya adalah sebuah lemari. Setengah dari dirinya memaksa untuk menganggap semua ini adalah mimpi, namun realita yang ia terima lebih jelas ia rasakan. Emerald terusik oleh mentari yang bertepatan langsung mengenai wajahnya, meraih kacamata dan memasangnya untuk melihat lebih jelas. Dapat ia lihat tempat tidur di sampingnya tertata rapi, menandakan seseorang yang harusnya berbaring semalam telah bangun lebih dulu.
Beralih, Harry merenggangkan tangannya, menemukan Draco yang berpakaian layaknya murid Hogwarts dengan jubah hijaunya yang terhormat, bersandar di dinding sambil melipat kedua tangan menatapnya datar. Harry merona, dan ia tak tahu kenapa harus malu mengetahui jika pemuda pirang itu mungkin saja sudah lama memperhatikan cara tidurnya yang berantakan.
"Cepatlah bersiap, Dumbledore menunggu di ruangannya," Draco mendengus, mengalihkan tatapannya begitu melihat Harry yang memiringkan kepalanya bertanya.
"Apa dia sudah menemukan bagaimana cara kita kembali?" Harry bertanya hampir seperti gumaman sambil menurunkan selimutnya. Entah kenapa ia tidak begitu bersemangat hari ini. Bukan karena mereka kemungkinan tidak bisa kembali, tapi lebih kepada waktu yang membuat mereka ke masa lalu begitu sedikit. Bagaimanapun Harry merasa jika ia ingin setidaknya menemui orang tuanya atau sebagian besar orang- orang yang berjasa dalam perang bersamanya terlebih dahulu. Mereka baru datang kemarin, pikirannya sangat buruk memikirkan ia ingin tinggal lebih lama dari waktu yang masih belum terpastikan.
"Berpikir Potter, aku akan menyeretmu sekarang jika Dumbledore mengatakan itu terlebih dahulu padaku." Jawab Draco mengejek, ia berbalik, duduk di kursi yang ada sebelum meraih buku herbologinya berniat menunggu dengan membaca bab yang sebenarnya sudah ia pelajari. Namun itu hanya niatan awalnya, tangan kanan yang memegang buku menurun untuk memperlihatkan manik silvernya yang berkilat, melihat Harry Potter yang ia kenal menggerutu melalui bisikan yang tak ia dengar. Draco menaikan sebelah alis bertanya.
"Aku hanya bertanya! Tidak perlu sinis begitu!" Balas Harry merengut. Sifat angkuh Draco sama sekali tidak berubah, bahkan saat mereka berdua sudah menjadi teman. Ia menyumpah serapahi bagaimana pewaris Malfoy selalu memutar kata-katanya dan mengejeknya dengan mudah.
"Seolah kau tidak mengenalku, Potter." Draco menyeringai sebentar. Menurunkan sedikit bukunya untuk membuat manik silvernya menajam, ia merasa jika pelipisnya berkedut pelan mendapati bagaimana pemuda Gryffindor itu merapikan kasur.
Merasa diperhatikan, jemari lentik terhenti, menoleh hanya untuk melihat wajah datar Draco yang mengkerut. Harry memutar bola matanya malas, tahu arti tatapan pemuda Malfoy yang seolah menganggapnya seperti kotoran. Itu pasti karena ia menggulung selimut dengan cara yang cukup berantakan. Tak sulit menebaknya, tatapan silver itu semakin memajam dan kerutan di pelipis terlihat jelas begitu Harry membuat selimutnya lebih kusut dengan sengaja. Ia hanya menggulung asal untuk mengubah kembali rupa barang yang sebelumnya ia ubah. Harry tahu tentang kerapian, karena bagaimanapun ia menghabiskan 12 tahun terkurung bersama keluarga yang mengharuskannya menjadi pelayan. Mendapati Malfoy junior yang meringis menjijikan sama sekali tak membantu.
"Apa? Keberatan? Kau bisa pindah keluar jika mau." Sindir Harry mendelik, ia kemudian mengambil pakaian barunya yang diberikan kepala sekolah di malam sebelumnya dan bergerak menuju kamar mandi bersama raut wajah kesal. Merutuki sifat Malfoy yang menjengkelkan dipagi hari yang cerah.Draco menghela nafas, menggelengkan kepalanya pelan memandang malas. Ia tak bermaksud menghina, tapi Potter muda yang memincing tajam kearahnya itu benar-benar berantakan. Maksudnya.. bagaimana bisa dia menggulung kain lembut itu begitu kusut, dan jangan lupa jika pemuda bersurai berantakan itu tidak menyadari bahwa dia memakai pakaian longgar untuk membuat tubuh itu hampir tenggelam. Bersama dengan celana pendek hingga memperlihatkan kaki jejang yang putih, berjalan menghentak seperti anak kecil menuju kamar mandi. Draco merasa jika seorang Potter juga bisa bersikap sedikit lucu dengan menahan kekesalan. Ia sedikit merona, berpikir ini adalah efek dari dinginnya udara luar dan memilih mengabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Time Travel
Любовные романыYAOI || DRARRY || APA?! Harry dan Draco terlempar ke zaman kedua orang tuanya masih bersekolah di Hogwarts?! || Cinta yang tumbuh dalam perjalanan waktu untuk mengungkap || OOC || semi -cannon || karya by Ichadray