tujuh

339 48 9
                                    

saat matahari mulai terbenam, erwin menunggu levi yang saat ini masih melaksanakan kegiatan klubnya setelah ia selesai melatih adik kelasnya baris berbaris karena dia adalah senior dari organisasi paskibra.

erwin smith merupakan seorang siswa yang menjadi idaman para guru. meskipun selama satu tahun dia harus memimpin tiga organisasi inti sekolah, nilai dan daftar hadirnya tidak pernah mengecewakan guru-gurunya.

erwin sendiri tidak tahu kenapa ia menyutujui perkataan para seniornya yang memintanya untuk menjadi ketua osis, pakibra, dan juga pramuka. dibalik kegiatannya yang sangat sibuk, ia menikmati setiap detik tersebut seolah-olah tubuhnya ingin ia menjadi sosok pemimpin seperti kehidupan sebelumnya.

"erwin," seorang gadis dengan rambut hitam yang terurai menyapa erwin yang sedang memainkan ponselnya. "lagi nungguin levi?"

"iya, kok belom pulang?"

"barusan selesai latihan."

erwin membulatkan bibirnya membentuk huruf o, masih memikirkan topik pembicaraan agar tidak berakhir canggung.

"adek lo jadi masuk osis, kan?"

"iya, yang namanya historia. jangan galak-galak sama dia, ya?"

perempuan yang menghampirinya tadi adalah frieda reiss, anak dari orang nomor satu di sekolah ini.

frieda adalah teman seangkatan erwin yang menduduki kelas xii mipa 2 dan saat ini menjabat sebagai ketua dari klub dance dan cheer yang selalu hadir di setiap acara besar sekolah, dan karena hal itulah frieda menjadi salah satu heather di sekolah mereka selain memiliki nama ayahnya.

"win, mau pulang bareng nggak?"

"eh?"

"kalo lo free, sekalian makan bareng."

bukan rahasia umum lagi bahwa banyak teman seangkatannya mendekatinya secara terang-terangan sejak ia menjabat menjadi ketua osis, entah itu karena mereka memang menyukai erwin atau karena hal lain.

"kayaknya nggak bisa kalo hari ini."

"yahh, kalo sabtu?"

erwin merasa terpojok. ini bukanlah kali pertamanya diajak keluar oleh perempuan yang mencoba mendekatinya meskipun mereka sendiri tahu bahwa erwin memiliki kegiatan yang sangat padat.

"liat nanti aja, ya?"

"oi, win!"

levi tiba-tiba menghampiri sahabatnya yang saat ini sedang berbicara dengan frieda yang merupakan teman satu kelasnya. saat melihat levi yang penuh dengan keringat menghampirinya, wajah erwin langsung menjadi cerah seketika sedangkan frieda hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang kesal dan segera pamit dari mereka berdua.

"nunggu hilda selama 10 tahun terus lo tiba-tiba oleng ke frieda?"

"buset, ora to."

levi mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk putih kecil miliknya.

levi adalah ketua klub futsal. meskipun awalnya orang-orang meremehkannya karena tubuhnya yang kecil dan pendek, levi membuktikan bahwa dia memiliki tubuh yang sangat atletis dan mampu membawa klub futsal sekolahnya ke perlombaan nasional. ekspresi wajahnya yang terlihat muram dan galak selalu membuat orang yang tidak mengenalnya takut untuk mengajaknya berbicara meskipun mereka sangat ingin mendekati levi karena parasnya yang tampan.

"kenapa? proposal futsal cewek?"

"bukan, itu mah gampang."

"berarti tentang hilda? dia emang berubah banget, nggak kayak hanji yang dulu gila sekarang makin gila."

"di mulut doang ngatain dia gila, hanji gak masuk sehari lo langsung kayak anjing ditinggal majikannya."

"harus banget contohnya anjing ya, win?"

"lagian nggak mungkin anak kelas 12 tiba-tiba pindah, apalagi kalo cuma dari negeri ke swasta, pasti ada masalah sebelumnya. apalagi wajahnya penuh sama luka gitu pas dia ngurus surat perpindahan."

"nggak salah juga, sih. seinget gue luka di wajahnya pas itu berantakan banget, nggak beraturan. yang jelas orang yang ngehajar dia sampe kayak gitu bukan orang yang jago beladiri, mungkin kekuatannya aja yang besar. tapi orang gila mana yang mau cari masalah sama anak keluarga freiherr, keluarga konglomerat paling top markotop selain keluarga lu."

"hmm, orang gila kali."

hening mengisi ruang diantara kedua sahabat itu. levi meneguk isi dari botol minumannya sedangkan erwin menjatuhkan pandangannya pada junior-juniornya yang saat ini masih sibuk membersihkan gor setelah dipakai untuk latihan tadi.

erwin merasakan ada yang memperhatikan mereka, tapi saat matanya mencoba untuk menangkap orang tersebut, dia tidak menemukan apa-apa.

"freiherr?"

"ha? fahrenheit?"

"kelvin?"

"ha?"

"lo gajelas, fai."

"elo kali, win. random banget tiba-tiba ngomong fahrenheit."

"gue gak ngomong itu."

"iya, tolol."

"kagak."

"iya, cok."

"freiherr kali, udah salah, ngotot juga."

levi yang kesal terhadap erwin melemparkan handuknya dengan kasar dan erwin hanya tertawa saat melihat sahabatnya sedang marah.

"katanya dia pindahan dari marley, kan? kapan itu gue tanya ke zeke tapi katanya nggak ada yang namanya freiherr."

"lah si monyet kan goblok, wajar aja dia nggak tau."

"sedendam apa sih lo sampe gak pernah nyebut namanya?"

"dia emang monyet, win. masa lo lupa? si monyet jago baseball."

ponsel erwin tiba-tiba berbunyi dan dia langsung mengeluarkan ponsel keluaran terbaru tersebut dari saku celananya. erwin melihat nama zeke, teman yang berbeda sekolah dengannya pada daftar notifikasi.

 erwin melihat nama zeke, teman yang berbeda sekolah dengannya pada daftar notifikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"zeke ngajak cangkruk, ikut gak?"

levi langsung memasang wajah masam saat mendengar kalimat yang barusan diucapkan oleh erwin. erwin sendiri yang sudah tahu jawaban pasti dari levi merasa bodoh karena levi akan langsung menolak mentah-mentah ajakannya.

"si monyet random banget tiba-tiba ngajak ketemuan."

"paling mau bahas pensinya dia."

"oh, sekalian gih tanyain tentang hilda."

erwin langsung mengetik balasan untuk zeke dan segera mengirimkannya.

erwin langsung mengetik balasan untuk zeke dan segera mengirimkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sonder 2 || levixhanji erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang