dua puluh sembilan

228 37 5
                                    

meskipun kenny telah mengizinkan levi untuk menggunakan mobilnya, hanji memaksa untuk tetap menggunakan motornya dengan alasan agar cepat tiba di rumah sakit.

levi dan hanji melepaskan helm mereka dan langsung berlari masuk ke rumah sakit, menyusuri koridor rumah sakit yang ramai.

hanji langsung bertanya kepada seorang perawat rumah sakit secara acak. hanji menyebutkan nama erwin smith dan perawat tersebut langsung menunjuk sebuah ruang operasi yang sedang menyala, tanda bahwa operasi sedang berjalan.

sedangkan levi seperti seorang anak yang hilang dari ibunya. ia mencoba untuk bertanya dan meminta penjelasan kepada hanji namun hanji seperti tidak mendengarkannya.

hanji mengeluarkan ponselnya dan mengetik nama hilda di layar ponselnya, ingin menelpon hilda dan memastikan sahabatnya itu tidak bertindak gegabah.

"kalian ngapain disini?"

suara yang tidak asing bagi levi dan hanji membuat mereka langsung menolehkan kepala.

seperti telah sembuh dari demamnya, hanji berlari dan memeluk hilda dengan matanya yang berkaca-kaca, sedangkan hilda merasa sesak karena hanji memeluknya terlalu erat.

untuk pertama kalinya levi melihat hilda menggulung bajunya hingga atas siku dan menunjukkan tangan kirinya yang diperban. hilda selalu mengoleskan salep yang meredakan rasa sakit pada pergelangan tangan kirinya dan membalutnya dengan perban agar lebamnya tidak terlihat.

namun matanya menangkap ada sebuah kapas dan plester luka pada lengan hilda.

"hil, lo habis ngapain?" tanya levi, memastikan agar saudara sekaligus sahabatnya itu baik-baik saja.

"ambil darah."

hilda menjawab levi dengan singkat, tapi ia langsung memegang kepalanya karena merasa pening akibat kekurangan darah.

"kalian nggak mau jelasin kenapa erwin ada di ruang operasi?"

hanji menundukkan kepalanya, tidak bersedia untuk bercerita dan berharap agar hilda lah yang menjelaskannya kepada levi.

"perutnya robek lumayan dalam, tuh lagi di operasi."

jawaban hilda yang terlalu singkat tentu saja tidak membuat levi puas dan memaksanya agar menjelaskan seluruh kejadiannya.

"pas gue sama erwin lagi jalan di trotoar, tiba-tiba ada motor kencang dari arah berlawanan nusukin pisau ke perutnya erwin. lukanya cukup dalam, erwin kekurangan darah."

"kekurangan darah? golongan darah erwin o rhesus negatif, langka. rumah sakit ada?"

"nggak ada, tapi gue juga o rhesus negatif."

levi bernafas lega. setidaknya sahabatnya tidak akan kekurangan darah saat proses operasi ini. sedangkan hanji seperti tidak terkejut mendengar penjelasan dari hilda.

"tapi kenapa tiba-tiba ada yang nyerang erwin? si erwin unproblematic banget padahal."

lagi-lagi levi yang bertanya, hanji hanya diam mendengarkan percakapan mereka.

"kemungkinan besar ada sangkut pautnya sama kejadian mike. sebelum dia kehilangan kesadarannya, erwin bilang kalau dia punya barang bukti pelaku di dalam mobilnya. mungkin pelaku takut erwin bawa barang buktinya ke polisi."

"mobilnya ditinggal di sana?"

hilda mengangguk pelan. sebelumnya, seorang perawat memberikannya sekotak jus dan sebungkus coklat karena ia harus mendonorkan darahnya kepada erwin. hilda pun membuka bungkus plastik sedotannya dan meminum jus tersebut.

"gue mau balik ke sana. kalau barang yang dimaksud erwin beneran hilang, tinggal nyamperin orang yang nusuk erwin."

"ha? emangnya lo tau?"

"anak sma marley, ada stiker koor marley di plat motornya."
(koor = koordinator suporter, biasanya kalau dbl kan ada yang mimpin suporter, itu mereka)

hanji yang tahu apa yang akan terjadi jika hilda pergi dari rumah sakit pun mencoba untuk mencegah hilda.

"jangan kesana sendirian, hil!"

"ha?"

"biar polisi aja yang ngurusin masalah erwin, lo nungguin erwin sampe sadar."

"gue bisa ke sana sendirian, lagian gue tau markas mereka dimana."

"tapi lo masih terlalu lemah karena kekurangan darah!"

"terus kenapa? gue bakal mati di jalan gitu?"

hilda merasa janggal karena hanji memaksanya untuk tidak pergi kemana-mana, terutama menemui anak-anak marley yang tadi melukai erwin. ia pun memutuskan untuk bertanya meskipun ini melewati batas garis.

"gelagat lo aneh, han. ini bukan pertama kalinya lo berusaha buat mencegah teman-teman lo melakukan sesuatu, seolah-olah akan terjadi hal buruk kalo kita nggak nurutin lo. kalian tiba-tiba ke sini aja udah aneh banget. gue dan perawat rumah sakit nggak ngehubungin siapa-siapa sedangkan kalian langsung ke rumah sakit. lo tau darimana kalo erwin lagi terluka?"

hanji dipojokkan oleh pertanyaan hilda. ia tidak tahu harus menjawab bagaimana, dan tidak mungkin teman-temannya akan percaya dengan jawabannya.

hilda yang merasa kesal karena pertanyaannya tidak dijawab menghela nafasnya panjang dan kembali memojokkan hanji demi mendapatkan jawaban.

"kejadian mike juga. meskipun ada jendela besar di dekat pintu, kita yang ada di luar nggak tahu dan nggak kepikiran kalau ternyata ada tali yang diikat di gagang pintu. tapi lo nahan erwin dan tahu kalau kita masuk lewat pintu, kondisi mike lebih akan lebih parah. semua tingkah laku lo sejak awal kita ketemu seolah-olah bicara kalau lo bisa lihat masa depan."

levi mengangguk mendengarkan pernyataan hilda dan menambahkan memang gelagat hanji kadang terasa janggal. tidak jarang pula apa yang diucapkan hanji benar-benar terjadi pada esok lusa.

benar-benar terpojok oleh kedua temannya, hanji tidak punya pilihan lain selain menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.

pagi dimana hanji terbangun dari tidurnya dan mendapatkan dirinya kembali ke masa lalu, bertekad untuk mengubah cerita masa depan meskipun keesokan lusa ia akan berkoban demi temannya, untuk yang tercinta.

tbc

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!DISCLAIMER!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
goldarnya erwin itu author ngawur ya, nggak tau canon atau ngga, demi kebutuhan cerita aja huehehe

sonder 2 || levixhanji erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang