dua puluh tiga

254 39 8
                                    

"mike, masih bernafas..."

hanji langsung melepaskan nanaba dari dekapannya secara perlahan dan berlari keluar ruangan, menghampiri hilda yang ternyata masih berbicara lewat telfon.

hilda terkejut saat melihat hanji berlari ke arahnya dengan matanya yang berkaca-kaca. hanji meminta untuk segera menelfon ambulan karena ternyata mike masih bernafas.

di dalam gedung kesenian, erwin yang masih berada di samping mike masih memeriksa sahabatnya dan menemukan sesuatu.

ambulan datang dan langsung membawa mike yang masih belum sadarkan diri. levi dan hanji memutuskan untuk ikut bersama nanaba, menemani mike ke rumah sakit.

hanya tersisa erwin dan hilda di dalam ruangan itu. erwin duduk bersender pada dinding ruangan dan mengacak-acak surai pirangnya. dari sudut ruangan yang lain, hilda dapat mendengar erwin menghela nafasnya.

ia melangkahkan kaki dengan hati-hati, menghampiri erwin yang terduduk lemas setelah kejadian yang ia alami hari ini.

"jadi, gimana?" tanya hilda setelah menyenderkan punggungnya pada tembok meskipun ia tidak ikut duduk di samping erwin.

"hm?"

erwin menoleh ke sampingnya dan melihat wajah hilda yang terlihat sangat tenang. gadis itu selalu terlihat tenang di situasi apa pun, sama seperti di kehidupan sebelumnya.

hilda melihat erwin yang kini mendongak keatas. wajahnya yang pucat kini terlihat sangat lelah dan hilda merasa kesal setiap kali ia melihat erwin mengukir ekspresi tersebut pada wajahnya.

"sori, tenangin diri aja dulu." hilda yang juga merasa bersalah karena tidak memikirkan perasaan erwin yang mungkin masih terguncang pun memalingkan wajahnya.

"pelipis kiri mike terluka, darah yang keluar lumayan banyak tapi kayaknya udah mengering. di sekitar mulut mike juga ada serbuk putih, kalau nggak salah, di hidung juga ada sedikit serbuknya. bekas tali di leher mike juga cuma di sisi kanannya."

hilda membayangkan kondisi mike sesuai dengan informasi yang diberikan oleh erwin. ia bisa membayangkan apa yang sebenarnya terjadi pada mike dan peluang apa saja yang akan terjadi jika mereka salah mengambil langkah.

"kita beruntung mike nggak gantungin dirinya pas dibagian saluran pernafasannya."

"bukan," hilda membantah kalimat erwin. ia berjalan mendekati kursi yang merupakan pijakan mike tadi dan berdiri di atasnya setelah melepaskan sepatu.

"dia sengaja nggak nyenderin lehernya pas di saluran pernafasannya. dia sendiri udah ngerencanain kalo pas kita masuk ke ruangan ini, kursi ini baru akan jatuh dan saat itu dia bakal sepenuhnya tergantung tanpa pijakan."

hilda turun dari kursi tersebut dan berjalan menuju pintu. di gagang pintu tersebut terikat sebuah tali yang terhubung dengan kaki kursi. hilda menunjuk tali tersebut tanpa menyentuhnya agar erwin jeli melihat tempat kejadian.

"kalau kita masuk lewat pintu ini, talinya bakal ketarik dan kursi bakalan jatuh, nggak ada pijakan lagi buat mike dan dia akan sepenuhnya tergantung. di skenario itu, lo sama levi tetap nyelamatin mike dan itu yang mungkin diinginkan dia, sekarat dan masuk ke kondisi kritis, tapi nggak mati."

semua ucapan hilda masuk di akal. erwin beranjak dari duduknya dan ikut mengamati ruangan tersebut. pikirannya yang mulai tenang pun kembali bekerja layaknya sebuah mesin. petunjuk yang ia dapatkan tadi tidak akan terbuang sia-sia hanya karena erwin tidak berpikir secara jernih.

"erwin, sekarang temen-temen lo butuh otak encer itu buat berpikir."

hilda tahu erwin adalah seorang laki-laki yang cerdas dan mampu membaca situasi dengan cepat.

sonder 2 || levixhanji erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang