dua puluh

253 42 8
                                    

Beberapa hari kemudian

Levi yang bosan karena banyak sahabatnya yang sibuk dengan kegiatan organisasi mereka hanya memejamkan mata dan berisitirahat di kelasnya yang sepi. Erwin, hanji, dan mike adalah anggota osis begitu pula nanaba.

Kecelakaan Eld disengaja.

Di parkiran motor ada genangan oli.

Pipa oli motor Eld sengaja dipotong.

Levi sangat ingin memeriksa secara langsung tempat-tempat tersebut dan segera menemukan orang yang sengaja melakukannya. Tapi ia teringat oleh perintah Erwin untuk tidak bertindak gegabah dan menimbulkan kekacauan.

Setelah beberapa menit berpikir penuh dengan keraguan, levi memutuskan untuk ke parkiran motor, berharap ia sendiri tidak melakukan sesuatu yang bodoh.

Sekolahnya yang besar itu memiliki parkiran motor yang luas dan teduh karena ada beberapa pohon besar yang melindungi motor siswa dari panasnya sinar matahari. Terdapat sebuah gudang disana. Gudang itu tidak besar dan jarang sekali terurus karena hanya peralatan untuk memperbaiki motor lah yang tersimpan.

Telinganya menangkap suara berisik dari gudang dan ia segera menuju ke gudang tersebut. Levi tidak bisa melihat wajah orang tersebut karena ia membelakanginya. Perempuan itu mengenakan rok dan kemeja putih yang dibalut oleh rompi rajut yang merupakan seragam sekolah.

Tapi levi mampu menebak siapa sosok yang mengenakan kemeja berlengan panjang di cuaca yang panas ini.

"hil, lo ngapain?"

Hilda yang terkejut saat namanya tiba-tiba disebut tidak sengaja menatapkan kepalanya dengan meja diatasnya.

"gue kira setan, ternyata iblis."

"gue kira ada kunti di gudang ini, ternyata anjing."

Merasa kesal karena hilda, levi sempat melupakan tujuan utamanya ke gudang dan berdebat dengan hilda selama beberapa menit.

Levi yang penasaran dengan apa yang hilda lakukan di gudang pun akhirnya memutuskan untuk bertanya.

Di tangannya, ia menunjukkan sebuah gergaji kecil dan ingin memberikannya kepada levi. Namun saat hilda ingin menjelaskan lebih lanjut, levi merasakan punggungnya seperti diawasi oleh sesuatu. Levi mengingat kalimat Erwin untuk tidak bertindak ceroboh dan meminta untuk dijelaskan di luar ruangan.

Tidak mungkin mereka membawa sebuah gergaji keluar dari gudang dan membiarkan gergaji tersebut diperlihatkan oleh siswa lain. Karena itu, mereka memutuskan hanya memotret benda tajam tersebut.

Saat keluar dari gudang, levi dan hilda berpapasan dengan beberapa siswa yang memakai dasi hijau yang merupakan penanda bahwa mereka adalah siswa kelas sepuluh.

"ngapain itu rame amat?" tanya hilda saat melihat adik kelasnya yang panik dengan buku tulis di tangan mereka.

"anak osis kelas 10. Sama panitia mereka dikasih tugas makanya heboh."

Levi merasakan udara yang tidak enak saat melewati sekumpulan siswa-siswa tersebut.

Di sudut kantin yang tidak ramai akan siswa lain, levi membeli segelas teh hitam dan menagih penjelasan dari hilda.

"gergajinya terlalu bersih sedangkan peralatan lain berdebu semua. Kalau gudang itu emang barusan dibersihin sama petugas kebersihan, nggak mungkin mereka cuma bersihin satu alat doang." Ucap hilda sambil menunjukkan foto yang ia ambil tadi.

"pelakunya motong pipa rem pake gergaji? Ribet banget. Bukannya ada alat khusus buat motong pipa rem?"

"emang ada, tapi alatnya ada di dalam kotak perkakas yang ditaruh di atas lemari sedangkan gergaji ini digantung di dinding gudang."

"ada kemungkinan si pelaku nggak punya waktu banyak buat nyari pipe cutter nya, dia panik dan langsung ngambil apa yang ada di depan matanya."

Erwin tiba-tiba duduk di samping hilda. Wajahnya yang penuh keringat dan memerah karena panas kini sangat dekat dengan wajah gadis disampingnya, membuat levi berdeham keras agar sahabatnya segera sadar dengan situasi di sekitar mereka.

"hanji dimana, win?"

"masih sibuk dimintain tanda tangan sama anak kelas 10."

Hilda diam-diam menggeser gelasnya yang berisikan jus untuk diminum oleh Erwin yang tampak kehausan. Sadar dengan perlakuan baik hilda meskipun tidak secara terang-terangan, Erwin meminumnya dan tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih ke hilda yang berpura-pura memainkan ponselnya. Tingkah kedua sahabatnya ini membuatnya gemas dan iri, levi hanya bisa menggerutu kesal karena seharian ini ia belum bertemu dengan hanji.

"lanjut. Meskipun pelakunya tau dia nggak punya waktu yang banyak, dia tetap nekat buat ngejalanin rencananya dan karena waktunya yang singkat, bakal susah juga buat periksa alibinya." Erwin melanjutkan penjelasannya setelah meneguk jus manga yang dingin dan segar.

"gimana? Mau tanya satu-satu seisi sekolah? 35 kali 7 kali 3, 375."

Sama seperti di kehidupan sebelumnya, levi bukanlah bagian dari divisi yang memikirkan strategi, ia hanya akan diam mendengarkan komandan dan sekretarisnya berdiskusi. Tugasnya hanya melaksanakan rencana mereka.

"nggak perlu, cukup tanya siswa yang ngelaksanain ldks pramuka, ldks paskib, sama sertijab futsal aja."

"ha? klub gue juga?"

"iya, karena kalian di sekolah sebelum kejadian, ada kemungkinan-"

Levi tiba-tiba memukul meja kantin yang terbuat dari kayu. Suara yang dihasilkan cukup keras untuk menarik seluruh perhatian orang-orang yang berada di kantin.

"nggak mungkin ada satu pun dari mereka yang mau nyelakain eld, teman mereka sendiri!"

"tapi, fai-"

"tanya aja anak-anak paskib sama pramuka lo, anggota gue gak mungkin ngelakuin hal kayak gitu."

Levi tidak mendengarkan Erwin dan berjalan begitu saja. Levi sendiri tidak tahu kenapa ia bertindak seperti itu. Entah karena ia tidak ingin mendengarkan kebenarannya atau ia sangat percaya dengan teman-temannya, levi tidak tahu. Levi hanya tidak ingin merasakan sebuah pengkhianatan lagi.

Erwin dipanggil oleh anggota osis lainnya untuk segera berkumpul, meninggalkan hilda yang masih dipenuhi dengan rasa penasaran yang tidak pernah terjawab sejak pertama kali bertemu dengan teman-temannya di sekolah barunya ini.

Hilda merasakannya. Baik itu Erwin maupun levi, mereka berdua sangat mengenalnya, mungkin terlalu mengenalnya seolah-olah mereka pernah bertemu sebelumnya. Tapi ia tidak ingat jika mereka sungguh pernah bertemu sebelumnya dan Erwin selalu berusaha untuk menghindari pertanyaan tersebut.

Sama halnya dengan hanji, namun hanji berada di sisi koin yang lain. Hilda merasa bahwa hanji bisa membaca pikirannya, seolah-olah hanji tahu apa saja yang akan ia lakukan, terutama saat kejadian beberapa waktu yang lalu. Akan sangat aneh jika hanji berada di parkiran motor tanpa sengaja dan hilda tahu hanji mengetahui sesuatu.

Banyak hal yang terjadi, tapi semua hal tersebut sangat sulit untuk dijelaskan. Begitu pula dengan kejadian esok lusa. Mereka yang masih mencari jawaban atas pertanyaan yang belum terjawab kembali mempertanyakan pertanyaan rumit.

tbc

mau update seminggu sekali mulai hari ini atau update tiap hari tapi nunggu author lulus? harus jawab!😛

sonder 2 || levixhanji erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang