sembilan

304 44 4
                                    

"kok lo nggak bilang ke gue kalo mau keluar malem?!"

"lah?! ngapain gue bilang-bilang?! gue bukan anak kecil lagi, fai!"

"masalahnya lo nanti pulang sendirian, sama gowes lagi! iya kalo moblit yang jemput!"

setelah perdebatan yang panjang antara levi dan hanji, mereka berdua akhirnya menjadi lebih tenang setelah erwin mencoba menenangkan kedua sahabatnya.

levi tidak henti-hentinya bertanya kepada hanji kenapa perempuan tersebut ke kafe sendirian di malam hari, sedangkan erwin melanjutkan diskusinya bersama zeke dan pieck.

"gue cuma mau liat hilda."

"ndi areke?"

hanji mengulurkan jarinya, menunjuk ke arah panggung kecil. mereka dapat melihat sosok perempuan dengan wajah yang tertutupi oleh topi hitamnya sedang memainkn gitar sambil bernyanyi.

erwin yang sebelumnya tidak menyadari siapa pemilik suara indah tersebut terkejut saat matanya bertemu dengan sepasang iris berwarna hijau dan biru milik hilda.

seolah-olah seperti sebuah film lama yang terputar kembali, erwin masih ingat dengan jelas pertemuan mereka malam itu. ditengah gelapnya malam, dengan cahaya lilin yang menerangi seisi koridor, dia bisa melihat warna yang indah pada mata sang gadis. mata tersebut tidak hanya memiliki warna yang cantik, melainkan juga cahaya yang bersinar terang yang dapat memberikan cahaya kepada siapapun yang melihatnya.

namun cahaya tersebut kini meredup. erwin tidak dapat melihat cahaya yang ia rindukan pada mata perempuan yang sangat dicintainya.

"if happy ever after did exist, i would still be holding you like this."

levi masih ingat saat hanji mengajaknya untuk kabur dari dunia yang kejam, meninggalkan tanggung jawab mereka dan pergi menemui kehidupan yang tenang. tapi tentu saja hal itu hanyalah candaan yang terlontar dari bibir hanji, mereka tidak bisa kabur begitu saja.

dan di kehidupan mereka yang sekarang, levi berharap agar dia, hanji, dan teman-temannya bisa hidup bersama dengan canda tawa. levi hanya bisa berharap agar ia tidak kehilangan hanji lagi dan mendengar canda tawanya seperti dulu lagi.

"gue kesini mau liat hilda nyanyi, berangkat juga bareng dia tadi, gue nggak sendirian."

hanji akhirnya menjawab pertanyaan levi dan erwin meskipun sangat terlambat dan levi pun akhirnya melanjutkan ocehannya, sedangkan erwin masih terpaku pada sosok hilda yang sedang bernyanyi dan memainkan gitarnya.

5 jam yang lalu

setelah bel sebagai penanda bahwa jam sekolah telah selesai berbunyi, hanji menghampiri hilda yang sedang membereskan barang-barangnya.

hanji teringat dengan tugas yang diberikan oleh salah satu gurunya untuk membentuk kelompok yang beranggotakan dua orang. tanpa ada rasa ragu dalam dirinya, hanji langsung mengajak hilda untuk membentuk kelompok bersamanya.

"hil, kerjain fisika hari ini mau nggak?"

"hari ini? langsung?"

"iya, mumpung gue nggak ada kegiatan osis."

"oke oke aja, sih. tapi nggak bisa sampe malem, nggak apa?"

hanji menganggukkan kepalanya dengan riang dan langsung menyalakan ponselnya, meminta izin kepada orang tuanya agar mereka memperbolehkan hanji untuk pulang terlambat karena harus mengerjakan tugas.

kamar tidur hilda yang minimalis dipenuhi oleh instrumen musik, membuat hanji terkagum-kagum dan langsung mendekati gitar dengan tulisan gibson pada bagian headstock-nya.

sonder 2 || levixhanji erwinxocTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang