Andai aku bisa

18 3 1
                                    

Hari-hari kini terasa lebih mendung. Hujan mulai membasahi pohon-pohon dihutan, menimbulkan bencana Alam di Provinsi timur Indonesia.

Dimas, nama itu kini terus membayangi gadis cantik berambut ikal berwarna dark grey. Dika, laki-laki itu pun menghilang. Entah apa yang dibicarakan oleh papanya, jelas itu menjadi rahasia mereka bertiga.

Caca membuka laptopnya, mencari beberapa kegiatan yang bisa ia lakukan di akhir pekan nanti.

'Nanti, kalau kamu butuh seseorang untuk menghabiskan waktu. Aku mau jadi orang pertama yang kamu pikirkan' Kalimat Dimas yang tiba-tiba muncul di kepalanya. Ia berencana membuka hati yang lebih luas lagi untuk Dimas.

Satu e-mail masuk ke inbox mail melalui ponselnya.

Mulutnya terbuka sedikit, ia menelan ludahnya sendiri juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulutnya terbuka sedikit, ia menelan ludahnya sendiri juga.

"Hah?"

Tiba-tiba hapenya berdering, dengan nomor asing yang masuk.

"Dim? Tiba-tiba bangettt sihhh" saut caca yang langsung menebak itu Dimas

"Ini Dika Ca" Matanya membelak. Dan sayup-sayup terdengar dari bibirnya sendiri "Akhirnya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SISA HUJAN SORE ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang