Permintaan Dimas

30 3 0
                                    

Dimas menghampiri Caca dan ayahnya. Memegang pundak Caca sambil mengelusnya pelan. Ia memegang tangan Dimas yang ada di pundaknya, sambil menundukkan kepala. 

"Ajak Caca pulang ke rumah. Om mau ke Dika"

"Paaaa.." kata Caca meminta

"Papa nggak ajak ribut Dika. Biarin ini jadi urusan laki-laki. Dimas, bawa Caca pulang"

"Iya om" Dika merangkul Caca "Ayo Ca pulang" 

Caca mengikuti langkah Dimas. Dimas membukakan pintu mobil untuk Caca, jalan terlihat lebih tidak bising ketika mereka akan pulang. Hal ini benar-benar membuat Dimas ingin sekali memecahkan suasana kosong dimobilnya. 

"Eeemmm" Caca dan Dimas sama-sama ingin membuka obrolan dan membuat mereka saling bertabrakan

"Kamu duluan" kata Caca 

"Apa sih Ca yang Dika punya dan aku nggak punya?" tanya Dimas sambil melihat spion mobil sebelah kanannya. 

Caca menoleh pelan ke arah Dimas, melihat laki-laki tampan disamping-nya. matanya berkedip berkali-kali, Tapi Dimas masih saja tidak berani membalas tatapan perempuan disamping kirinya ini. 

"Sebenarnya kamu lebih baik daripada Dika,. Tapi aku juga nggak tau kenapa aku nggak bisa berhentiin perasaan ini Mas"

"Berkali aku bilang, aku nggak tau bisa berhasil atau nggak bikin kamu ngelupain dia. tapi ijinin aku untuk masuk dicelah kecil hatimu. sekali aja, ijinin aku berusaha dan terima perjuanganku Ca.." kata Dimas sambil menoleh "Aku janji, kamu bakal jadi perempuan terakhir dan paling bahagia, duduk aja dirumah, lakuin sesukamu, pakai semua duit yang aku punya, semua itu punya kamu. Aku nggak akan sekalipun juga biarin kamu ngerasa sepi, apalagi nangis kaya yang Dika lakuin" terangnya. Jelas, amat jelas.

Caca memegang tangan Dimas, hangat dengan perasaan bersalah. 

"Yaa?" lanjut Dimas yang membalik posisi punggung tangan Caca dibawah telapak tangannya. 

SISA HUJAN SORE ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang