Dika, Ini Caca

798 25 3
                                    

Dika membelakangi pintu kamarnya, melihat jendela besarnya yang mampu menerobos derasnya hujan. Membasahi kaca beningnya, dan sesekali menjatuhkan lagi tetesannya. Tidak sungkan bahkan ia membuat kacanya membeku. Begitulah hujan. Dia dingin, sama seperti perempuannya. Mungkin benar, dia bukan perempuan paling cantik yang pernah dika temui, kalaupun Dika mau, dia bisa mencari yang jauh lebih cantik. Namun sayang, dia tidak bisa terus berlayar. Dia harus berlabuh pada satu tempat terbaik dalam hidupnya. Perempuan yang membuatnya luluh, dan perempuan yang menerima hatinya sungguh sungguh.

Dika, ini Caca.

Satu pesan line masuk ke ponsel Dika, dan Dika langsung lompat kegirangan berdiri dan segera memencet tombol telpon di hapenya.

'Iya kenapa Ca?'
'siapa yang nyuruh kamu nelfon?'
'nggak ada, memang kenapa?'
'kalau aku lagi nggak mau ngomong gimana?'

Dika tertawa kecil sambil duduk dikasurnya,

'ya aku bikin mau ngomong' jawabnya menggoda.

'ih' Caca berdecik yang masih terdengar.

'kangen?' sambung Dika
'nggak'
'nggak salah lagi?' rayunya.
'Beneran nggak' balas Caca di sebrang sana yang mempertahankan harga dirinya.
'terus? Ada apa?'
'ada yang mau aku omongin'
'hubungan kita?'
'iya'
'aku jemput kamu setengah jam lagi, jangan lama lama kalau siap siap. Tapi aku tetep sanggup nunggu kamu' titt.

Sambungannya mati. Dika bergegas, mengambil setelan baju yang pantas dipakai. Merapikan rambutnya, memakai parfum kesukaan Caca. Melingkarkan jam tangan hitam disebelah pergelangan tangan kirinya, Dan membuat Caca jatuh Cinta malam ini. Dijamin. Ia memutar kontak mobilnya dan keluar dari kamarnya.

"maahh Dika keluar lamaa yaa"
"mau kemana?"
"mau pacaran. Jangan dicari, nanti ceweknya yang aku bawa kesini"
"loh memang kenapa kalau kesini?"
"nanti aku bisa mati kalau ayahnya tau"
"Pasti Caca." tebak mamanya.

Dika hanya tertawa dan melambaikan tangannya. Mamanya hanya geleng geleng, Caca masih saja menghubungi anak laki-lakinya. Bukan, bukan karena mamanya tidak sayang, justru itu mamanya ingin memberi Dika pelajaran dan membuat Caca tidak langsung menerima putranya.

Ca, kalau malam ini kamu masih nolak. Jangan salahin aku, kalau aku bisa buat kamu lebih kebingungan kenapa masih terus nolak aku di hari harimu. -Dika-

SISA HUJAN SORE ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang