Keputusanmu. Pengkahiranku.

545 16 0
                                    

Setelah hari itu, Dika paham bahwa sebenernya bahagia bukan hanya dinikmati oleh dirinya. Tapi bahagia juga harus dinikmati oleh Perempuannya, Caca. Perempuan yang sudah lama bersamanya, menaruh janji untuk menghabiskan sisa umurnya, lalu Dika yang juga memutuskan untuk meninggalkannya. Bahagia seperti apa lagi yang ingin Dika buat jika Dika juga yang memulai berkhianat?

Iya, perjuangannya memang belum seberapa untuk bisa disebut orang kedua setelah papa. Tapi perjuangan yang menyiksa, hasilnya pun akan sia sia. Biarlah memberi kesempatan laki-laki lain untuk mencoba membahagiakan perempuan yang sempat ingin diperjuangkan. Lagi pula soal bahagia adalah rasa paling relatif. Bahagia menurut Dika belum tentu bahagia menurut Caca.

"Dear Caca, it's me Dika. Maaf sudah 5 bulan setelah hari itu aku nggak ada kabar, bukan ca. Bukan aku lari dan berhenti berjuang. Aku sadar bahwa bahagia bukan hanya soal aku, bahagia juga soal kamu. Maaf sudah sempat memaksakan kebahagiaan yang ingin aku buat dengan sangat egois. Aku tau, membuka dari awal bersamaku bukan hal yang mudah. Mungkin kamu butuh istirahat untuk diganggu dengan kehadiranku Ca, jadi aku memutuskan untuk berhenti dan memberi kesempatan Dimas untuk membahagiakanmu. Jika dia gagal, mungkin saat itu aku akan datang." sending..

Caca mengambil ponselnya disamping buku yang ia baca di atas meja dan ia pun langsung berkaca-kaca, matanya membendung air mata. Rasa ingin menumpahkan semuanya, atau ingin menampung sementara. Ternyata ia pun juga tidak bisa mengontrol keinginannya. Terlepas dari Dika sudah jadi keputusannya, tapi bersama Dimas bukan jadi satu satunya keputusan akhirnya. Bukan Dimas yang sebenarnya ia inginkan, bukan Dika juga yang diharapkan untuk berjuang. Mungkin Caca hanya ingin sendiri dan menikmati masa sendirinya, tanpa laki-laki yang mencoba berjuang dengan akhir yang tumbang. Atau merayu dengan akhir yang layu.

"Kini aku paham, dan kini aku tau.
Bahwa bahagia inginku
Juga bukan bahagia menurutmu
Berjuang yang kamu maksud
Bukan perjuangan yang ingin aku lihat
Mungkin benar, berpisah satu satunya cara mencari kebahagiaan sendiri sendiri. Terlepas pada akhirnya siapa dulu yang memberi kesempatan untuk mempersilahkan orang baru hadir, itu bukan jadi keputusanmu atau keputusanku. Itu keputusan tuhan untuk memberi sebuah pelajaran bahkan harapan. Terimakasih sudah pernah menjadi pelajaran walau dengan sedikit goresan. Terimakasih untuk tidak memaksa hadir dalam ketidak pastian."
—Caca

Caca hanya menyeka air matanya, menghapus pesan yang baru ia terima dan menggerakkan ibu jarinya ke dalam daftar kontak handphonenya, menghapus contact Dika dan mematikan hapenya.

SISA HUJAN SORE ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang