Dimas, Maafin aku

841 30 0
                                    

Setelah hari itu, aku bingung bahkan aku semakin bingung, apa yang telah diperbuatnya? Mengaduk hatiku menjadi perasaan yang tidak bertiang. Mencampuri urusanku, dan ia mempersilahkanku berfikir tentang imajinasi bajingan. Tidak tahukah kamu, bahwa di dunia ini hanya ada dua tipe laki-laki kalau dia tidak bajingan artinya banci. Dan tidak sadarkah kamu, bahwa kata bajingan tentangmu, telah menjalar liar di otakku sejak lama?

Aku benci.
Aku benci pada diriku yang masih mencintaimu.
Aku benci pada diriku yang masih kebingungan mencari jawab atas sebuah perasaan gantung.
Perasaan yang perlahan menggerogoti hatiku pada kebencian untuk dirimu. Aku benci tapi aku mencintaimu.

"Dim, beli es krim coklat chips yuk" ajakku yang telah ada di dalam mobil Dimas.
"Lagi badmood ya?" Aku mengangguk.
"Karena Aku?"
"Bukan" jawabku singkat sambil menatap lurus ke jalan.
"Dika?" Aku mengangguk.

Dimas diam, jarinya mulai bergerak di setir mobilnya. Tangan kanannya bergerak pada kaca mobil sebelah kanannya dan memegang bibirnya sambil mengelusnya pelan. Dan Caca masih diam.

Dimas membukakan pintu Caca dan mempersilahkan turun. Es krim kesukaannya telah ada di tangannya, ia duduk disamping Dimas.

"Apa arti aku buat kamu Ca?" tanya Dimas.
"Ada Apa?"
"Kok malah balik tanya."
"Nnngg, aku nggak ngerti aja kenapa tiba tiba kamu tanya itu"
"Aku heran.." jawabnya sambil menyorongkan badannya ke arah kiri agar bisa menatap Caca.
"Heran kenapa Dim?"
"Aku sayang sama cewek sampai pada titik aku rella dia sayang sama cowok lain. Aku sayang sama cewek sampai pada titik aku rella jadi senderan dia karena cowok yang dia sayang.." terangnya.

Caca menunduk.

"Aku nggak ngerti, kenapa aku bisa tahan sama perlakuan perempuan ini. Ca, apa se nggak bisa itu aku jadi bagian dari cerita setiap harimu?"

Caca menaruh es nya. Dan menatap Dimas penuh penyesalan.

"I can treat you better than him. I'm promise it. Aku bisa ngelakuin semuanya, aku bisa buat kamu jatuh cinta berulang tiap hari Ca."

Caca menelan ludah. Dan ia memeluk Dimas, erat dan hangat.

"Aku pasrah hidupku akan diatur seperti apa dengan kamu" jelas Dimas dan ia membalas pelukan itu.

Malam itu, Caca sadar. Ia dicintai oleh laki-laki yang lebih baik, tapi ia belum bisa membuatnya kecanduan akan perilakunya. Jika bisa, Caca akan memilih Dimas. Ia habiskan nafasnya dengan Dimas, ia tidak pernah lecet membuatnya Bahagia. Ia tidak pernah lelah membuatnya jatuh cinta setiap hari. Caca tidak tahu telah sampai mana Dimas membuatnya jatuh Cinta. Karena Cinta bukan hanya soal bagaimana caramu jatuh cinta. Tapi bagaimana cinta itu tetap utuh menyihir hari harimu dengannya.

SISA HUJAN SORE ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang