Iya, aku jatuh cinta

886 23 1
                                    

Caca masih saja memperhatikan Dika. Dika juga memperhatikan perempuan yang ternyata masih memperhatikan dirinya.

Tangan Dika mengambil tengkuk leher Caca, wajahnya bergerak lebih dekat lagi namun Caca membuang wajah ke kiri terlebih dahulu. Saat itu Dika paham, bahwaaa..

"Aaa kuuu, (menelan ludah) aku mau bikin teh, kamu mau?" tanya Caca gugup setengah kepalang.

Dika tersenyum kecil di ujung bibir kirinya. Dan mengangguk dengan senyum sempurna. Caca langsung berdiri dan menuju dapur.

God, help me please..

"Gulanya dikit aja ya, soalnya udah ada kamu" kata Dika sambil memperhatikan perempuannya berjalan menuju dapur. Caca masih terus saja berjalan ke dapur dan menyiapkan bahan untuk membuat teh.

***

Aku sadar, hujan selalu mendatangkan cerita denganmu. Entah cerita bahagia atau cerita lara. Jelas setiap cerita itu aku selalu menikmatinya. Dan selalu mencintaimu.

Sore ini aku ingin hujan turun deras
Agar menahan dirinya disini.
Menemani sore sepiku,
Menjadi alasan untuk laki-laki lain menemaniku,
Lalu
Menangkap malam bersama, dan aku ikhlas dia kembali kerumahnya.

LINE ~

line Dika berbunyi, ketika ia pergi ke kamar mandi dan pop up nya muncul dengan nama

Telenovelia P
Aku tnggu jam 8 ya Bi, jngan telat. ❤

"Veli?" kata Caca lirih.

Deg. Begitu kira kira bunyi di dalam hatinya, lalu terus berdetak semakin cepat, tangannya mengambil ponsel itu. Lalu mencoba beberapa password yang dulu pernah Dika gunakan.

Dika kembali dari kamar mandi dan langsung duduk di samping Caca, melihat ponselnya di genggaman tangan Caca, Dika langsung merampasnya.

"kamu ngapain?"
"kamu?"

Belum juga Dika jawab, ia membuka ponselnya dan mendapati notif dari Veli,

"oh, gini Ca aku bisa jelasin sama Veli" jawab Dika langsung menanggapi dengan ceroboh.

"Kenapa langsung ke Veli?"
"itukan alasan kamu pegang ponselku?"
"iya. Itu juga alasanku untuk ngelepas kamu" jawab Caca, dan ia langsung berdiri untuk membuka pintu rumahnya dan membiarkan angin masuk ditemani percikan air dari luar.

Saat itu Caca berfikir, harusnya ia sadar lebih awal. Kebahagiaan tadi adalah awal dibukanya kecewa di dalam hatinya.

"Silahkan, sudah terlalu sore untuk kamu dirumah."
"Tapi Ca.. Tolong denger dulu, aku kesana disuruh mamanya".
"oh udah akrab?"
"ya emang salah?"
"masih tanya?" tanya balik Caca
"terus ciuman yang tadi?" tanya Dika dengan nada sedikit meninggi.

Caca terdiam. Wajahnya datar, Ia mengambil ponsel Dika. Menelpon Dimas dan menyuruhnya datang. Oke ini Gila.

Lima menit lalu, aku ingin Dimas tidak hadir dan Dika tetap disini. Lalu sekarang, aku ingin Dika pergi dan Dimas disini. Hanya sebagai teman. Tidak lebih.

"Dimas mau kesini, kalau kamu nggak segera pergi. Aku bakal lapor Papa"

"Fine. Aku pergi, Dan silahkan bermain dengan fantasi bajinganmu tentang aku." jawab Dika singkat.

Dan Caca menghembuskan nafas besar.

SISA HUJAN SORE ITUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang