Prolog

374 20 2
                                    

Seorang laki-laki membuka sebuah pintu untuk memasuki sebuah kamar kecil yang sudah lama tidak di tempati oleh sang pemilik. Dia berjalan ke arah meja belajar yang terletak di samping ranjang.

Lelaki itu duduk dan tak terasa, satu tetes air matanya jatuh saat melihat sebuah buku yang mungkin sudah terlihat lusuh karena sering digunakan.

Diary Ku.

Tertulis di bagian depan buku itu. Dia memberanikan diri untuk membuka halaman pertama dari buku diary itu.

"Untuk ku, gadis lemah, yang menginginkan semua orang yang ku sayangi bahagia. "

Semakin dia membuka dan membaca halaman-halaman itu, semakin deras air mata yang jatuh membasahi pipinya.

Dan sampailah pada tulisan terakhir.

"Tuhan, Aku lelah. Mereka sudah bertemu dengan bulan nya, bolehkah aku pamit. "

"Tuhan, aku tidak kuat, sakit sekali. Tolong bawa aku pulang. "

Sakit, sungguh sakit hatinya membaca kalimat terakhir itu. Dia membuka halaman selanjutnya dan tidak ada lagi tulisan tangan itu.

"Maafkan aku, Ay. " Isak nya.

Dia menyesalinya, sangat menyesal. Dia menyia-nyiakan matahari yang suka rela memberikan cahaya dengan cuma-cuma. Tapi dia selalu berusaha meredupkan cahaya itu.



Mona Ayyana sabila, Matahari yang selalu bersinar untuk orang disekitarnya, yang perlahan mulai redup karena lelah....


































Heyyyy yaaa selamat membaca🖤

REDUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang