"Pada dasarnya, Matahari pun memumbutuhkan langit untuk bersandar "
-Mona
🖤🖤
Mona masih menahan sakitnya, dia tidak pingsan. Dia berusaha bangkit dan mencoba untuk berdiri. Walaupun masih sempoyongan, Mona berhasil untuk berdiri. Dia berjalan tertatih keluar dari toilet dan kembali ke kantin sebelum Alya menyadari bahwa dia tidak ada.
Mona berjalan tertatih dengan kepalanya yang teramat sangat sakit. Dia menahan air matanya.
Setiap Mona berjalan melewati siswa kelas lain, mona berusaha untuk menampilkan senyum nya. Dia berusaha untuk berjalan normal agar tidak terlihat mencurigakan. Dia terus berjalan menuju kantin secepat yang dia bisa. Dan untungnya saat dia tiba, dia melihat Alya baru saja menyelesaikan pesanannya dan berjalan ke arah meja yang tadi mereka tempati.
Mereka duduk berbarengan.
"Dari mana Mon? " Tanya Alya.
"Dari toilet tadi kebelet pipis. " Jawab Mona berbohong.
Alya hanya mengangguk.
Mereka meminum minuman yang dipesan dengan santai sambil mengobrol. Sakit yang dirasakan Mona perlahan mulai tidak terasa walaupun masih ada sedikit rasa pusing yang terasa. Tapi jauh lebih baik dari sebelumnya.
Jam pelajaran pertama akan dimulai sekitar 10 menit lagi. Mona dan Alya memutuskan untuk tetap tinggal selama 5 menit lagi.
"Mon" Ujar Alya
"Iya Al kenapa? "
"Kamu ga ada pikiran buat nyerah kan? "
Mona sebenarnya tidak pernah ingin membahas soal ini. Dia tidak ingin orang lain tahu betapa tersiksa nya dia.
"Nope." Jawab Mona. Seperti biasa apa yang ada di pikiran nya dan apa yang dia ucapkan selalu berbeda.
"But you tired right? "
"Nope. Aku gak pernah ngerasa kayak gitu kok Al. " Dan kebohongan lain nya.
"Jangan pernah malu buat nunjukin itu Mon. Aku tahu itu sakit, amat sangat menyiksa kamu. "
"Kamu tidak harus terus memikirkan perasaan orang lain. Mungkin kamu pikir aku, keluarga mu tidak tahu soal apa yang kamu rasain itu bisa membuat kita tenang. But nope Mon. "
Mona sangat ingin menangis. Mona sangat ingin berteriak bahwa dia tidak baik-baik saja. Dia sangat membutuhkan pelukan dan mengeluhkan semua yang dia rasakan. Tapi dia tidak ingin terlihat lemah. Jika dia melakukan itu, tidakah akan membuat Mona terlena? Dia yang memiliki penyakit itu, dia yang merasakan sakit. Mona lah yang harus berjuang melawan Leukemia itu.
"I'm okay. Aku bisa menahan nya. " Jawab Mona slalu dan lagi dengan senyuman palsu itu.
Alya menghela nafasnya. Mona nya tidak akan pernah mau menunjukan kelemahannya.
"Yaudah kelas yuk ah. " Ajak Mona.
Mereka pun menyudahi nya untuk kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
REDUP
Random"Tidak semua yang terlihat baik-baik saja itu benar baik-baik saja. " "Sesakit apapun yang aku rasakan, aku akan tetap menjadi matahari untuk mereka. " "Tuhan, Terima kasih... " Tentang seorang gadis bernama Mona Ayyana sabila, gadis yang kuat berju...