Aira membuka pintu kamar hotel dengan segenap rasa semangat di dirinya. Gadis itu segera berlarian menuju salah satu kasur twins di kamar hotel itu dan merebahkan tubuhnya. Menikmati ranjang empuk setelah beberapa jam perjalanan.
Sementara Qilla segera meniliti setiap sudut kamar hotel. Melihat-lihat kamar mandi, walk in closet, hingga pemandangan di luar kamar.
Gadis itu segera mengeluarkan kameranya dan mengambil foto dengan view private swimming pool dan hantaran laut biru yang luas.
Tak lupa dengan handphone-nya, ia mengambil beberapa video singkat untuk di-upload di sosial media miliknya.
Setelah puas dengan beberapa hasil foto dan video yang ia ambil, Qilla melangkahkan kakinya kembali masuk ke kamar.
Bola matanya menangkap tubuh Aira yang terlentang di atas kasur dengan mata terpejam.
"Heh Ra!"
"Lo tidur?" Qilla mendekat dan menepuk-nepuk pipi gadis dihadapannya.
"Baru juga nyampe, udah main tidur aja ni anak." Qilla mengehembuskan nafasnya kasar.
"Istirahat dulu setengah jam." gumam Aira sembari mengambil bantal untuk menutup wajahnya.
***
Malam ini tepat malam kedua Aira berlibur melarikan diri dari kesibukannya di ibu kota.
Beberapa tempat sudah Aira singgahi bersama sahabatnya Qilla. Ternyata berlibur bersama sang sahabat membuatnya melupakan sedikit permasalahan yang ia tinggalkan di ibu kota.
Setelah dinner disalah satu restoran yang cukup terkenal karena view dan masakannya di kota dengan julukan kota pelajar itu, mereka memutuskan untuk kembali ke hotel untuk beristirahat.
Qilla langsung memasuki alam mimpinya setelah gadis itu membersihkan diri. Sementara Aira sudah mencoba untuk menyusul Qilla masuk ke alam mimpinya, namun gadis itu tak kunjung terlelap.
Aira sudah berusaha mencari posisi tidur yang enak, namun gadis dengan kaus putih itu tetap terjaga.
Aira mengambil handphone yang ada di atas nakas, ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Artinya sudah setengah jam ia tak kunjung tertidur.
Gadis itu pun merubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang, dan kaki jenjangnya meraih sandal hotel.
Ia berdiri dan membuka lemari yang ada di walk in closet, mengambil cardigan panjang untuk menutupi kausnya yang bisa dibilang sedikit tipis apabila dipakai keluar apalagi di malam hari.
Setelah berjalan tak jauh dari hotel yang ia tempati, Aira sampai di sebuah teras kaca yang menampilkan hantaran laut tak berujung dari sisinya. Disana tampak sepi, hanya suara deburan ombak yang tak begitu kencang dan juga cahaya dari strip light led di sekitar pagar teras kaca yang menemaninya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.