9

3.5K 500 55
                                    

Aira memarkirkan mobilnya di dalam basement sebuah gedung. Setelah mengunci mobil, gadis dengan baju tunik bermotif floral itu segera berjalan menuju lift yang ada pada basement.

Setelah layar dalam lift menunjukkan lantai 3, Aira keluar dan berjalan menuju ruangannya.

"Pagi, dokter Aira." Beberapa perawat yang sedang berbincang serius pada nurse station, segera berdiri dari tempat mereka duduk dan menyapa Aira. Wajah dari perawat-perawat itu tampak sedikit tegang dan salah tingkah ketika mengetahui dokter siapa yang datang.

"Pagi juga." Aira membalas dengan seulas senyum dibibirnya.

"Lagi seru nih kayaknya, ada apaa?" tanya Aira mendekat pada meja nurse station. Setelah mengabsen dengan sidik jari, Aira segera memosisikan dirinya diantara para perawat disana.

"Eh, em. Anu dok,"

"Anu apa?"

Perawat yang berusaha menjawab tadi, memberi sinyal pada temannya yang lain untuk ikut membantu menjawab.

"Kenapa? Ada apa? Ada berita hot yaaa?" balas Aira yang seketika ikut excited mendengarnya. Gadis itu menaruh tas pada meja nurse station yang cukup tinggi dan mendekatkan telinganya pada para perawat.

"Eh itu dok, ada artikel yang lagi viral."

"Wah tentang apa tuh? Kayak seruu?" Aira yang awalnya sudah siap mendengar, memutar pandangannya pada arah lorong, dimana seorang wanita dengan snelli yang menutupi pakaiannya berlari ke arah Aira.

"AIRAAA!!"

"Erin?"

Wanita yang dipanggil Erin itu langsung mendekat dan Aira dengan tiba-tiba segera memeluk tubuh Erin erat.

"Woiiii kangen bangett!! Lo kapan anjir balik ke Indo??!!"

"Aishh, kenceng banget si lo meluknya. Udah kayak ga ketemu berapa tahun aja!" Erin berusaha menguraikan pelukannya, namun ia kalah telak dengan tenaga Aira yang memeluknya lebih kuat.

"Lah, empat tahun woii lo ninggalin gue sama Qilla!"

"Iya lepas dulu deh, ntar gue cerita, sesek nih gue."

Akhirnya Aira pun mengurai pelukannya dan memasang muka serius untuk menyimak penjelasan dari sang sahabat lamanya.

"Lo belum mulai praktek kan? Ke ruangan aja deh, baru kita cerita."

"Okay." Aira mengangguk setuju dan berbalik kembali menuju meja nurse station untuk mengambil tasnya.

"Sus, nanti aja ya kita ceritanya. Pending dulu." Para perawat pun mengangguk mengiyakan dan Aira segera pamit dari hadapan mereka.

Kedua wanita itu pun berjalan memasuki salah satu ruangan dengan pintu coklat muda yang tertulis 'drg. Aira Elvina Rausalline'

***

"Ya jadi begitu deh, suami gue udah dipindahin lagi ke Indo. Jadi ya, gue ngikut sama Ero anak gue." ucap Erin menyimpulkan akhir dari cerita panjangnya.

"Ihhhh gimana kabar ponakan gue sekarang??"

"Udah makin besar dan aktif banget dia, nanti deh ya gue ajak lo sama Qilla ke rumah." Aira pun mengangguk excited mendengar ajakan dari Erin. Ia sama sekali belum pernah bertemu Aeero secara langsung, karena dulu Erin meninggalkan Indonesia saat ia sedang mengandung Aeero.

"Nah sekarang lo yang utang cerita sama gue!" sahut Erin seraya menyilangkan kedua lengannya dan menempelkan punggung pada kursi.

"Utang apa? Gue gini-gini aj-- Eh, oh.. soal Zidan? Kan gue udah cerita, gue udah ga bareng sama dia dan dia nikah sama selingkuhannya."

Bout TrefeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang