Dua orang pria berjalan dengan tangan kanan yang menarik koper hitam. Mereka berjalan menuju tempat drop-off mobil. Tempat dimana mereka bertemu kembali dengan keluarga ataupun mencari taksi yang akan mengantar mereka pulang setelah bertugas meninggalkan ibu kota tiga hari lamanya.
"Capt, sudah dijemput atau pakai taksi?" tanya salah satu pria kepada pria lain disebelahnya.
"Saya pakai taksi," jawab pria yang dipanggil 'Capt' itu.
"Mau saya bantu carikan, Capt?"
"Ngga usah nggak papa, itu adik kamu sudah datang," tolak pria dengan tulisan 'Arvagara' yang tertulis di id card pada baju seragam miliknya.
"Kamu duluan saja," tambah Arva menegaskan kembali ucapannya.
"Baik Capt, saya duluan ya." Arva mengangguk lalu bersalaman dengan pria yang memakai seragam sama dengannya, bedanya jika di pundak Arva terdapat empat balok, sementara di pundak pria itu terdapat tiga balok.
"Hati-hati di jalan." pesan Arva sebelum rekannya itu pergi.
Setelah itu, ia kembali berjalan dengan tangan kiri yang ia masukkan ke saku celana. Sesudah mendapatkan taksi, Arva menaruh kopernya dan memasuki mobil taksi tersebut.
Kali ini ia sengaja untuk tidak minta dijemput oleh adik perempuan ataupun mamanya yang biasa menjemput.
Ia sengaja ingin memberi kejutan kecil dengan kepulangannya tanpa memberi tahu mereka.Mobil taksi pun berjalan membelah jalanan kota setelah Arva memberi tahu alamatnya.
Sambil diperjalanan, Arva mengambil handphone yang ia taruh di saku. Setelah mengaktifkan handphone, ia beralih ke aplikasi chat dan mencari kontak abangnya.
Me
Bang, Mama sama Kai gak ada rencana kemana-mana kan?Abang Rava
Nggak kok, lo udah balik?Me
Udah, lagi otw ke rumahAbang Rava
Oke, hati-hati di jalanSetengah jam perjalanan menuju rumah sang orang tua, akhirnya Arva sampai di tempat tujuan. Setelah membayar taksi, ia menuruni kopernya dan berjalan masuk ke rumah.
"Siang, Pak," sapa Arva kepada salah satu prajurit yang berjaga di kediaman rumah orang tuanya.
Prajurit tersebut memberi tanda hormatnya yang segera di balas Arva dan segera membuka pagar untuk anak komandannya tersebut.
"Siang, Mas. Tumben pakai taksi?" balas pria dengan seragam loreng dihadapan Arva.
"Iya Pak, sekali-sekali mau ngasih kejutan. Mama sama Kai ada di dalam?"
"Ada, Mas."
"Saya masuk duluan ya." Arva tersenyum tipis dan segera menarik koper kembali untuk masuk ke dalam rumah setelah prajurit tadi membalas ucapannya.
Teng tong!
Arva memencet bel rumah yang ada di sebelah pintu masuk. Tak lama setelah itu, seorang wanita paruh baya yang tampak masih awet muda membuka pintu.
Matanya menyiratkan keterkejutan saat melihat kembali tubuh gagah sang anak setelah tiga hari lamanya ia tak dapat memeluk tubuh itu.
"Arva?" Segera setelah menyadari bahwa sang anak yang berdiri di hadapannya, Sherly memeluk tubuh Arva dengan penuh kerinduan.
Begitu pun Arva yang memeluk sang mama hangat. Selalu saja setelah Arva berpulang tugas, ia mendapatkan pelukan hangat dari mamanya.
"Kok gak ngasih tau mama sih? Kan mama bisa jemput!" ucap Sherly setelah mengurai pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bout Trefeen
Fiksi Umum🌼 Spin off Notre Destin 🌼 "You're like the sky. Unpredictable. It could be cloudy today but the next day it becomes very beautiful."