2. Rain and Who is that?

171 13 31
                                    

                   Happy reading:)

                                ???

Hujan turun lumayan deras hari ini, ketika dimana pagi akan menjelang siang. Padahal pagi tadi benar-benar cerah, matahari bersinar terang tapi tak begitu begitu panas. Cuaca hari ini berubah pesat.

"Eonnie(kakak), aku pulang dulu."

"Eoh? kau sudah mau pulang?" tanya Jisoo.

"Biar aku antar, atau tunggulah sedikit. Di luar sedang hujan," ucap Jisoo yang melihat keluar.
Menyadari betapa derasnya air ini turun dari langit.

"Aku ingin tunggu sebentar lagi tapi, sepertinya hujan ini lama-kelamaan makin deras saja." Manik hitam Rosé memandang keluar. "Dimana eomma? aku ingin pamit dulu padanya," sambungnya yang kini menatap Jisoo.

"Coba kau periksa di dapur."

Rosé berjalan kedapur mencari eommanya yang sebenarnya adalah eomma kandungnya jisoo. Tapi sudah ia anggap sebagai eommanya sendiri.
Selain persahabatan mereka yang begitu erat seperti sedarah, orang tuanya dan juga orang tua jisoo berteman akrab.

"Eomma(ibu)," sapa Rosé lembut ketika ia sudah menemukan wanita yang dia sayangi itu dihadapannya.

..............

Di cuaca yang seperti ini, apiknya menempatkan tubuh di kasur yang empuk lalu diselimuti dengan selimut hangat selembut sutra. Yah, jisoo ingin yang seperti itu dan jangan lupa di saat cuaca hujan seperti ini, sangat mendukung untuk menonton film atau drama horor.

Dan juga camilan jangan dilupakan. Ya, itu adalah kebiasaan yang sering jisoo lakukan ketika langit sedang 'menangis'. Itu adalah kata lain dari hujan yang sering disebutkan oleh anak kecil ketika hujan turun.

Tapi sekarang yang dia lakukan adalah mengemudikan mobilnya mengantar sahabatnya ini pulang dengan selamat sampai ke rumahnya.

"Ya, Eonnie~ yaa."

"Eung?"

"Jika sedang hujan seperti ini, kau pasti sekarang sedang berbaring cantik di kasurmu yang lembut itu dan menonton film horor favoritemu. Dan jangan lupa snak 'super ring' kesukaanmu ouhh ... nyamannya," ucap Rosé.

"Yak!(hei!)" Seru Jisoo membantah, tapi akhirnya tertawa juga.

Entah apa maksud sahabatnya ini, ingin menggodanya atau apa.

"Hati-hati Eonnie mengemudinya jalanan licin," ucap Rosé memperingati.

"Iya, aduh mana hujannya semakin deras. Cuaca jadi tidak cerah. Sulit untuk melihat jalan," gerutu Jisoo.

Ia pun menyalakan lampu Senja mobilnya, agar bisa melihat jalan di cuaca seperti ini.

Iringan musik R&B memenuhi pendengaran kedua gadis cantik ini. Rosé yang menikmati musik sambil melirik jalan dari balik kaca mobil yang basah akibat di guyur hujan ini, terlihat di kaca mobil garis-garis vertikal air hujan yang terpampang.

Dan sering kali ia melempar candaan
dan tertawa, begitu juga dengan jisoo yang selalu menanggapinya tapi tetap fokus menyetir dengan hati-hati mengingat keadaan.

Semuannya baik-baik saja sampai seseorang dengan cepat melintas didepan mobil jisoo, sontak itu membuat jisoo kaget dan mengerem dengan tiba-tiba. Rosé pun begitu, untung saja mereka selalu mengutamakan keamanan dengan memakai sabuk pengaman.

"Apa orang itu gila? lihat, dia melengos pergi begitu saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa," ucap Rosé geram. Ia heran dan kesal menatap punggung orang yang hampir mereka tabrak tadi.

About Relationships -Tamat-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang