My Sexy Boss
By
Kuroyuki Ryu
.
.
.
.
.
Bukan. Wanita itu bukan wanita jalang yang bersama Sam saat di kantor hari itu. Wanita kala itu sangat jauh berbeda dari penampilan si wanita ini yang elegan. Rambut cokelat kemerahan yang diikat tinggi berpadu dengan gaun ungu muda berlengan panjang dan setinggi paha putih mulusnya. Ekspresinya sangat tenang, namun awas di saat bersamaan.
Cih, merusak mataku saja. Lagipula untuk apa aku memandanginya. Tapi, tapi, aku merasa familiar dengan wajahnya.
"Karena Adam tidak memberi kabar ke kantor, aku bawa saja sekalian asistennya." Allan menyela dengan menjawab pertanyaan Sam. Jawabannya tidak terdengar adanya alasan yang bagus. Apa hubungannya dengan Adam tidak memberi kabar dengan membawaku ikut ke rumah sakit? Padahal ia sudah memberitahuku tadi.
Tidak buruk, sih. Aku jadi bisa melihat keadaan bosku secara langsung.
"Oh, kupikir Jessy ingin kembali bertemu denganku." Sam mengerling menatapku, aku nyaris muntah di tempat. Menggelikan sekali melihat tingkahnya dan mengingat saat ia menipuku dengan menjadi sosok si Bos.
"Jangan bermimpi," sahutku cepat.
Sam hanya tertawa menanggapi responku sebelum berpaling kepada Adam yang kembali larut dalam dunianya. Bahkan ia tidak memandang ke arah kami yang datang untuknya.
"Kakak, aku datang bersama dengan Kak Luna." Adam menoleh pada Sam, kemudian pada wanita di samping adiknya itu sesaat. Tidak terlihat tertarik, Adam malah menghela napas tak nyaman.
Ada apa dengan mereka? Jiwa penasaranku mulai bergejolak.
Sam yang tidak mendapatkan sahutan berarti dari sang kakak pun mendengus, kemudian mengangkat lengannya yang dilingkari oleh arloji.
"Ini sudah lewat jadi jam makan siang. Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Aku tahu kalian pasti belum makan siang, bukan?" Semua pasang mata tertuju pada Sam yang sudah terlihat santai kembali. Ia tidak semurung Adam, padahal ibunya tengah kritis di dalam kamar sana.
Oh, atau mungkin ia yang pandai menyembunyikan perasaan?
"Aku setuju. Aku juga tidak mungkin membiarkan Jessy tidak makan siang." Aku melirik cepat ke arah Allan. Jelas saja ia pasti akan setuju dengan acara makan siang bersama ini. Aku yakin ia juga mengenal Sam dan wanita bernama Luna itu.
"Kakak, kau juga harus ikut. Kau belum memakan apapun sejak pagi." Sam kepada Adam. Tidak kusangka ia cukup pengertian dengan kondisi kakaknya sendiri. Kali ini Adam tidak menolak, ia menggumam tak jelas sebagai tanda setuju.
"Kak Luna, kau tidak terburu-buru, bukan?" Sam nampak akrab. Mungkinkah mereka bertiga kakak beradik? Tapi, aku tidak menemukan kesamaan garis wajah di antara mereka.
"Yah, jadwal pemotretan selanjutnya masih empat puluh lima menit lagi."
Jadwal pemotretan, katanya? Jadi, dia seorang model ternyata. Dasar, cara bicaranya itu pasti ingin pamer. Ternyata wanita-wanita yang ada di dekat Adam itu semuanya tukang pamer, sama seperti wanita di restoran minggu lalu. Aku tidak ingat namanya!
"Baiklah, ayo pergi. Ada kafe di dekat gedung rumah sakit ini." Sam seperti menjadi pemandu wisata dadakan, dan kami seperti turis yang mengekorinya untuk menuju ke destinasi selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Boss
RomanceAku melihatnya. Dada bidang dengan punggung yang lebar dibalik jas hitam menawannya. Sepasang manik elangnya yang menatap tajam dan seringai seksi di bibirnya, membuatku bergetar. Gerakan tangannya saat membenarkan dasi di lehernya, aku ingin mengg...