- Suprised -

57.4K 1.1K 102
                                    

My Sexy Boss

By

Kuroyuki Ryu

.

.

.
.

.

Pagiku berjalan dengan mulus, tidak ada gonggongan pagi yang mengusikku seperti kemarin. Wow, aku merasa hebat karena terbangun lebih dulu dari alarm yang kuatur.

Ini adalah hari keduaku bekerja dan aku sudah siap dengan pakaian kantorku. Blouse cokelat dengan rok span hitam.

Aku tidak dapat berhenti mematut diriku di depan cermin sejak dua puluh menit lalu. Oh, Tuhan, aku masih mengingat jelas kejadian kemarin. Aku terus menatap pantulan bibirku, sesekali menyentuhnya dengan ujung jemariku.

Permainan sialan.

Aku jatuh cinta dengan bibirnya. Oh, Adam.

Kembali ke kesadaranku, jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, satu jam lagi pekerjaanku dimulai. Aku merapikan suraiku di beberapa bagian sebelum meraih tas cokelat di atas meja rias dan berjalan menuju pintu keluar.

Seperti kemarin, aku memutuskan untuk menaiki taksi ke kantor. Sebenarnya mobilku baik-baik saja, namun aku hanya malas menggunakannya. Mungkin aku bisa menelpon dad untuk menukarkannya dengan mobil baru.

Tidak perlu menunggu lama sejak menyamankan bokongku di kursi taksi, dua puluh lima menit taksi yang kunaiki sudah tiba di depan kantor yang sudah nampak cukup ramai dari balik kaca. Aku pun melangkah keluar taksi setelah membayar jasanya pada sang supir.

Kedua kakiku melangkah pelan, sesekali teguran sapa orang lain tertangkap dalam gendang telingaku. Mereka bukan menyapaku, tapi menyapa orang yang mereka kenal.

Aku harus mencari teman di sini, begitu pikirku.

"Hai, Jess-sick," suara seseorang membuat kedua kakiku berhenti melangkah. Tidak salah lagi, aku yakin itu suara si pirang sinting.

Ah, siapa namanya? Bahkan aku masih belum ingat.

"Jangan melempar batu padaku di pagi hari," tubuhku berbalik menghadapnya dan kami saling berhadapan tidak jauh dari pintu masuk kantor.

Dasar, perusak pagi.

"Well, aku tidak tahu kalau si monster sekarang takut pada batu," si pirang melipat kedua tangannya di depan dada, kedua matanya menatapku seolah menantang.

Batu! Di mana batu?! Ia harus merasakan bagaimana rasanya jika batu dilemparkan ke kepalanya.

"Dengar, pirang. Enyah dari hadapanku atau kau ingin berada dalam masalah lagi?" jika pada akhirnya aku terpaksa membuatnya masuk ke rumah sakit lagi, aku tidak akan menyesalkan hal itu.

"Ouch, aku jadi takut~" ia melakukan gerakan seperti memeluk dirinya sendiri dengan ekspresi takut dibuat-buatnya.

Jessy, kau sudah dewasa, kau dapat menanganginya tanpa membuat keributan, bisikku pada diriku sendiri.

"Kalau kau berpikir aku akan mengamuk, kau salah besar pirang. Dan...satu hal lagi, siapa namamu? Aku bahkan tidak dapat mengingatnya," kulihat si pirang terkejut mengetahui aku tidak mengingat namanya.

"S-sialann..." ia menggeram pelan, namun aku hanya menatapnya dengan salah satu alis yang terangkat.

"Lucy Mauren. Ingat itu!" ucapnya, jari telunjuk kanannya menunjukku tepat di depan wajah.

My Sexy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang