14 - Hasil

1.6K 136 22
                                    

Aku pastiin di chap" otw ke end lebih banyak scene shiro ma Hinata daripada Scene mereka berempat

E n j o y ! !

●●●●●

Shiro pov

Setelah mengobrol sebentar dengan Shiota. Aku pun memberikan amplop itu, supaya Pa membacanya terlebih dahulu sebelum menuju ke ruangan dokter itu lagi. Tapi dia masih tidak mau membukanya. Disana masih ada Kuroko-san. "Buka saja. Tidak perlu khawatir", ucap Kuroko san sambil memegang bahu Pa.

Pa membuang nafas panjang dan membukanya perlahan. Dia membacanya. Wajahnya-- tidak ekspresinya seperti sangat terkejut dan tidak percaya. Apa? Ada apa?. Ucap batinku.
"Tidak mungkin" kalimat yang Pa ucapkan sedikit bergetar. "Aku... sepertinya aku akan melakukan hal yang sama lagi seperti yang aku lakukan pada Shiro dulu, haha". Dia tertawa renyah merutuki dirinya.

Hah? Aku tidak mengerti... apa maksudnya... melakukan seperti ku dulu? Apa jangan jangan maksudnya... ya kalau pun benar aku sedikit miris dengan calon adikku itu. Kesempatan aku dan Pa hidup bisa dibilang tinggal sedikit jika tuhan memutuskan kami berumur pendek. Tapi setidaknya aku bisa melihatnya sebentar... jika benar Pa hamil lagi. Dasar pak tua itu, sepertinya aku kembali menjadi diriku diumur 8 tahun yang sangat membencinya.

Shiro pov end

●●●●●

Hinata pov

Aku membuka amplop yang berisikan hasil pemeriksaan darahku sekitar 3 jam yang lalu. Aku tidak berani membukanya, aku mempunyai perasaan yang tidak mengenakan. Tapi jika aku tidak membukanya, aku tidak akan tahu itu apa. Tetsuya menyuruhku untuk membukanya dan mengatakan hal yang sama seperti Oikawa eh, maksudku Tooru. Seperti saat aku sedang mengandung Shiro.

Aku membuka kertas itu dan membacanya satu persatu dan dipemeriksaan kehamilannya...
Ya, aku positif hamil lagi. Dan ini adalah kedua kalinya aku merasakan hal yang sama. Dia bersetubuh denganku tanpa dasar cinta. Dia bersetubuh denganku atas dasar hukuman atau nafsu belaka, haha lucu sekali. Bisa bisanya aku seceroboh ini. Melakukan hal yang sama seperti saat itu. Sepertinya aku tidak akan tinggal dirumah itu lagi. Lagi pula Kageyama dan Shina berada di mood yang tidak pernah bagus. Jadi lebih baik aku pergi daripada harus merelakan nyawa janin ini karna pertengkaran sepele. Tapi kemana? Apartementku yang di Miyagi sudah dijual oleh pemiliknya. Sementara di Kyoto sudah ada penyewanya. Setidaknya ada tempat untuk aku dan Shiro tidur, ya itu pun jika Ia mau tinggal bersamaku. Tooru? Tidak aku sudah banyak merepotkannya kali ini aku tidak akan memberitahu kehamilanku padanya. Ya ini salah, tapi ini jalan terbaik menurutku... untuk saat ini.

Jadi, aku harus tinggal dimana?. "Hinata san, ada apa?", tanya Kuroko. "Ah tidak usah seformal itu panggil saja Shoyo. Aku sedang, ada sedikit masalah mungkin". Jawabku dengan sedikit basa basi. "Ahh, begitu ya.. apa kamu bisa cerita? Mungkin aku bisa membantu. Tidak usah segan walau aku baru bertemu kamu hari ini. Aku merasa beruntung bisa bertemu dengan orang sekuat kamu". Aku tersenyum mendengar perkataan Tetsuya, aku pun mulai terpikir bagaimana jika aku tinggal di apartementnya untuk sementara hingga bayi yang sedang berkembang ini lahir. Ya sedikit merepotkannya tapi tidak apa. "Tetsuya kun, kalau tidak keberatan apa aku boleh tinggal diapartementmu? Bersama Shiro mungkin jika dia mau... aku tidak mau teman teman aku mengetahui hal yang sama untuk kedua kalinya. Lagipula jika aku ada dirumah itu yang ada aku jadi stress dan bisa jadi bayi ini lahir sebelum waktunya. Tidak masalah jika harus tidur di sofa, setidaknya Shiro tidur bersama Shiota". Ekspresi mereka bertiga beragam. Shiro yang sedikit terkejut atas pertanyaanku, Shiota yang tersenyum senang karna Shiro akan tinggal bersamanya, dan Tetsuya yang bahagia aku tinggal bersamanya, karna selama ini Ia hanya tinggal berdua dengan anaknya. "Dengan senang hati, aku akan membantu merahasiakan ini juga dari suami mu, Shiota... bantu Papa ya... menyembunyikan ini" ucap Tetsuya kepada anak bersurai biru laut itu. Anak itu mengangguk dengan semangat, "ya! Akan ku pastikan ayah bodoh itu tidak mengetahuinya dan memberi tahu kepada ayah Shiro". Shiota menoleh ke arah Shiro dan Shiropun tersenyum kecil. "Terima kasih Shiota kun".

My Little Angle From A Mistake | Kagehina FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang