23 - Pendonor

1.2K 126 25
                                    

Ahh otak aku mo hancur rasanya ngerjain pts ama praktek"nya. Awalanya aku males lanjutin ini dulu beberapa hari gitu. Tapi pas gua baca komen kalian, aw gua jadi semangat lanjutin lagi:))

Tar gua curhat dibawah ah, sekarang selamat membaca

Enjoy!!

•••••

Sudah 3 bulan sejak mereka mencari referensi pendonor. Tidak ada satupun yang bisa menjadi pendonor. Sementara Kondisi Shiro dan Hinata semakin memburuk.

"Bagaimana? Kita belum menemukan pendonor dengan golongan darah itu dan siapa yang mau mendonorkan hatinya untuk Hinata agar bisa tetap hidup?!" resah Kageyama kepada Akashi saat dikafe.

Tanpa disadari seseorang mendengar pembicaraan mereka berdua, dari masalah mencari pendonor dan rumah sakit yang hinata tempati saat ini. Orang itu langsung menuju rumah sakit Hinata dan Shiro. Sesampainya disana Ia menanyakan beberapa informasi tentang Hinata dan Shiro. Ia pun memutuskan untuk mendonorkan Hati dan Darahnya untuk kedua orang ini dan secara kebetulan atau memang takdir darahnya cocok dengan Shiro. Oranh itu mulai memeriksa darahnya apakah cocok dengan Shiro atau tidak, begitupun organ hatinya yang ingin Ia donorkan pada hinata. Orang itu ada alasan khusus kenapa Ia ingin mendonorkan untuk Hinata dan Shiro.

~~~~~

"Kageyama, aku dengar... Ada yang mau menjadi pendonor hinata?" ucap Yamaguchi. Kageyama menoleh, lalu ia menggeleng pelan. "Ah benarkah? Berarti aku salah dengar mungkin", balasnya lagi, "maksudmu?", tanya Kageyama bingung "aku kemarin menjenguk ibuku yang dirawat dirumah sakit yang sama dengan Hinata dan ada seseorang yang menanyakan tentang Hinata dan Shiro yang membutuhkan pendonor", jelas Yamaguchi. Mata Kageyama membulat, Ia segera berpamitan dengan teman temannya itu dan langsung menuju rumah sakit.

Sesampainya disana, Ia menanyakan tentang orang tersebut yang menanyakan tentang pendonor. Resepsionis rumah sakit mengatakan orang itu sedang melakukan pemeriksaan apakah, darahnya cocok untuk shiro atau tidak.

Kageyama menunggu orang itu didalam ruangan Hinata. Sekitar satu jam menunggu orang itupun datang juga. Dia perempuan yang tidak Kageyama kenal sama sekali. "Hai, Kamu pasti tuan Kageyama bukan?", Kageyama menangguk, "kamu... Serius? M-maksudmu kalau terpak--", orang itu memotong ucapan Kageyama. Dia merasa tidak enak orang tersebut harus mendonorkan darah dan Organ hatinya untuk kedua orang yang dia sayang. "Aku punya alasan kenapa aku mau mendonorkan darah dan Hatiku untuk mereka berdua" jelas orang itu, Kageyama menunduk. "Mari ke kafe didekat rumah sakit ini, kita bicarakan disana", ucap Kageyama dan dibalas senyuman oleh orang itu

Dikafe

Mereka sudah memesan dua minuman, dan sekarang waktunya membuka pembicaraan. "Jadi apa alasanmu mau menjadi pendonor untuk istri dan anak aku?", tanya Kageyama sambil mengaduk kopi panas yang Ia pesan, "Aku berniat bunuh diri awalnya, aku stres, aku lelah dengan kehidupan disekitar aku. Aku di bully oleh teman temanku, keluarga aku terbunuh oleh penjahat saat merampok rumah aku. Ya... awalnya adik aku selamat, tapi aku gagal menolongnya saat Ia juga membutuhkan pendonor. Tapi saat aku berpikir ulang 'jika aku bunuh diri apa aku akan terima oleh kami-sama?', aku pun merubah pikiran untuk cara aku pergi dari dunia ini" jelas orang itu sambil sesekali menyedot es cappucino-nya, Kageyama masih setia mendengar alasan orang itu. "Beberapa temanku dulu pernah bilang, 'seseorang yang bunuh diri tidak akan diterima oleh tuhan', karna hal itu aku merubah jalan bunuh diriku dengan menolong seseorang yang membutuhkan, seperti Hinata san dan shiro kun", lanjutnya lagi, "tapi kenapa kamu bisa tahu Ia membutuhkan pendonor??", Tanua Kageyama bingung, "ah itu, aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan temanmu dikafe saat hari kamis atau jumat itu, dari situ aku coba mencari tahu apa itu benar atau tidak", katanya lagi sambil tersenyum. 'Dia juga harus hidup... Bagaimanapun, hidup dia masih panjang bukan?' "kamu sudah memikirkan semua resikonya??", tanya Kageyama, Ia menjawab dengan anggukan yakin dan tersenyum lagi. Kageyama selesai menghabiskan minumannya. "Baiklah, jika itu mau mu... Aku menerimanya, tapi bagaimana pun kamu juga harus hidup lebih lama, tidak usah perdulikan orang orang yang membully kamu. Jika kamu berubah pikiran itu tidak jadi masalah untuk aku, mungkin memang aku harus mengikhlaskan mereka", kata Kageyama sambil melihat ke arah luar kafe. "Tidak, kamu pasti bisa menolong mereka berdua, aku membantumu tuan", kata orang itu. Kageyama terkekeh pelan, "terima kasih, jangan panggil aku tuan, panggil saja Kageyama. Dan siapa namamu?", orang itu ikut terkekh bersama kageyama, "panggil aku izuna, Kageyama san", Kageyama tersenyum, Ia mengusap kepala Izuna. "Baik, mari pulang...", Izuna tersenyum dan sedikit menundukan badannya untuk berpamitan.

My Little Angle From A Mistake | Kagehina FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang