26 - Siuman

1.1K 97 13
                                    

Setelah kurang lebih 14 jam operasi berjalan. Hinata pun dipindahkan ke ruangannya lagi, sementara Izuna masih melanjutkan operasinya. Karna dia mendapatkan donor hati agar bisa hidup.

(Ya bayangin aj, orang hidup tanpa satu organ penting ditubuhnya. Ya meninggal lah gobs, masi aj ad yg tanya "kan dia bisa hidup tanpa organ", ginjal aj kl cuman satu hidup ga akan lama 🙂). /back to the story/

Hinata mulai membuka matanya perlahan setelah hampir 4 bulan Ia bermain didalam alam mimpinya. Ia masih menyesuaikan cahaya ruangan itu untuk matanya. Hinata mulai menoleh pelan kearah Kageyama, lalu melihat ke ruangannya sendiri. "Tobio... Apa ada yang mendonorkan hati untuk aku?", tanya Hinata. Hinata tahu, jika Ia siuman sudah pasti ada seseorang yang mendonorkan organ itu untuknya. "Ya, dan dia masih kelas 3 SMA" jawab Kageyama pelan, Hinata membulatkan matanya kaget mendengar umur yang disebutkan Kageyama, "kau gila?! Dia masih bersekolah!", balas Hinata. Kageyama pun duduk disebelah bangsalnya Hinata dan mulai menceritakan alasan Izuna ingin mendonorkan organ dan darahnya untuk mereka berdua, keluarganya, serta Kageyama yang ingin mengadopsinya.

"Tobio, anak kita dimana?" tanya Hinata, "Dia bersama Keiji san di kafe, dia sedang tidur..." balas Kageyama, "siapa namanya?", "Hinata Shoto, nama Shoto ku ambil dari nama kecilku dan nama kecilmu" jelas Kageyama, Hinata tersenyum simpul. "Kenapa tidak menggunakan nama belakangmu?", "enak saja, dia masih anakmu ya walau anakku juga sih. Tapi kau belum resmi menjadi istriku", Hinata melihat semburat merah tipis dipipi Kageyama, Ia tertawa kecil melihat aksi Kageyama. "Sebentar ya, aku ingin mengabari mereka dulu", ucap Kageyama, "kamu memberithu mereka?", "ya... Mau bagaimana lagi, aku mencari bantuan dari mana untuk mendapatkan donor hati dan darah itu. Ya awalanya mereka marah, tapi hanya sebentar" jelas Kageyama sambil menscroll layar ponselnya untuk mencari nomor seseorang.

"Ah ya, tobio, aku keluar dari ruang operasi pukul berapa?", Kageyama menoleh, "hm.. Sekitar jam 4 pagi, tapi kau selesai operasi pukul 3 pagi" jelasnya. Hinata hanya mengangguk.

"Halo, Tsukishima. Shoyo sudah siuman, kalian boleh kesini tapi jangan berisik. Bawa Shoto kesini juga", ".....", "uhm, baik aku tidak kemana mana. Aku sedang menunggu operasi Izuna. Seharusnya sudah selesai", "......", "ya, sampai ketemu disini". Kageyama memutuskan panggilannya dengan Tsukishima. Ia hanya dekat dengan Tsukishima, ya dengan Atsumu dan Ushijima juga. Tapi tidak sedekat dengan Tsukishima.

Tidak lama kemudian mereka datang keruangan Hinata. Hinata sudah didudukan di bangsalnya oleh Kageyama. Mereka menuju Hinata dan memeluknya. Akaashi memberikan Shoto kepada Kageyama agar dia menggendongnya. Anak itu hanya melihat bingung ke arah para omega itu. Mereka memberikan ruang agar Hinata bertemu dengan Shoto yang sudah berumur 18 minggu itu. "Ah,, hey Shoto. Ini aku ibumu", Kageyama memberikan Shoto ke Hinata. Hinata mengayunnya pelan sambil mengusap wajahnya. "Ah, semenjak melahirkan mu aku baru melihatmu sekarang, kau sangat tampan tapi lucu juga", Hinata kembali berbincang bincang dengan teman temannya lagi. Ia sambil mengayunkan pelan anaknya yang Ia gendong. Anak itu pelan pelan tertidur. Oikawa menyadari anak itu tertidur. "Ah dia merindukanmu Shoyo, hingga tertidur seperti itu", ucap Oikawa lalu semua beralih melihat kearah Shoto. "Sepertinya iya, lihat jarinya mengenggam tangan Shoyo" lanjut Yachi. Hinata terkekeh, "ya lah, jelas saja. Sejak dia lahir atau membuka mata yang dia lihat hanya Kageyama dan Shina", ucap Hinata.

Tidak lama kemudian empat orang remaja masuk kedalam ruangan Hinata. Ya, mereka adalah dua sepasang kekasih. Shiro sudah dizinkan keluar ruangannya asal tetap membawa selang infusnya. "Aku kira kamu tidak akan selamat" ucap Shiro sambil memeluk Hinata dan mengelus pelan kepala Shoto. "Ah siapa namanya? Aku belum pernah melihat nya", "Shoto, namanya Shoto" balas Shina. Shiro tersenyum kecil, "hai shoto... Ah kau imut sekali" sambil memainkan pipi Shoto pelan. Shiro sudah diberitahu siapa pendonor yang berbaik hati memberikan setengah darahnya untuk Shiro.

Semua sedang asik berbincang bincang, tertawa kecil menghilangkan rasa rindu mereka setelah lama tidak mengobrol bersama Hinata. Shoto tidak mau berpindah tempat dari pangkuan Hinata. Kageyama ingin mengambilnya, tapi saat digendong Ia langsung menangis, jadi Ia mengalah dan membiarkan Shoto bersama Hinata. Ditengah keceriaan itu ponsel kageyama berdering, membuat suasana menjadi mencekam. Karna mereka tahu itu pasti telepon dari pihak rumah sakit. Ia, masih melihat ponselnya dengan tatapan datar tapi sebenernya Ia takut mengangkat itu. Yang lain melihat kearahnya tajam, tapi sebenernya mereka pun takut terjadi hal buruk kepada Izuna.

"Moshi moshi?", "Kageyama san?", "iya saya sendiri", "operasinya berjalan lancar. Tadi detak jantungnya sempat melemah tapi saat dibantu dengan alat, detak jantungnya kembali normal", "ah begitu ya" , kalimat 'begitu ya' membuat satu ruangan berpikir Izuna tidak bisa diselamatkan. Kageyama melirik kearah teman temannya lalu kembali berfokus dengan pembicaraannya diponsel, "Dia sudah dipindahkan ke ruangan, sekarang dia berada diruangan 1125. Sepertinya belum siuman. Tapi operasi sudah selesai sejak 40 menit yang lalu", "baiklah, terima kasih", "sama sama". Tanpa mengucapkan satu katapun setelah telpon itu selesai. Ia langsung berlari keluar menuju ruangan itu. Semua sedikit terkejut dan bingung, "apa yang terjadi?" tanya Atsumu, mereka hanya membalas dengan gelengan pelan.

Kageyama akhirnya sampai diruangan Izuna. Ia langsung membuka pintunya perlahan. Izuna masih belum sadarkan diri. Ia duduk disisi bangsal Izuna dan mengelus lembut rambutnya. "Aku bisa menyelamatkanmu, Izuna, mereka ingin bertemu denganmu... Cepatlah sadar"

~~~~

"Tatapan macam apa itu", tanya Kenma. "Entahlah... Dia menjawabnya juga seperti itu, apa Izuna tidak bisa diselamatkan?", lanjut Shirabu. Rasanya Shina ingin menangis, mendengar para omega alpha itu berpikir Izuna tidak bisa diselamatkan.

Tiba tiba notifikasi ponselnya berbunyi, Kageyama mengirimkan foto Ia bersama Izuna diruangan.

Ayah bodoh

Ayah
*Sent an Image*
Aku berada diruang 1125, maaf ekspresiku seperti itu tadi. Aku berpikir dia tidak selamat.
Dia belum siuman, operasinya selesai sekitar 40 menit yang lalu kata suster
Jika mereka ingin kesini silahkan, tapi dia belum sadar--

Me
Baiklah aku akan kesana...
Tidak apa apa, ku pikir juga begitu
....
Ayah? Ada apa??
Yah??

Kali ini, Shina yang membuat bingung satu ruangan. Shina langsung berlari keluar menuju ruangan yang sedang Kageyama kunjungi sekarang. Ia lupa untuk memberitahu mereka agar mereka tak bingung, Shina kembali lagi keruangan itu sebentar. "Dia selamat, tapi belum siuman. Aku ingin keruangannya, dia ada diruang 1125, sampai jumpa", Ia langsung menutup pintu dan berlari menuju lift untuk kelantai atas. "Izuna belum siuman, lebih baik kita tunggu saja hingga dia siuman", ucap Hinata. "Ya, biarkan mereka berdua dulu saja. Karna untuk saat ini hanya mereka yang mengetahui latar belakang Izuna.

~~~~~
H

ai kawand, maap baru up hari ini. Banyak tugas hehe, terus insom gw kumat lg jd gw tidur cmn 2 jam.

Oh ya btw janlup baca fanfic baru gw, yang barusan gua up! Judulnya "Its Hurt but end well- AtsuOsa". Ya, kalo kalian ga suka incest bisa skip aj. Tapi kl kalian suka/biasa aja ama incest kalian bisa baca, mungkin tertarik hehe

See di hari senin kawand

Karna senin kemaren gw ga up, jd gw up dua chap sekaligus!

Janlu voment, ga maksa, sukarela aja

My Little Angle From A Mistake | Kagehina FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang