24 - Izuna Sang Pendonor

1K 100 3
                                    

Oh aku mo buat incest fanfic ah

Nanti dibaca ya kalo dah up

Sekaran, happy reading, Enjoy!!

~~~~~

"Yo, permisi kalian..." teriak Shina menyapa. "Kau berisik sekali sih?!" ucap Kanae, Shina hanya tertawa pelan. Izuna hanya terdiam saja, dia tidak tahu harus melakukan apa. "Hey, kamu yang ingin mendonorkan darah dan organmu kepada teman kami juga anaknya??" tanya Atsumu, Izuna mengangguk dan tersenyum. "Silahkan duduk, apa kamu boleh menceritakan sedikit tentang hidupmu?? Jika tidak keberatan?kami sudah mendengar percakapanmu dengan Tobio, maaf menganggu privasi kalian berdua" tanya Suga dengan hati hati. "Tidak apa apa kok... Dan tentu saja aku akan menceritakan tentang keluargaku..." jawab Izuna penuh keyakinan. Semua mulai mendekatkan kursi mereka kedekat Izuna untuk mendengar kisah hidupnya

~~~

Izuna pov

Aku, hidup dengan sangat baik. Keluarga aku juga berkecukupan untuk aku dan ketiga adik aku. Aku anak pertama dari empat bersaudara. Aku mempunyai tiga adik. Dua laki laki dan satu perempuan. Saat ini Ibu sedang mengandung bayi lagi dijaninya. Artinya aku akan memiliki adik. Tentu aku sangat senang mengetahui hal itu. "Izu nee san, aku tidak sabar melihat adik kecil" kata adik pertama aku (laki laki), aku tersenyum "ya aku juga.."

Seperti hari hari biasanya, aku menjalani aktifitasku sehari hari, sekolah, belajar, menemani adik adik aku bermain dan membantu ibu. Tapi hal yang aku tidak inginkan bahkan aku harapkan terjadi pada suatu malam. Saat itu, aku masih mengerjakan tugas sekolah pada pukul satu malam. Adik adik aku sudah tidur begitupun orang tua aku. Aku mendengar ada suara dari bawah, aku berpikir itu ibuku yang sedang mengambil minum. Jadi aku abaikan. Tidak lama kemudian aku mendengar pintu kamar ibuku seperti sedang dirusak. Aku langsung keluar kamar dan melihatnya, adik adikku pun ikut terbangun. Saat aku melihat kekamar ibuku, aku melihatnya diikat dan dibekap oleh 4 orang penjahat. Aku berusaha melihat sekeliling. Ada dua orang yang sedang merusak brankas milik ayah dan dua orang sisanya sedang membongkar lemari orangtuaku. Ya, ada 8 orang penjahat. Adik pertama aku berusaha menelpon polisi. Ia berlari ke telepon rumah dilantai bawah untuk menelpon. Tapi naas, kepala adikku ditusuk oleh penjahat. Ia pendarahan dan tewas ditempat. Adik kedua aku (perempuan) berusaha melindungi adikku yang paling kecil. Seketika saja, dia berteriak meminta tolong. Ya, jika dilihat dengan waktu, ini adalah waktu orang tidur. Adikku berteriak, baru saja Ia berteriak kata "tolong" satu kali. Penjahat itu menusuk perut adikku yang terakhir. Aku langsung menarik adik perempuan aku, setelah melihat ibu memberi tanda kepadaku agar keluar dari rumah. Adik perempuanku menolak, tapi aku meyakinkan dia agar mau keluar, kita pun keluar rumah. Salah satu penjahat berlari mengejar kita. Penjahat itu berpikir bahwa aku akan melaporkan hal ini kepada polisi. Adikku berlari sambil berteriak "tolong keluarga kami", salah satu tetangga keluar dan melihat kami dikejar dengan penjahat. Ia pun langsung menangkap penjahat itu dan menelpon polisi.

Sekitar 15 menit menunggu, polisi datang ke lokasi. 4 orang yang menahan orangtuaku dan membunuh adikku tewas ditempat itu, saat aku kembali kerumah. Orang tua aku pun sudah tidak bernyawa lagi. Mereka semua tewas disitu. Adik perempuanku menangis meraung, aku tidak menangis. Aku sedih, aku juga ingin menangis tapi menurutku menangis tidak membuat mereka bangkit atau hidup lagi.

Sejak hari itu, beberapa tetangga memberikan donasi kepada kita, mereka menawarkan diri agar kami tinggal dirumah mereka. Tapi aku dan adikku menolak, aku memilih untuk tinggal di apartement kecil saja. Waktu mulai berganti. Kejadian pencurian sekaligus pembunuhan dirumah aku saat aku berumur 15 tahun. Aku memulai hidup baru, mencari pekerjaan sampingan juga agar bisa meneruskan hidup. Kemudian, suatu hari. Pada saat umurku 16 tahun, ya.. Saat aku bangun tidur dihari sabtu pagi. Badan adikku sangat panas dan pucat, aku langsung membawanya kerumah sakit.

Dokter yang memeriksanya menarik nafas panjang, apalagi ini? Apa aku akan ditinggalkan sendiri?? Dokter itu menuju ke arah aku, "dia butuh pendonor" aku terkejut. Aku mulai mencari pendonor dengan golongan darah O. Tapi tak kunjung menemukannya, dan saat aku kembali kerumah sakit. Para perawat menutupnya dengan selimut. Dan mengatakan bahwa adikku sudah pergi beberapa jam yang lalu. Aku merasa sangat bersalah, tidak bisa menjadi kakak yang baik untuk menjaganya.

Dan untuk kedua kalinya aku berdiri didepan makam, makam mereka berlima. Aku meninggalkan tempat itu perlahan, entahlah. Sejak mereka pergi meninggalkanku, satu persatu masalah datang kepadaku. Dikelas teman teman memanggilku pembunuh karna membunuh sebagian besar keluargaku. Padahal kenyataannya, malam itu keluargaku sedang dirampok. Setiap aku datang kesekolah salah satu squad laki laki selalu menahanku sebelum aku memberikan uang aku pada mereka. Jika aku tidak memberikan uang aku, aku akan dihukum. Itu terjadi berupang kali hingga saat ini, aku kelas 3 SMA.

Aku mulai, melawan squad laki laki itu untuk tidak memberikan uang saku ku, tapi yang aku dapatkan adalah ditarik kedepan sebuah kedai dengan pohon besar. Setiap kali aku tidak mau memberikan uang saku aku pada mereka. Mereka akan merusak baju seragam aku, mengambil paksa tas aku, merogoh paksa sakuku. Setelah mereka  berhasil mengambil uang sakuku, mereka meninggalkanku begitu saja didepan kedai milik Osamu san. Aku sering mendengar nama itu. Dia pun sering melihat aku diperlakukan dengan buruk oleh mereka. Tapi osamu san hanya terdiam, dia seperti ingin menolong tapi takut terkena masalahku juga. Ya... Aku dibully dan dijauhi oleh teman temanku karna mereka mengira aku membunuh keluargaku padahal kenyataannya keluargaku sedang dicuri oleh para penjahat hingga tewas.

Pov Izuna end

~~~

"Aku, tidak mengira, ceritanya hingga seburuk itu.." kata Shirabu datar. "J-jadi.. I-ibumu, masih mengandung??" tanya Kenma. Izuna mengangguk. Mereka sedih dengan cerita keluarga Izuna. "Adik perempuanku persis seperti Shina, jadi tadi aku sempat teringat kepadanya hehe" ucap Izuna. "Aku jadi ingin punya saudara perempuan ayah" balas Shina. Kageyama melihat kearah Shina lalu beralih kearah teman temannya seolah memberikan tanda satu sama lain. Mereka langsung mengambil ponsel dan laptop mereka masing masing.

(Sebelum lanjut, jadi si Izuna kelas 3, sementara Shiro ama Shina masih kelas 2, seharusnya Shiro ama Izuna seumuran, you know kan kenapa? Scroll lagi aja kl gatau. Makany kl baca jan diskip")

"Kamu hebat Izu, berhasil melewati itu semua sendiri. Jika aku jadi kamu, aku langsung memilih lompat dari sebuah jembatan atau gedung, sementara kamu memikirkan ulang soal bunuh dirimu" kagum Akaashi. "Hehe, ya orang lihat begitu. Tapi menurutku lumayan berat" balas Izuna. "Jika aku jadi dia, melihat kejadian dirumahnya, mungkin aku hanya bisa menangis hingga penjahat itu membunuhku juga mungkin" balas Tendou untuk mencairkan suasana yang dingin karna cerita Izuna.

~~~~~

Jadi fanfic ini dah selesai sebenernya tp masi diprivat semua. Ga si, kurang 3 part lagi baru bisa dibilang end.

Jadi skripnya dah aku buat semua,tinggal revisi trs up deh hehe. Jadi aku bisa lanjut Yamayachi sebelah yang digantung wkwk

Janlup baca yaw!!

Makasi dan janlup voment! Sukarela aja kok!

My Little Angle From A Mistake | Kagehina FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang