"Udah siap?"
"Kuyy!" Aleta membuat gerakan seperti Superman.
Semangat banget nih yang mau date.
"Pegangan yang erat, Ta." Daffin menyalakan motornya.
"Oghey."
Mereka tertawa ceria.
.....
"Mulai ada peningkatan nih. Kerja bagus, La." Arzan bertepuk tangan atas kerasnya latihan Shella. Dia sudah lebih lancar memainkan kedua tangannya di atas tuts piano.
"Beneran?" tanya Shella dengan mata berbinar.
'Indah sekali walau cuma satu cahaya yang bisa aku lihat.'
"Arzan?" Shella melambaikan tangannya di depan wajah Arzan dengan tatapan mata innocentnya.
"Y-ya? Ah iya beneran, La." Arzan mengusak rambut Shella sambil tersenyum manis.
Damagenya🤧
Shella cuma bisa membeku diam.
Arzan tertawa kecil melihat ekspresi Shella yang gemes banget. Tolong lah ini hati dia udah ga kuat ngelihat kegemoyan Shella.
Shella akhirnya sadar lagi dengan mengerjakan matanya 3 kali.
"Ahh makin semangat latihannya." Shella mengepalkan kedua tangannya.
Semoga dad sama mom nya bangga sama dia.
Entahlah.
"Bagus! Kamu latihan lagi, aku mau ke bawah dulu ya." Arzan meninggalkan Shella di studio sendirian.
Sedikit creepy sih karena sepi, cuma ada dia, Arzan sama tante Mila -mom Arzan- yang lagi ada di kamarnya.
Shella fokus lagi buat latihan. Dia pengen banget buat orang tuanya bangga walaupun hanya sesaat mungkin.
Peringkat di sekolah pun hanya sekali dipuji.
Kenapa dunia begitu kejam? Shella sudah berbeda ditambah beban banyak pula.
"La, mau masak bareng?"
.....
"Nah itu rencana gua nanti, pokonya kalian berdua harus bantuin gua gamau tau." Arzan menatap lurus kedua sahabatnya.
"Males gua, usaha sendiri sana." Keenan mulai berdiri.
"Eh tunggu dulu woy. Please lah bantuin gua sekali aja." Arzan mengedipkan matanya 3 kali dengan tatapan lucu.
Daffin sama Keenan mau muntah liatnya.
"Iya iya." jawas Keenan asal.
Daffin hanya tertawa kecil melihat interaksi kedua temen anehnya itu.
"Nah rapat selesai, kuy makan siang." Arzan langsung menarik dua tiang itu ke kantin.
Sebenernya dia udah ga sabar ngeliat Shella sih heuheu mon maaf lagi bucin Shella.
"Aleta!" Daffin melambaikan tangannya sambil tersenyum senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Eyes [Completed]✅
Teen FictionGimana sih rasanya jadi anak bungsu? Paling dimanja? Atau paling diteken? Apalagi berbeda. Tak sama. Dengan lainnya. Mungkin rasanya seperti anda menjadi bulan, menerangi orang tapi kesepian dalam beban. Bahasa semi baku.