- value of life -

12 4 0
                                    

"So that all, thank you."

"Ngapain, La?"

"Eh!" Shella memegang dadanya. Kaget banget.

Arzan tiba-tiba ngomong di samping dia.

Arzan langsung duduk di samping Shella sambil menyomot kentang goreng punya Shella.

Gaada akhlak emang.

Btw mereka lagi di perpustakaan. Perpus di Starla tuh boleh kok bawa makanan asal bekasnya buang ke tempat sampah.

Oiya, kalo jam istirahat itu Shella emang suka ke perpus, tapi Aleta ke kantin nanti baru ke perpus kalo mau.

"Mau lomba kah?" Arzan menyeruput milkshake coklat punya Shella.

Shella cuma diem mandang orang yang nyuri makanan kesukaan dia.

:)

"Jangan diambil lagi ya." Shella menyembunyikan kentang goreng dan milkshake coklatnya ke bawah meja.

"Ehehe maap, La." Arzan cuma bisa nyengir.

"Iya gapapa." Shella menjawab seadanya.

"Tadi kamu latihan buat lomba?" tanya Arzan.

"E-eh ngga, kok. Cuma iseng aja belajar bahasa Inggris." Jawab Shella sambil tersenyum kecil.

"Bagus banget pronunciation nya. Mantap." Arzan mengacungkan kedua jempolnya sambik tersenyum.

"Ga kok, biasa aja."

"Kalo kamu biasa aja, aku apa dong?" celetuk Arzan.

Shella cuma bisa diem.

"Kamu kurang tidur ya? Itu kantung matanya tebel amat." Arzan menilik kantung mata Shella yang hampir mirip panda.

"Keliatan banget ya?" Shella meraba kantung matanya. Makin gede sih.

"Iya, lagi ada masalah?"

"Eum, ngga kok." Jawab Shella sambil tersenyum.

Arzan yang ngeliat itu meleleh. Ciaaa

"Tapi mata kamu berkata sebaliknya. Coba cerita deh." Keenan memposisikan dirinya di depan Shella.

"Eum aku disuruh harus bisa main piano."

"Bukannya udah bisa ya?"

"Waktu itu maksud aku tuh aku masih berlatih, bukan udah bisa." tutur Shella.

"Mau diajarin? Kamu boleh belajar di rumah aku. Kan kedap suara jadi ga bakal ngeganggu tetangga." Arzan menumpukkan dagunya.

"Aku ga enak. Lagian aku udah punya kok piano bekas sepupu aku." Shella menunduk. Perasaan, dia jadi kayak beban keluarga dan temannya.

:(

"Aku ga terima penolakan."

.....

"Daf!" Daffin menghentikan langkahnya.

Keenan?

"Kenapa?" Jawab Daffin tak minat.

"Kantin?"

.....

"Mau ngapain?" Daffin menyuapkan nasi goreng ayam ke mulutnya.

"Gua cuma mau ngelurusin urusan kita. Gua udah nerima."

Nerima?

Beautiful Eyes [Completed]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang