"Sef, lu udah sarapan?"
"Belum, Ta."
"Mau ke kantin?" tanya Aleta
"Udah rame belum?"
"Bentar, gua liat dulu."
Shella sama Aleta lagi jalan ke kelasnya. Mereka emang biasa dateng pagi, jadi jangan heran kalau sarapannya sering di sekolah.
Aleta melongok kesana kemari, mengecek keadaan kantin pagi ini.
"Aman, Sef. Gaada siapa-siapa" Aleta langsung menarik Shella ke kantin.
Laper cuy
"Sekarang bagian gua yang pesen, lu duduk manis di sini." Aleta menepuk kecil puncak kepala Shella. Dia bergegas ke penjual nasi goreng.
Btw mereka emang sering beli nasi goreng sebagai menu sarapan.
"Mas, biasa yaa nasi goreng 2, yang satu pake susu coklat terus sama es teh manis 2 di meja sebelah sana." Aleta menunjuk meja tempat Shella duduk sambil memainkan ponselnya.
"Iya, mba." Tukang nasi goreng hanya meringis. Saking anehnya pesenan Aleta, dia sampai hapal orangnya.
Secantik cantiknya Aleta, dia tetep aja bobrok. Catet itu.
"Aleta?"
"Uh?" Aleta tersentak kecil mendengar suara familiar di belakangnya.
"Kamu mau sarapan ya? boleh bareng?"
"Eh gua sarapan bareng Shella di sana, Daf." Aleta menunjuk Shella yang sedang ngobrol dengan Ar-
Loh sejak kapan ada Arzan di sana? Mereka sedang tertawa juga? Waw
"Haha gua udah tau. Udah sana temenin duo bucin itu."
Dahi Aleta mengernyit. Duo bucin? Arzan Shella? Sejak kapan mereka deket banget? Eh emang pacaran? Kenapa harus Arzan?
Terlalu banyak pertanyaan di otak Aleta. Shella hutang penjelasan sama dia ini.
"Hei? Kenapa ngelamun?" Daffin menggoyangkan kepalanya ke kanan dan kek kiri di depan Aleta.
"U-uh? G-ga kok. Hehe. Gua duluan ke sana." Aleta berlari kecil ke meja Shella.
'Aduh, Ta. Fokus dikit hey.' Aleta memukul kepalanya sendiri.
"Sejak kapan di sini?"
"Hai, sejak lu ngobrol sama Daffin kesayangan lu tadi." Arzan tersenyum tengil.
What? Kesayangan?
😒
"Hah?! Gajelas bener. Awas sana! Ini tempat gua sama Shella." Aleta mendorong tubuh Arzan hingga tersungkur mencium lantai kantin.
Untung masih sepi. Kalau ngga, mau dibawa kemana wajah tampan Arzan?
Ke rawa rawa?
"Sadis bener jadi cewek." Arzan bersedekap dada. Heran dengan sikap Aleta yang berbanding terbalik saat mereka bersama dulu.
Ups
"Udah, Ta. Gausah berantem di sini. Gaenak tau." Shella buka suara. Dia ga mau jadi tontonan murid lain walaupun emang yang berantem bukan dia.
"Maaf, Sef." Aleta merasa bersalah.
Untungnya Shella belum berubah penampilan.
.....
"Sayang, kamu udah siapin raportnya?"
"Udah, sayang. Tinggal di legalisir oleh sekolah." Mereka berdua sibuk mengumpulkan berkas berkas yang akan diserahkan besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Eyes [Completed]✅
Novela JuvenilGimana sih rasanya jadi anak bungsu? Paling dimanja? Atau paling diteken? Apalagi berbeda. Tak sama. Dengan lainnya. Mungkin rasanya seperti anda menjadi bulan, menerangi orang tapi kesepian dalam beban. Bahasa semi baku.