"Menjauh atau kau yg akan mati di tangan ku?"
Doyoung yg telah tersungkur pun sudah tidak mampu berdiri lagi. Darah di tangan nya yg terus-terusan mengucur itu membuat nya lemah.
Moonbin menatap ke arah namja yg sedang berdiri di ambang pintu dengan menodongkan pistol ke arah nya.
Moonbin menunjukkan smirk tajam nya dan mendekat ke arah Doyoung.
"Karya-karya ku bagus juga"~Ucap Moonbin yg sengaja menekan setiap goresan luka di tangan dan juga leher Doyoung.
Moonbin langsung merengkuh leher Doyoung dari belakang saat melihat namja tadi sudah siap menembakkan pistol itu ke arah nya.
"Jika kau menembakkan peluru mu,maka... ucapkan selamat tinggal pada namja malang ini"~Ucap Moonbin.
Doyoung asal nya bukan dari Malang btw:)
Namja itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepala nya.
"Aku akan memberi mu 2 pilihan"~Ucap namja itu.
"Lepaskan dia... atau mati?!!"~Moonbin sedikit tersentak karna namja itu tiba-tiba membentak nya.
"Aku tidak akan melepaskan nya"~Ucap Moonbin menantang.
"Pilihan yg bagus"~Ucap namja itu.
DORRR!!!
Moonbin meringis dan lengan kiri nya yg sejak tadi merengkuh leher Doyoung. Namja tadi benar-benar menembakkan peluru nya tanpa melesat sedikit pun.
"Bawa dia"~Titah namja itu datar pada beberapa anak buah nya dan Moonbin pun di bawa pergi oleh beberapa anak buah namja itu.
"Maaf aku terlambat... Kalian tidak apa-apa kan?"~Tanya namja itu khawatir. Namja itu tidak lain tidak bukan adalah...
"Tidak... Kau datang tepat waktu,terima kasih Jeno..."~Ucap Doyoung yg sejak tadi masih berusaha keras untuk menghentikan darah yg mengalir dari luka sayatan tadi.
"Aku tidak apa-apa,Jeno... Tapi Doyoung..."~Taeil tidak berani menatap ke arah Doyoung,ia takut dengan darah.
"Tenanglah,hyung... Aku tidak apa-apa,aku akan beri obat dan sebentar lagi juga pasti sembuh"~Sebenarnya Doyoung berusaha menahan isak tangis nya. Ia merasa kesakitan di bagian leher nya dan juga...
di hatinya...
"Hyung... Kau sudah tidak apa-apa kan? Apa kepala mu masih sakit?"~Tanya Doyoung sambil menyuapi bubur yg masih hangat untuk Taeil.
"Tidak,Doyoung... Tapi apakah luka mu masih sakit?"~Tanya Taeil khawatir dan menatap leher Doyoung yg bekas luka nya di tutupi dengan perban.
"Tidak,hyung... Aku sudah memberi nya obat semalam,sebentar lagi juga sembuh"~Ucap Doyoung yg berusaha menutupi rasa sakit di luka nya.
Karna sayatan Moonbin cukup dalam hingga membuat daging di ceruk leher Doyoung sedikit terlihat.
"Kau yakin?"~Tanya Taeil dan menatap Doyoung dalam.
"I-iyaa hy-hyung... Aku y-yakin"~Ucap Doyoung gugup dan menjauhkan wajah nya dari wajah Taeil.
Hiyaa,mas Doy ambyar yee kan?
Bacot lu thor!-Readers
"Jika masih sakit,pergi lah ke dokter... Aku tau kau juga dokter,tapi kau bukan dokter spesialis di bidang ini kan? Aku tidak ingin melihat mu terluka atau pun kesakitan. Apalagi sampai kau menangis seperti semalam"~Ucap Taeil khawatir.
"Iyaa hyung... Jangan terlalu khawatir,ini hanya luka biasa. Sembuh nya asti tidak akan lama"~Ucap Doyoung berusaha meyakinkan Taeil.
"Bukan lukaku yg sakit,hyung... Tapi hatiku lah yg sakit... Ini semua terjadi karna aku kan? Jika saja aku tidak mengenal mu,semua ini pasti tidak akan terjadi karna kau di jaga ketat di dalam rumah mu,sehingga tidak ada org yg bisa melukai mu. Aku kesakitan semalam,tapi kau bahkan tidak mau melirik ku walau hanya 1 detik saja hyung... Aku rasa penyakit mu tidak akan kambuh hanya karna kau menatap ku selama 1 atau beberapa detik"~Batin Doyoung lirih. Ia berusaha menahan tangisan nya agar tidak pecah.
Flashback...
"Tenanglah,hyung... Aku tidak apa-apa,aku akan beri obat dan sebentar lagi juga pasti sembuh"
Doyoung sejak tadi terus menatap Taeil yg sama sekali tidak mau menatap nya. Doyoung tau kalau Taeil memiliki rasa takut dan trauma akan darah. Tapi Doyoung yakin,jika hanya menatap nya 1 atau beberapa detik,itu tidak akan membuat penyakit nya kambuh.
Doyoung menangis dan isakan halus nya sedikit terdengar di ruangan kecil itu.
Taeil bahkan tidak menoleh ke arah Doyoung atau bertanya knp dia menangis. Ia hanya bertanya.
"A-apa lukamu sakit?"~Tanya Taeil yg sama sekali tidak menatap ke arah Doyoung.
"Jeno... Jaga Taeil hyung,nee? Aku akan pergi sebentar untuk mengobati luka ku. Nanti setelah selesai mengobati luka ku,aku akan kembali ke sini"~Ucap Doyoung dan langsung berlari ke luar dari kamar itu.
Jeno yg ingin mengejar nya pun mengurungkan niat nya karna ia yakin ada sesuatu yg membuat Doyoung menjadi seperti itu.
Jeno pun memutuskan untuk menemani Taeil sekaligus menjaga nya. Setelah 30 menit menunggu,Doyoung tetap tidak kembali ke kamar itu.
Akhirnya Taeil memutuskan untuk tidur karna ia sudah sangat mengantuk.
Di sisi lain...
"Hikss,hyung... Aku tau kau trauma dan kau takut pada darah. Tapi tidak bisa kah kau menatap ku sebentar? Atau bertanya knp aku menangis? Aku pikir kau masih punya akal sehat untuk bertanya,tapi kau malah bertanya apakah luka ku sakit?!"~Doyoung mengobati luka nya dengan air mata yg menetes dengan deras dari mata nya.
Entah knp dia sangat mudah sakit hati dan emosi nya selalu berubah-ubah jika hal itu menyangkut tentang Taeil.
30 menit Doyoung menangis,bahkan luka nya pun masih terasa sangat sakit. Terutama di bagian leher nya. Ia pikir,malam ini mungkin ia tidak akan bisa tidur.
"Aishh kau sangat bodoh,Doyoung... Untuk apa kau menangis dan menyalahkan Taeil hyung? Lebih baik sekarang kau pergi ke kamar mu dan tidur"~Monolog Doyoung lalu pergi dari ruangan itu dan pergi ke kamar pribadi nya yg memang sejak dulu ia pakai saat berada di rumah ini.
Ia tidak bisa tidur. Ia hanya bisa meringis dan menangis sampai subuh karna luka nya benar-benar sangat sakit.
Tepat jam 4 subuh,Doyoung baru tertidur pulas dengan luka yg masih basah walaupun sudah di perban dan wajah yg penuh dengan bekas air mata,juga mata nya yg bengkak akibat terlalu lama menangis.
Flashback END...
"Aku harus mencintai mu? Atau membenci mu,hyung?"
TBC
Follow + Votement💚
Sorry for typo:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychiatrist~{IlYoung} [END!]
Romance"Kau bisa sembuh... Aku yakin... Ayolah,hyung... Kau tidak lemah... Kau lelaki terkuat yg pernah aku temui setelah Ayah ku..." "Tapi semua itu masih terus berputar di kepala ku,Doy... Aku harus apa?" "Berusahalah untuk melupakan nya hyung... Aku tau...