FOUR

197 27 8
                                    

Seoul, South Korea

Seorang pria bermarga Kim melangkahkan kakinya berjalan melewati ruang parkir pribadi ke arah lift khusus untuk para petinggi, termasuk dirinya. Di belakangnya Ryo mengikuti sembari membawa tas yang berisi lembaran-lembaran penting, tangan kanannya tampak tengah sibuk menghubungi seseorang.

"tuan, malam ini sudah saya batalkan pertemuan dengan menteri Jung.." Ujar Ryo menutup ponsel dan mengarahkan maniknya ke pria yang sudah berada di sampingnya.

Taehyung hanya mengangguk, sembari memandang pantulan dirinya pada cermin yang berada di dalam lift dengan tatapan datar tanpa cahaya, ia menyibakkan kotoraan-kotoran berukuran mikron di mantel bermerk Gucci yang ia kenakan.

Pintu besi tersebut akhirnya terbuka, menampakkan scenery serba abu-abu yang seakan menyambut mereka. Tak hanya itu, banyak mata terkesima melihat kedua pria tampan itu berjalan dengan gagah, tak sedikit yang berbisik mengagumi pemandangan yang mereka lihat, meski aura intimidasi dari pria bermarga Kim itu membuat mereka takut untuk menyapa.

'apa dia sudah memiliki kekasih?'

'orang setampan itu pasti memiliki kekasih dan juga simpanan'

'tapi aku dengar dia menyukai pria'

'tidakkah kau tau mantan kekasihnya itu seorang model bernama..'

"ekhem.."

Suara masculin yang terdengar, membuat insan-insan yang tengah asik bergosip ria berhenti. Dengan ragu, mereka menoleh ke arah datangnya suara dan semakin terkejut saat kedua mata tajam sudah memperhatikan mereka dengan aura dingin yang menusuk tulang.

Taehyung menatap tajam ke arah kepala-kepala yang baru saja membicarakannya, membuat mereka tersebut seketika menunduk. Takut akan tatapan menakutkan yang Taehyung berikan.

"ma-maaf tuan Kim..." Ujar seorang staff wanita masih menunduk dengan suara bergetar.

Tanpa menjawab sedikitpun, Taehyung berdecak dan meninggalkan mereka yang masih menunduk ketakutan, menunggu pria dengan julukan iblis tampan itu berjalan menjauh.

"beruntunglah kalian, jika ini di kantornya kalian sudah di pastikan keluar detik ini juga" Ujar Ryo dengan tenang, ia memberikan senyum formal melihat mereka masih menunduk ketakutan.

Menyusul bos nya yang sudah sedikit menjauh, Ryo tau saat awal para staff tersebut membicarakan mereka rahang bos nya sudah mengeras dan kerutan kecil tampak di antara dahinya. Taehyung memang sangat tidak suka jika ada staff yang berani bergosip saat mereka bekerja, baginya bergosip hanya akan menghambat dan mengganggu pekerjaan. Karena itu, Taehyung takkan segan-segan memecat siapapun yang ketahuan bergosip diwaktu bekerja sama seperti saat ini. Ryo menghela nafas lega, untung saja mereka berada di Korea bukan Jepang.

Tak perlu menunggu waktu lama melewati lorong demi lorong, mereka akhirnya sampai pada aula tempat pertemuan berlangsung. Ruangan bertema abu-abu dengan pendingin di setiap sudut yang mampu menampung 50 orang tersebut, kini sudah berisi beberapa investor dan pemegang saham yang berasal dari perusahan-perusahaan terkenal duduk di tempat yang sudah di sediakan. Manik gelap Taehyung berhenti pada sebuah meja di dekat pembicara yang berisi 7 kursi kosong, langkah kaki jenjang bergerak ke arah salah satu kursi kosong tersebut, tak mempedulikan tatapan tajam yang di berikan ke padanya.

Taehyung memposisikan dirinya duduk nyaman, dengan mantel yang bermotif leopard masih menutup pundaknya. Ia mengambil ponsel yang ada di saku jas berwarna metalik black dan memainkan ponsenya, sampai sebuah suara menghentikan kegiatan nya.

"Taehyungiee kau datang.." sahut suara yang mendekat ke arahnya, Taehyung melirik tanpa merubah posisinya.

"Hope hyung, Jin hyung.." Ujar nya menyeringai, melihat dua orang dengan penampilan tak kalah menarik menghampirinya.

SPRING SNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang