FIVE

197 30 9
                                    

Tokyo, Japan

Cahaya matahari menyelinap di sela-sela jendela yang sebagian tertutup korden berwana coklat dengan ukiran emas, menyinari beberapa kepala yang berada di sebuah ruangan berkapasitas 50 orang. Namun, hanya ada 10 insan yang duduk di kursi empuk berbahan kulit tersebut saling memandang dengan tatapan yang menyelidik.

Sinar mentari yang terang, tak mampu membuat beberapa wajah tersebut ikut bersinar. Alih-alih, mereka menampakkan ekspresi penuh ambisi dengan seringai tak lepas dari wajah mereka, membuat seorang pria dengan rambut hitam legam yang duduk di paling ujung memutar kedua matanya.

"sampai kapan kita akan menunggu Mr. kim?" Ujar seorang pria berumur 60 tahun melepas keheningan.

"sebentar lagi dia akan tiba mohon bersabar.." jawab Jimin mempertahankan senyum formalnya.

Pandangan Jimin beralih, memperhatikan setiap kepala yang hadir di ruangan meeting. Hari ini, adalah hari penetuan pemilihan calon yang akan menjadi istri sahabatnya, gila memang namun baik Jimin maupun Taehyung tak bisa menghindari hal itu. Apa daya, kesalahan yang di buat di masa lalu, membuat mereka harus berada di situasi ini lagi.

Jimin menggerang kesal mengingat kejadian tersebut, sebelum sebuah pintu yang terbuka membubarkan fokusnya. Semua insan yang ada di dalam ruangan menoleh ke arah pintu yang terbuka. Disana, tampak seorang pria dengan tubuh tinggi dan berbadan atletis berdiri tegap membuat orang-orang terdiam melihatnya. Wajah tampannya terpahat sempurna, dengan dua manik almond gelap dan bibir sexy menatap datar pemandangan di depannya. Kedua tangannya berada di dalam saku long coat tebal berwarna biru tua, dengan setelan jas yang senada dari merk ternama menambah aura intimidasi pria itu pada ruangan bersuhu 25' Celcius tersebut.

 Kedua tangannya berada di dalam saku long coat tebal berwarna biru tua, dengan setelan jas yang senada dari merk ternama menambah aura intimidasi pria itu pada ruangan bersuhu 25' Celcius tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat Taehyung yang telah tiba, Jimin berdiri seraya memberi hormat.

"selamat datang Mr. Kim semuanya sudah menunggu.." ujar Jimin.

Dengan tetap mempertahankan poker face nya, Taehyung berjalan melewati kepala-kepala yang sudah menantinya sejak tadi. Hening, hanya suara dari sepatu mahal yang melangkah melewati satu per satu kursi, hingga ia berhenti di sebuah kursi yang berada di samping Jimin.

Seorang wanita dengan rambut highlight yang sejak tadi hanya memperhatikan ponselnya, terkesima saat melihat pria dengan wajah blasteran Eropa itu berjalan memasuki ruang meeting.

"waw dia lebih tampan di lihat langsung.." ujarnya memberikan tatapan menggoda pada pria yang duduk di kursinya.

"perhatikan ucapan mu Matsui san.." ujar seorang pria paruh baya botak di sampingnya. ia menyenggol lengan wanita yang bernama Jurina, hingga membuat Jurina berdecak kesal.

"dia akan menjadi suamiku apa salahnya.." jawabnya ketus kemudian melipat kedua tangannya.

Pandangannya pun kembali melihat Taehyung yang sedang berbicara dengan Jimin, lalu sudut mata Jurina melirik ke arah wanita yang duduk di seberangnya tengah memperhatikan Taehyung dengan tatapan datar. Sekilas, Jurina dapat melihat kekaguman pada sorot mata wanita itu. Tiba-tiba padangan mereka bertemu dan wanita yang bernama Kobayashi Haruna tersebut memberikan seringanya pada Jurina, yang membuat wanita tersebut mengalihkan muka sembarang.

SPRING SNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang