Sebuah Tanggungjawab

2.7K 444 9
                                    

Potret seorang gadis terpantul di cermin. Aiko memandangi dirinya penuh kesedihan. Ia mengingat saat ayah dan ibunya meninggalkannya.

Walau sikap ayah dan ibunya tidak terlalu baik di saat saat terakhir, tapi tetap saja, mereka adalah orangtua Aiko.

Sekarang, Aiko dihadapkan dengan masalah yang sama besarnya dengan hal itu. Kakek Aiko meninggal. Diusianya yang sangat tua, ia meninggal karena sakit.

Kakek Aiko memiliki dua perusahaan dan membagi hartanya menjadi dua bagian. Separuh untuk paman Aiko, dimana paman adalah kakak dari ayah Aiko. Dan separuhnya lagi untuk Aiko.

"Datanglah ke pemakaman kakek di Okinawa. Dan kuharap kau memikirkan tentang perusahaan yang akan kau kelola sebentar lagi."
-Paman Aiko.

Pesan dari paman Aiko membuat Aiko frustasi. Jika ia mengambil alih perusahaan kedua, mau tidak mau ia harus meninggalkan sekolahnya.

"Padahal.. Hiks! A-aku baru saja.. Bertemu Hayato.." ucap Aiko lirih.
.
.
.
Aiko datang ke sekolah sangat pagi untuk izin hari ini. Setelah urusannya dengan kepala yayasan selesai, Aiko langsung berangkat ke bandara.

Aiko menangis disepanjang perjalanan. Setelah satu jam, pesawat sampai di Okinawa.

"Aiko..." seorang wanita datang menjemput Aiko.

"Bibi... Hiks!" Aiko memeluk bibinya.

"Pasti berat ya.. Tenangkan dirimu.." Bibi Aiko berusaha menenangkan Aiko.

Aiko menginap dirumah pamannya. Paman Aiko dan Ayah Aiko merupakan saudara akrab. Namun, semenjak ayah Aiko suka bermain wanita, hubungan mereka merenggang.

Paman Aiko bernama Tanaka Yuuya, sedangkan istrinya bernama Tanaka Mayu. Mereka berdua pasangan harmonis. Mereka juga memiliki seorang putri yang bernama Tanaka Ayumi.

Aiko sampai di rumah pamannya.

"Sumimasen..." Aiko melangkah masuk.

"Aiko Nee-chan!!!" Ayumi berlari ke arah Aiko.

"Sudah lama tidak melihatmu, Ayumi. Terakhir kali saat aku masih di Jerman ya.." Aiko memeluk Ayumi.

"Istirahatlah, Aiko. Aku tau perasaanmu kalut karena pesan dari Yuuya." Bibi Mayu mengantar Aiko ke kamar tamu.

Aiko membereskan tasnya dan merebahkan dirinya di kasur. Kepalanya dipenuhi dengan masalah. Aiko tidak mau meninggalkan teman-temannya. Tapi, ia tidak bisa mengabaikan perintah kakeknya.

"Triiiing!!" ponsel Aiko berdering.

"Eh? Usaida-San?" Aiko mengangkat teleponnya.

"Moshi-Moshi, Aiko-San.." Suara Usaida terdengar.

"Moshi-Moshi Usaida-San... Gomenne.. Aku lupa memberitahu kalau aku izin untuk tiga hari kedepan.. Aku sedang berada di Okinawa untuk suatu urusan mendesak."

"Ah begitu rupanya, aku menelponmu karena anak-anak khawatir padamu.. Katanya mereka ingin berbicara denganmu.."

"Begitukah??"

"Aiko Nee-chan!!! Cepatlah kembali!! Ayo bermain bersama, Kirin!!"

"Aku juga! Aku juga! Aku takut di pukul Hayato Nii-chan! Aku menunggumu, Nee-chan!!" suara Taka terdengar jelas.

"Nanti main dengan kami lagi yaa!!" Kazuma dan Takuma juga berbicara.

"Baik... Tunggu aku ya.."

"Aiko-San.. Cepatlah pulang ya, Inomata-San sepertinya kesepian.." suara Ryuuichi juga terdengar.

"Tanaka-San, berhati-hatilah disana dan di jalan pulang.." Hayato menunjukkan kekhawatirannya.

Remember! (Reader X Kamitani Hayato) Gakuen Babysitter FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang