Awal Kesalahpahaman

2.4K 390 100
                                    

Hari libur tiba. Jam menunjukan pukul 10 pagi. Aiko tengah belajar bersama dirumah Hayato.

"Wah.. Kau mulai lancar mengerjakannya.. Aku lega.." puji Aiko.

"Ini berkatmu.. Terimakasih.."

"Aiko Nee-chan! Ayo main!" Taka juga berada didalam kamar Hayato.

"Main? Main apa?" tanya Aiko.

"Ranger five!!!" teriak Taka.

"Hahahaha.. Tapikan kita hanya bertiga.. Mana bisa bermain Ranger Five.." Aiko tertawa.

"Yasudah! Kalau begitu Ranger Two!!" ucap Taka.

"Two? Kan ada tiga orang.." Aiko bingung.

"Hayato Nii-Chan jadi siluman!!"

"Pfffffft---" Aiko menahan tawanya.

"Uruse.." Hayato fokus mengerjakan soal.

"Gomenne Taka, Nii-chan mu sedang belajar, jadi tidak bisa diajak bermain." Aiko mengelus kepala Taka.

"Lalu kita ngapain?" tanya Taka.

"Diam saja... Dan memperhatikan Hayato.." ucap Aiko blak-blakan.

"Blussh." Aiko menyadari apa yang ia katakan barusan. Pipinya memerah. Hal yang sama terlihat oleh Hayato.

"Ekhem.. Aiko, aku sudah selesai mengerjakan yang ini.." Hayato memberikan bukunya pada Aiko.

"B-baiklah.. Sini aku lihat.." Aiko gugup menerima buku.

Aiko memeriksa hasil pekerjaan Hayato. Gadis itu tersenyum karena Hayato sudah bisa menguasai materi. Pengajaran yang dilakukan Aiko tidak sia-sia.

"Bagus.. Kalau seperti ini, ujianmu pasti akan dapat nilai yang tinggi." Aiko tersenyum.

"Sudah ah.. Aku mau ke kamar mama.." Taka keluar dari kamar Hayato.

"Aiko, silahkan dimakan pudingnya." Hayato mendekatkan puding karamel pada Aiko.

"Terimakasih~"

Mereka berdua memakan puding sambil mengobrol ringan. Aiko sesekali melirik kearah Hayato.

"Bagaimana rasanya punya adik seperti Taka?" tanya Aiko.

"Menyebalkan.. Dan cengeng.."

"Ahahaha.. Tapi Taka manis lho.. Oiya.. Aku tidak pernah melihat Hayato menangis.. Kalau Ryuuichi sudah pernah.."

"Aku pernah menangis.."

"Hah?! Yang benar?!" Aiko tidak percaya.

"Tapi sudah lama sekali.."

"K-kenapa? Apa alasannya?" tanya Aiko.

"Kehilangan sesuatu.."

"Pasti itu barang berharga bagimu ya? Wajar saja sih.."

"Bukan.. Bukan barang.." Hayato menatap Aiko.

"Lalu?" Aiko bingung.

Hayato hanya diam. Pandangannya terpaku pada lutut. Aiko paham Hayato tidak ingin menceritakannya.

"Baiklah.. Tidak bilang juga tidak masalah.." Aiko tersenyum. Mata Aiko melihat samping bibir Hayato. Ada sisa puding menempel disana.

"Kau ini sudah besar.. Makan harus rapi dong.." tangan Aiko reflek membersihkan sudut bibir Hayato.

"Tap!" Hayato yang terkejut, menarik pergelangan Aiko ke arahnya. Otomatis, tubuh Aiko mendekat pada Hayato.

"HAYATO NII-CHAAAAN!!! LIHAT NIH! MAINAN BARUUU!!" Taka mendobrak pintu kamar Hayato dan memperlihatkan mainan yang baru saja dibeli ibunya.

Aiko langsung menjauhkan tubuhnya dari Hayato. Hayato pun memalingkan pandangan.

"Sudah.. Aku hanya ingin memberi tahu.. Aku akan memberitahu Kotaro lewat telepon!" Taka keluar dari kamar Hayato.

Hayato kembali memegang buku dan mengerjakan soal selanjutnya. Sementara Aiko menutup wajahnya yang merona dengan kedua tangan.

Jam terus bergulir. Sekarang sudah pukul 1 siang. Aiko yang kelelahan tertidur dengan posisi duduk di lantai dan kepalanya berada di atas tempat tidur Hayato.

"Aiko, aku sudah se--" Hayato melihat Aiko yang tertidur pulas.

Perlahan, Hayato mengangkat tubuh Aiko dan meletakkannya di kasur. Tangan Hayato membelai pelan rambut Aiko.

"Cup!" sebuah kecupan singkat dan lembut mendarat di bibir Aiko yang tertidur pulas.

Semakin lama, tubuh Hayato mendekat pada Aiko.

"Sruk!" tanpa sadar Aiko memeluk Hayato. Hayato yang kebingungan, mulai merasa kaku.

"Melonpan~~ hehe.." Aiko mengigau. Hayato sedikit tertawa.

"Aku tidak mempunyai alasan untuk menangis, karena yang hilang sudah kembali." gumam Hayato.

"Ting!Tong!" bel rumah Hayato berbunyi. Hayato membiarkannya karena ia berpikir ibunya akan membukakan pintu.

"Ting!tong!" bel berbunyi dua kali. Sepertinya Kamitani Sensei sedang keluar rumah bersama Taka. Mau tidak mau, Hayato yang membuka pintu.

Hayato memindahkan tangan Aiko yang melingkari tubuhnya. Pria itu keluar kamar dan bergegas menuju pintu depan.

"Cklek!"

"Hoi Hayato! Kami mampir nih!" ternyata itu adalah teman sekelas Hayato.

"Aku tidak ada niatan untuk main.." ucap Hayato dingin.

"Jangan begitu.. Ayo semuanya masuk!" empat teman Hayato itu masuk kedalam rumah.

"Kalian ini... Dimana Ryuuichi?" tanya Hayato.

"Dia sedang menjemur pakaian.. Jadi tidak bisa main.. Nih aku sudah bawa makanan yang banyak.. Ayo kita main Play Station!" salah satu teman Hayato hendak membuka kenop pintu kamar Hayato.

Hayato menghadang temannya yang ingin masuk ke kamarnya.

"Kenapa? Kamarmu berantakan? Bukannya memang biasa?" tanya laki-laki berkacamata.

"Jangan main dikamarku.." ucap Hayato singkat.

"Lah kan Play Stationnya ada dikamarmu."

"Akan kuambilkan.. Kalian keruang keluarga saja.. Disana juga ada layar untuk bermain." Hayato masuk kekamarnya.

"Ck.. Yasudah.." teman-teman Hayato  menuju ruang keluarga.

Hayato yang berada di kamar, duduk di sebelah Aiko yang masih pulas tertidur.

"Sebentar ya.." Gumam Hayato sambil mengelus pipi Aiko.

"Dora~ yaki~~ heheh.." lagi-lagi Aiko mengigau.

Hayato mengambil Play Stationnya dan pergi ke ruang keluarga. Teman-temannya terlihat sedang memakan camilan yang mereka bawa.

Hayato memasang Play Stationnya dan mulai bermain bersama teman-temannya.

Beberapa jam berlalu..

"Huahahaha Hayato payah kalau soal video game!" ledek mereka.

"Ck.. Uruse.."

"Ayo dong kalahkan aku.."

"Hahaha"

Keseruan berlangsung sangat meriah. Mereka menikmati bermain video game. Sampai...

"Hayato~~ hoaam~~" Aiko yang baru saja bangun tidur, muncul dengan kemeja dan rambut yang berantakan. Kancing bagian atas kemeja juga terbuka.

"HAH?!" Teman-teman Hayato mengaga.

"Lho!" Aiko juga terkejut.

Sementara Hayato diam saja.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Nahloh wkwkw..

Gimana cerita selanjutnya?

Pantau terus ya..

See ya!!!

Remember! (Reader X Kamitani Hayato) Gakuen Babysitter FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang