Malam yang Indah

2.5K 386 87
                                    

Dentuman kembang api sudah usai. Tangan yang saling menggenggam erat tidak terlepas walau kilau dari kembang api sudah tidak ada.

"Hayato.. Indah ya yang barusan.." Aiko menatap Hayato dengan tatapan  berbinar.

"Yang didepanku tak kalah indah.." Hayato tersenyum tipis.

"Ish.. Mau ku pukul?" Aiko berniat memukul Hayato dengan permen apel yang masih utuh.

"Krauk!!" Hayato menggigit permen apel milik Aiko. Sekarang bentuknya sudah tidak cantik lagi.

"Hm.. Terlalu manis.. Tapi enak.." Hayato mengunyah permennya.

"Hayato..." Aura kemarahan muncul disekitar Aiko.

Hayato yang menyadarinya mulai berlari menjauhi Aiko. Aiko menyingkap yukatanya dan mengejar Hayato.

"Kembalikan permen apelku!!!!!"

Itu adalah pertengkaran pertama mereka setelah menjadi pasangan.
.
.
.
Setelah puas berkejar-kejaran, Hayato mengantar Aiko pulang.

"Terimakasih.. Aku senang hari ini.." Aiko tersenyum.

"Tring!" pesan masuk di ponsel Hayato.

"Hayato, mama dan Taka pergi ke rumah pamanmu setelah festival tadi.. Kami berencana untuk menginap.. Mama lupa, kunci rumah terbawa.. Jadi kamu tidak bisa masuk ke rumah.. Gomenne Hayato."

"Ah.. Shimatta!" Hayato memegang kepalanya.

"Ada apa??" tanya Aiko.

Hayato menjelaskan isi pesan dari ibunya.

"Sepertinya aku akan menumpang pada Ryuuichi malam ini.. Apa bisa ya?" pikir Hayato.

"Itukan kediaman Bu Morinomiya.. Pasti akan sulit.. Ah! Hayato menginap saja disini." Aiko menarik tangan Hayato dengan sepenuh tenaga.

"A-aiko!"

.
.
.
Hayato mematung selama berada di rumah Aiko. Ia menunggu Aiko yang sedang membersihkan tubuh dan mengganti pakaian.

"Hayato.. Maaf lama.." Aiko muncul dengan dress ringan selutut berwarna biru.

"Kau bisa memakai kamar mandinya.. Sepertinya ada piyamaku yang muat di Hayato.. Akan kusiapkan.." Aiko tersenyum.

Hayato beranjak dari sofa menuju kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya dengan air hangat yang mengalir dari shower.

"Hayato, pakaiannya ku letakkan di sini ya.." Aiko meletakkan piyama berwarna putih di meja depan pintu kamar mandi.

Gadis itu menunggu Hayato sambil duduk di sofa dan memilih chanel televisi.

"Wah! Ada film horror setengah jam lagi.." ujar Aiko.

Aiko berencana menontonnya. Ia membawa beberapa bantal dan selimut tebal dari kamar. Aiko juga memasak beberapa makanan seperti popcorn, biskuit, dan roti isi. Ia juga menyiapkan jus apel kemasan.

"Hm? Ada makanan? Kita mau ngapain?" tanya Hayato yang baru saja selesai mandi.

"Ah.. Ada film bagus malam ini.. Ayo nonton.." Aiko bersemangat.

"Baiklah.. Ayo.." Hayato mengelus kepala Aiko.

Mereka duduk diatas sofa dengan sandaran bantal empuk juga ditutupi selimut hangat. Tangan Aiko memegang wadah berisi popcorn untuk dimakan berdua. Sementara makanan yang lain ada di meja di depan mereka.

Tak berapa lama film dimulai. Dinginnya pendingin ruangan mulai terasa. Aiko menggosok kedua telapak tangannya.

"Set!" Hayato merangkul Aiko dan menghangatkan tangan Aiko dengan tangannya.

"Terimakasih.." Aiko menyandarkan kepalanya pada bahu Hayato.

Semakin lama, film semakin menyeramkan. Aiko sering sekali terkejut. Berbeda dengan Hayato yang tetap tenang.

"UWAAAH!" Aiko kaget karena salah satu adegan jumpscare. Ia reflek memeluk Hayato. Hayato mempererat pelukannya.

*setan di film : "Uwu uwuan depan gue! Wey! Authornya jahat beut sumpah!!!"

Mata mereka bertemu. Mereka saling melempar senyum satu sama lain. Aiko merasa bahagia dapat memiliki Hayato sebagai kekasihnya. Begitupun sebaliknya.
.
.
.
.
.
.
.
Pagi hari tiba. Aiko terbangun di atas tubuh Hayato.

"Beruntung sekali aku.. Tidur lagi ah.." Aiko kembali merebahkan tubuhnya.

"Aiko bangun.. Berat.." Ternyata Hayato juga ikut terbangun.

"Hahahaha maaf.. Seperti itu semalaman pasti berat ya.." Aiko duduk dan menarik Hayato agar bisa bangkit dari tidur.

"Semalam menyenangkan juga.. Terimakasih.." ucap Hayato.

"Sama-sama.. Tapi kalimatnya jangan ambigu begitu dong.." Aiko memeluk Hayato. Hayato membalas pelukannya.

"Taka dan Kamitani-Sensei pasti belum kembali kerumah kan.. Aku akan memasak sarapan.. Hayato bisa mandi duluan.. Pakaian Hayato sudah kering, akan ku setrika dulu ya.."

"Cepat sekali keringnya.."

"Ahahah.. Iya.. Aku punya alat untuk mengeringkannya dengan cepat.. Jadi tidak perlu menjemur di luar.."
.
.
.
Hayato dan Aiko sudah membersihkan tubuh mereka. Sekarang, mereka sedang makan bersama.

"Masakanmu enak juga.." puji Hayato.

"Tentu saja enak!!! Aku ini berbakat.." Aiko bangga.

"Sepertinya mama dan Taka sudah pulang.. Terimakasih Aiko sudah membolehkanku menginap."

"Sama-sama.. Kalau bisa menginaplah lebih sering.."

Setelah makan, Hayato menuju gerbang rumah untuk pulang.

"Grep!!!" Aiko memeluk lengan Hayato.

"Tidak bisakah pulangnya nanti saja?" tanya Aiko dengan mata berbinar.

"Aku akan dipukul mama kalau tidak pulang sekarang.. Lagipula kedepannya kita sudah libur musim panas, banyak waktu untuk bersama.." Hayato mengelus kepala Aiko.

"Tapi..."

"Aiko.. Jangan memancingku.. Aku sudah menahannya dari semalam.." Hayato menatap Aiko serius. Aiko paham apa maksudnya.

Gadis itu segera melepas lengan Hayato dan tertawa kecil.

"Hati-hati di jalan!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gomenne baru up..
Nungguin ya :")
Maaf ya :")

Gimana kisahhhh selanjutnya? Ditunggu yaaa!! :D

Remember! (Reader X Kamitani Hayato) Gakuen Babysitter FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang