Tetap Bersama

2.6K 446 14
                                    

Pesawat membawa Aiko kembali setelah urusannya di Okinawa selesai. Yaah, walau pun belum sepenuhnya selesai.

Keputusan mengenai pengambilan alih perusahaan masih Aiko gantung. Ia akan berfokus pada ujian akhir selama lima hari kedepan.

Aiko juga akan berusaha melupakan teman-temannya, walau ia tak ingin.
.
.
.
.
.
Hari Senin pun datang. Aiko pergi ke kelasnya tanpa mampir ke penitipan anak. Ia duduk tenang di kursinya. Ekspresi Aiko benar-benar tidak seperti biasanya.

"Ohayou, Aiiikooo-San!" sapa Yagi.

Aiko benar-benar mendiamkan Yagi. Ia bahkan tidak menoleh ke arah laki-laki itu. Aiko hanya duduk seperti boneka.

Inomata memperhatikan sikap Aiko yang tidak biasa. Ia bertanya-tanya kenapa Aiko seperti itu. Tapi, Inomata memutuskan untuk membiarkan Aiko sendiri dulu. Ia tidak mau mood Aiko semakin buruk karenanya.

Ujian hari pertama dimulai. Aiko dapat mengerjakan ujian itu dengan mudah. Ia orang pertama yang menyelesaikan ujian di kelas unggulan.

"Aiko? Kau sudah selesai? Ujian baru berjalan 20 menit.." Sawatari Sensei terkejut.

Aiko membawa lembar ulangannya ke depan. Ia memberikan lembaran itu pada gurunya. Sawatari Sensei melihat soal sudah dijawab sepenuhnya dengan jawaban lengkap.

"Baiklah, Aiko.. Kau boleh keluar kelas.." ucap Sawatari Sensei.

Aiko melangkahkan kakinya keluar ruangan. Ia memandang keluar jendela sekolah.

Aiko ingat bahwa ia mengatakan pada anak-anak untuk bermain bersama lagi. Hati Aiko sesak. Secara otomatis, kakinya melangkah ke tempat penitipan anak.

Aiko ingin melihat tingkah mereka yang bisa membuat Aiko gembira lagi. Itu mungkin akan bisa meringankan beban pikiran Aiko.

Aiko mulai berlari. Ia tidak sabar bermain dengan anak-anak.
...

Sampailah Aiko di depan pintu penitipan. Tangannya meraih pegangan pintu.

"itu kewajibanmu sebagai penerus perusahaan kakek."

Aiko ingat kata-kata yang dikeluarkannya. Ia mengurungkan niat untuk membuka pintu penitipan. Cepat atau lambat Aiko akan meninggalkan mereka.

Aiko menggenggam roknya kuat. Ia menggigit bibirnya untuk menahan tangisan yang hendak keluar.

"Aiko-San..."

Aiko terkejut. Ia menoleh. Dilihatnya Ryuuichi yang tersenyum padanya. Mata mereka bertemu.

Satu tetes air mata keluar. Ryuuichi terkejut.

"A-Aiko-san... Ada apa?! Kenapa kau menangis?" Ryuuichi berusaha untuk menyeka air mata Aiko.

Tapi Aiko menahan tangan Ryuuichi dan lari meninggalkan Ryuuichi. Ia tidak bisa melihat wajah teman-temannya. Hanya dengan melihat wajah mereka, rasanya Aiko ingin menangis keras.

.
.
.
.
.
.
Hari demi hari berlalu. Ujian hari terakhir selesai dilalui. Jam memunjukan pukul 10.00.

Aiko sama sekali tidak berbicara pada teman-temannya. Ia bahkan tidak bertemu anak-anak dan Usaida. Aiko beranjak dari kursinya berniat untuk meninggalkan kelas.

"Tap!!!"

Sebuah tangan meraih tangan Aiko.

"Inomata-San.." gumam Aiko pelan.

Inomata menarik tangan Aiko. Mereka menuju rooftop.

Terlihat wajah Inomata yang kesal. Sesampainya mereka di rooftop, Inomata melipat tangannya.

Remember! (Reader X Kamitani Hayato) Gakuen Babysitter FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang