45 - Behind

2.2K 254 51
                                    

Cerita di balik layar...

Hari Sabtu pukul sepuluh pagi itu Randi memang free dan tidak ada Kuliah---karena memang waktunya libur. Kini ia kembali ke tempat Cafe di mana ia ngobrol bareng bersama Nicholas kemarin.

Randi juga bingung, untuk apa Nicholas memerintahkannya untuk datang ke sini lagi? Juga kemarin ia sepertinya ada sesuatu ide yang membuat Randi penasaran.

Panjang umur, sosok yang ia pikirkan sedang melangkah mendekati Randi yang masih diam di depan Cafe.

Aduh, ngomong-ngomong si Nicholas cuma pake baju polo shirt berwarna Putih, mana bajunya nampak pas sekali di tubuh idealnya.

Astaghfirullah! Kenapa kamu mikir gitu, Randi?

"Udah lama nunggu, Ran?" Tanya Nicholas.

Randi menggeleng. "Gak kok, baru juga sampe." Randi melirik Cafe yang masih nampak sepi. "Kita kenapa ke sini lagi, Nich? Ini masih close, lho."

Nicholas tersenyum simpul. "Kamu ngikut aja, yok." Nicholas menepuk pundak Randi dan merangkulnya. Seketika ia sadar dengan apa yang ia lakukan.

"Eh, maaf." Ujar Nicholas.

Randi melihat itu seketika tertawa pelan. "Lha, gak papa kali Nich. Kamu kek abis nyentuh Cewek yang belum muhrim aja."

Nicholas yang melihat tawa kecil milik Randi itu mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain. Anjim, kok mukanya panas ya? Tapi dia suka banget denger tawa Randi.

Aduh, kenapa si Nich?

Mereka bertanya pada salah satu Waiters yang berjaga, Nicholas juga bertanya kepada Waiters siapa ketua yang ada di tempat ini karena ia ingin memboking tempat ini semalaman. Tentu itu membuat Randi kaget sekali.

Setelah apa yang Nicholas rencanakan berhasil, ia berjalan menuju ruangan Cafe yang ada di bagian tengah. Oke, sangat pas! Di sana juga ada Piano.

"Nich, Nich, kamu ada acara apa sampe boking tempat ini? Ya ampun, aku kaget liat kamu bayar DP sebanyak itu." Tanya Randi yang begitu penasaran. Ya siapa yang gak penasaran sih, orang si Nicholas bayar DP lima juta. Demi apapun, itu banyak sekali!

"Kamu masih inget 'kan soal aku mau minta maaf buat Dira? Ya, ini salah satunya. Aku mau nunjukin sesuatu buat dia." Nicholas berjalan mendekati Piano yang nampak indah itu. Fyi, Nicholas itu ahli di semua hal. Alat musik juga ia lahap. Hebat ya Cowok satu ini.

"Tapi kenapa sebanyak itu, Nich? Kamu mah gak kira-kira ngeluarin uang." Mendadak Randi jadi cerewet, ia juga mengekori Nicholas dari belakang.

Kok... Nicholas seneng ya lihat Randi cerewet gini? Padahal Randi itu kalem, sopan, dan manis.

Manis?

"Ya, nanti kamu juga harus ajak temen deket kamu, temen deket Dira juga."

"Kamu kok gak keberatan sih ngeluarin banyak uang gitu?"

"Ya memang aku banyak uang 'kan? Aku emang kaya." Balas Nicholas.

"Astaghfirullah ampuni hamba, dasar sombong. Tapi memang fakta mau gimana lagi." Cibir Randi sambil rolling eye.

Nicholas tertawa mendengar gerutuan itu. Sumpah, yang tadi Randi lucu banget.

"Kamu mau ngapain sama Piano ini, Nich?" Randi melihat Nicholas yang sedang duduk di depan Piano itu.

Nicholas menatap Randi, lalu tersenyum lembut. "Mau denger aku nyanyi?"

Randi diam, lalu mengangguk. Kenapa melihat senyum Nicholas dia jadi deg-degan gini? Lho, kok?!

1st See U (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang