25 - Pikiran

2.9K 316 52
                                    

Makin hari Dira nampak lesu dan minim bicara. Bukan tanpa alasan ia seperti ini, berusaha untuk ceria pun percuma.

Mengingat ancaman sang Papa yang membuatnya was-was, dan kembalinya sang mantan. Lebih parahnya Cowok itu tak akan melepaskan dirinya---terutama ciuman yang terjadi beberapa hari lalu.

Sungguh, Dira tahu harus berbuat apa untuk saat ini.

Beruntung, seminggu setelah kejadian itu Nicholas tak menampakkan wujudnya. Huh, mau jadi pengecut kah?

Murungnya sang pacar tentu di perhatikan oleh Cakra. Cowok itu selalu bertanya apa dan mengapa, namun Dira selalu menjawab 'gak papa'.

Bahkan kekepoan Cakra soal Cowok bernama Nicholas itu pun tak tersampaikan. Dira hanya menjawab jika itu hanya teman lama semasa SMA. Bertanya lebih, Dira memilih diam tak merespon.

Saat ini mereka berangkat ke Kampus bersama--seperti biasanya. Yang biasanya Cakra banyak bicara kini lebih memilih untuk diam. Bagaimana tidak, saat ia berbicara hanya di balas singkat atau tak di tanggapi sama sekali oleh Dira.

Kalian tahu, rasanya seperti berbicara dengan batu. Seperti orang gila. Bicara sendiri, jawab sendiri.

Kini mereka sudah sampai tempat tujuan, masih duduk di dalam Mobil dan tak ada yang berniat untuk turun.

"Aku duluan ya, Ca." Pada akhirnya Dira yang berbicara.

"Tunggu Dira."

Dira kembali ke tempat asal sembari menatap Cakra yang juga menatapnya.

"Ada apa sebenernya, ayo cerita." Ujar Cakra lembut. Di sini Cakra ingin menjadi pacar yang baik dan pengertian.

Entah sejak kapan sifat Fuck Boy Cakra telah menghilang, yang berubah jadi Sweet Boy. UwU.

Dira tersenyum. "Aku gak papa kok." Balasnya

"Sudah sepuluh kali kamu ngomong gini lho, kamu gak bisa bohongi aku."

Dira menghela nafas, lupa akan sifat pemaksa Cakra. "Iya-iya, aku bakal cerita tapi gak sekarang. Nunggu aku sudah siap."

Dan sepertinya, Dira sudah menerima Cakra menjadi pacar sesungguhnya. Sweet sekali, kan?

"Kamu anggep aku pacar kan?"

"Please, Cakra. Kasih aku waktu." Mohon Dira.

Kini gantian Cakra yang menghela nafas. "Ya udah, secepetnya kalo bisa. Aku gak suka nunggu. Yuk turun."

"Ya tuan pemaksa."

*****

Cakra tengah berada di Kantin setelah usai mata Kuliah, ia tengah menunggu Dira yang katanya masih ada kelas dan beberapa menit lagi ia akan keluar.

Manis kan sikap Cakra?

Saat ini ia sedang bersama Randi dan Alvin, sedangkan duo D: Dimas dan Dio, pulang lebih dulu karena gebetan mereka telah menanti.

"Akhirnya, keluar kelas juga. Gue duluan guys." Kini gantian Alvin yang pulang karena pacarnya sudah usai kelas.

"Yo'i." Ujar Cakra dan Randi kompak. Melihat Alvin menyusul sang pacar dan di balas ciuman pipi manja pacarnya itu.

Ew, bucin sekali guys.

"Ran, elo gak ada niatan gebetin seseorang gitu? Gue kasian liat lo sendiri, padahal yang lain udah taken semua." Ujar Cakra yang tengah menyeruput Jusnya.

"Gue lebih milih pacaran sama Buku aja. Gue belum kerja dan masih di biayain bokap nyokap, ya kali gue ajak doi jalan pake duit ortu."

"Oh jadi itu alesan lo gak mau pacaran?"

1st See U (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang