51 - Serius

2.1K 224 36
                                    

Tiga hari setelah pertemuan antara calon suam---pacar dan orang tuanya Dira, sampai hari ini itu Cowok tidak ada kabarnya. Awalnya sih Dira biasa saja, tapi melihat Cakra yang tidak spam chat atau telepon dirinya membuat dirinya kepikiran.

Apa Cakra benar-benar menuruti kemauan Papanya itu? Kalo iya, jujur Dira terharu seh..

Di dalam kamar, pukul delapan malam. Sekarang Dira tinggal bersama Papanya lagi. Namun bukan berarti ia harus menjual Rumah lamanya, no no.

Tok.. tok...

"Ya, buka aja." Sahut Dira.

Lalu pintu kamar itu terbuka dan muncullah sosok Papanya yang telah menggunakan piyama tidur. Ia mendekati Dira yang tengah duduk di atas Kasurnya.

"Belum tidur?" Tanya Andra basa-basi.

"Masih sore, Pa. Baru jam delapan."

Hmmm, pukul delapan (20:00) itu sore ya? :)

"Gimana kabar Cakra? Apa dia nyerah?" Tanya Andra penasaran. Hingga saat ini Dira tidak menyebutkan nama Cowok itu.

"Gak tau, gak ada kabarnya." Ujar Dira. "Papa juga kenapa gitu sih?"

Andra menatap anaknya lekat hingga tangannya menyentuh pundak itu.

"Nak, kamu tau? Papa udah nerima kamu apa adanya. Tapi bukan berarti Papa harus lepasin kamu gitu aja."

Dira mengernyitkan keningnya. "Maksudnya?"

"Kalo dia masih bergantung sama orang tuanya sedangkan kamu sendiri bisa cari uang sendiri. Apa itu sepadan? Gak, nak."

Dira terdiam untuk mencerna ucapan itu. Sedikit ia paham apa maksud dari tujuan sang Papa, ia hanya tidak ingin jika dirinya akan menjadi susah.

Tapi, kok udah kayak mau nikah aja sih? Salting Dira tuh.

"Itu juga buat buktiin kalo dia memang serius. Hah.... Jujur Papa gak paham sama hubungan kayak kalian ini." Andra memijat dahinya karena ia juga kepikiran soal itu Cowok. Bagaimana Cakra sekarang? Apakah ia menyerah?

Namun Andra teringat sesuatu. "Nak, kamu beneran pacaran sama dia?"

Dira meragu sesaat, hingga ia mengangguk kaku. "K-kenapa, Pa?"

"Kalian kalo pacaran itu kayak gimana sih?"

"Hah? Maksudnya, Pa?" Tanya Dira tidak paham.

"Itu, maksud Papa, 'kan kalo orang pacaran ya ada Cowok sama Cewek. Terus kalo kalian pacaran?"

Pertanyaan itu membuat Dira diam seribu bahasa. Ini orang tua kenapa harus nanya seperti itu sih?! Aduh, pipi Dira panas, panass, panassss. Ini sangat-sangat memalukan.

"Nak? Kenapa diem? Kamu 'kan yang jadi pihak Cowoknya? Ya 'kan?" Tanya Papanya maksa. Hingga memegang kedua pundak Dira.

Sok drama njir si Papa.

"Ya, kami sama-sama Cowok lah, Pa. Gak ada pihak Cewek-cewek gitu." Ujar Dira. "Lagian kenapa nanya gak penting gitu sih?"

"Ya pentinglah! Papa gak mau kalo kamu pihak Ceweknya." Sahut Andra. "Tapi... Tapi kalo Cowok satu itu jadi pihak Cewek juga gak cocok."

"Kalo Dira pihak Cewek, kenapa?"

Andra menatap horor Dira. Masa anak satu-satunya harus jadi pihak Cewek? Sedich hati Andra mendengarnya.

"Ah, Papa gak tau. Papa pusing, udah ahh jangan banyak tanya. Papa mau tidur." Setelah itu Andra keluar dari kamar dengan raut wajah susah di tebak.

Sedangkan Dira speechless, diam dan tak mengerti apa yang terjadi.

1st See U (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang