38 - Menghargai

2.5K 292 85
                                    

Cakra telah sampai dulu di tempat janjian, sembari menunggu sosok Lucas yang belum datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakra telah sampai dulu di tempat janjian, sembari menunggu sosok Lucas yang belum datang.

Cakra menghela nafasnya, merasa lelah karena menahan rindu akan sosok Dira. Sudah begitu lama ia tak saling bicara dengannya.

Di belakang lapangan Futsal ini cukup membuat pikiran Cakra sedikit tenang karena ia bisa melihat lapangan luas nan hijau. Di tempat ini juga begitu sepi mengingat ini masih pukul sembilan pagi.

Tak lama setelah itu, Lucas datang.

Cakra yang sedang duduk di salah satu bangku di sana pun bangkit, menghampiri Lucas yang begitu sudah dekatnya.

"Dimana Dira sekarang?" Tanyanya tanpa basa basi.

Lucas mengangkat satu alisnya, lalu tangannya menepuk pundak itu pelan. "Tenang, Dira aman sama gue."

Di tepisnya tangan itu. "Apa maksud lo buat larang gue ketemu Dira hah?! Apa hak lo?" Cakra sudah di ambang batas, tanpa di perintah tangannya menarik kerah baju Lucas.

"Gue memang gak ada hak, tapi ini murni kemauan Dira." Ucap Lucas tenang. "Dira pengen ngelupain elo."

Cakra semakin murka mendengar penuturan itu, setelah itu satu bogem melayang di wajah milik Lucas.

Bugh!

"Bangsat! Lo jangan asal ngomong!" Cakra maju dan mencoba memukul wajah Lucas lagi, namun dengan sigap Lucas menahannya.

"Elo yang harusnya mikir! Bukan tanpa alasan Dira mau ngelupain elo, itu gara-gara tingkah bangsat lo yang main sama Cewek lain. Pacar mana yang nggak sakit hati, hah?!!" Lucas pun juga marah. Ia mengetahui semua itu dari Dira dan rasanya sangat menyakitkan.

Aura marah dan murka dari Cakra lambat laun berubah, tangannya yang begitu tegang pun melemah. Mengingat kejadian yang membuatnya harus menerima fakta. Bahwa Dira sakit hati dan ingin berpisah dengannya.

Ya, semua ini salah Cakra. Tanpa di sadari ucapan dari Silvi itu telah terjadi. Cakra dan Dira sudah berakhir.

Lucas mengusap sudut wajahnya yang terasa begitu perih dan sakit. "Jadi, gak ada salahnya bukan kalo gue bantu Dira supaya gak ketemu lo? Itu demi kebaikannya."

Cakra tercenung, mengingat bayangan-bayangan tentang Dira yang selalu bersamanya.

"Gue gak ada niat jahat ke elo ataupun Dira. Tapi ini semua demi dia, demi kebaikannya. Dira cukup depresi oleh kepergian Mamanya, jadi gue harap elo gak nambah beban buat Dira."

Cakra mendongak, matanya menatap Lucas dengan lemah. Meminta satu harapan agar ia bisa bertemu lagi dengan orang paling ia sayang.

"Rasa cinta dan sayang gak harus selalu bersamanya, lo nurutin dan menghargai keputusannya, itu juga salah satu cara ngungkapin rasa cinta dan sayang elo."

Lucas hendak melangkah, merasa cukup untuk berbicara dengan Cowok Teknik itu. Namun langkahnya terhenti saat satu tangan menahan pundaknya, lalu Lucas pun berbalik menatap Cakra.

1st See U (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang