31 - Pergi

2.7K 317 43
                                    

Dira tak tahu jika semua ini begitu rumit. Entah mengakhiri hubungannya dengan Cakra adalah keputusan yang tepat atau tidak, namun ia harus melakukannya. Dira juga tak tahu sejauh mana kegiatan yang mereka lakukan sampai tak sadar sorot kamera menyaksikan kegiatannya.

Dira sadar jika dirinya telah jatuh cinta, namun ia bisa apa. Semua sudah terjadi dan alasan mengakhiri itu lebih tepat.

Jika di tanya apakah Cowok itu datang untuk menemuinya? Tentu jawabannya iya. Sudah tiga hari ini Cakra selalu datang mengunjungi Rumahnya. Tiga hari itu juga Dira absen dari kegiatan rutinitasnya berjualan.

Semua hal yang terjadi tentu membuat Sinta bertanya-tanya. Dengan rasa enggan namun harus Dira bercerita dengan Mamanya. Hanya Sintalah untuk ia berbagi keluh kesah.

Mendengar itu, Sinta menyayangkan sikap yang di buat Cakra. Tak menyangka jika Cowok itu melakukan hal yang sangat jauh.

"Buat apa lagi kesini nak Cakra?" Tanya Sinta di depan pintu Rumahnya. Ini kesekian kalinya ia melihat Cowok itu.

"Tante, tolong kasih Cakra kesempatan buat bicara baik-baik. Ini semua kecelakaan." Mohon Cakra.

Sinta menggeleng. "Tapi ini sudah kemauan Dira, nak." Ujar Sinta, menatap Cakra dengan penuh kecewa. "Tante dulu pernah bilang bukan? Kalo kamu nyakitin hati Dira, itu sama saja kamu nyakitin Tante. Dari awal memang kamu sudah melakukan hal yang negatif, namun Tante gak bisa melarang kamu dekat dengan Dira karena anak Tante itu sendiri merasa senang di dekat kamu."

"....."

"Sekarang, Tante gak bisa tolerir lagi perbuatan kamu itu. Entah itu sebuah kecelakaan atau bukan, tapi sebagai lelaki Sejati kamu harusnya tanggung jawab."

Usai itu, pintu tertutup. Menyisakan Cakra menatap sendu pintu itu dengan perkataan Sinta yang terngiang-ngiang di otaknya.

Ya, bagaimana bisa orang percaya jika semua telah terjadi? Menuntut keadilan pun akan tetap berakhir dirinya yang tersiksa. Karena Cakra dalam posisi yang memang tak menyenangkan.

Satu yang pasti, ia harus menemui Cewek membuatnya hancur saat ini. Cewek yang sudah hilang bak di telan Bumi. Yang tak mau mempertanggung jawabkan kelakuannya.

Sinta kembali ke dalam, menuju kamar milik anaknya yang terbuka sedikit. Bisa di lihat anaknya dari celah pintu yang tengah menatap luar jendela, sudah pasti ia menatap orang yang pernah mengisi hatinya.

Suara isakan dari Dira membuat hati Sinta perih dan sakit. Ia tahu, ia paham tentang anaknya itu, jika dirinya di posisi anaknya pasti ia akan merasakan hal yang sama. Hancur dan sakit.

Lain sisi, Dira hanya tertegun memandang Cowok di balik jendela yang pergi menjauh dari Rumahnya.

Dira harus bisa menjalani hidupnya seperti biasa, ia tak mungkin berlarut dalam kesedihannya. Karena hari esok masih menanti.

"D-Dira!!"

Mencoba kuat dan meyakinkan diri sendiri, namun teriakan Mamanya yang seperti menahan sakit itu membuat hati Dira bergemuruh. Dira berlari, menuju arah suara di Mamanya berada.

"Ya ampun! Mama!" Seru Dira shock.

Dira berlari menuju kamar mandi, dimana Sinta yang sudah terjatuh di lantai kamar mandi sembari memegang dadanya yang amat sakit.

"Mamaa, tahan Ma! Mama jangan berdiri dulu, ayo duduk pelan-pelan." Ujar Dira panik, tidak tahu kenapa Mamanya bisa jatuh dan memasang wajah kesakitan.

"D-Dira, s-sakittt..." Suara rintihan sang Mama membuat Dira makin kalut, ia memapah tubuh sang Mama agar duduk pelan di lantai itu.

1st See U (21+) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang