[17] bad idea

196 62 12
                                    

Sekian lama Minhee dan Yujin berhasil saling menghindar dan saling tak peduli satu sama lain, tapi, pada akhirnya hari ini pun datang juga. Hari di mana Yujin dan Minhee harus bertemu dan berdekatan satu sama lain untuk waktu yang lama.

Hari pernikahan Seungwoo dan Eunbi, di mana anggota remaja masjid inti Kelurahan Brokoli Ijo menjadi pendamping pengantin pada acara pernikahan. Minhee dan jajaran akhi lain menjadi groomsmen, serta Yujin dan jajaran ukhti menjadi bridesmaids.

Menjadi groomsmen dan bridesmaids bukan sekedar jalan berdampingan di belakang mempelai pria saata akn memjemput pasangannya. Mulai dari persiapan pernikahan, bridal shower yang kalau khusus Seungwoo dan Eunbi, sih, diganti sama pengajian bertema bagaimana membangun kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah. Belum lagi jadi tempat sampah buat curhatan si calon pengantin yang tentu saja mengkhawatirkan ini dan itu. Aneh, kan,  dicurhatin tentang pernikahan, tapi yang dicurhatin belum ada yang nikah. Boro-bori nikah, calonnya saja masih proses pencarian.

Gladi kotor untuk para groomsmen dan bridesmaid sudah dilaksanakan dari beberapa hari kemarin. Dan sudah beberapa hari ini juga Minhee dan Yujin mengucapkan keberatan kalau keduanya harus jalan bersebelahan. Di awal saat tau posisi Minhee dan Yujin menjadi pasangan, dua-duanya sudah sama-sama protes minta ganti. Mencoba mengerti bagaimana suramnya hubungan Minhee dan Yujin sekarang, akhirnya sepakat Yujin sama Yohan, Minhee sama Hitomi.

Tapi, saat gladi bersih di pagi saat Hari-H, semuanya terpaksa kembali ke rencana awal, karena tim Wedding Organizer sudah menentukan, tidak bisa diganggu gugat, padahal cuma perkara siapa jalan berdampingan sama siapa.

"Udah deh, nurut aja, sehari ini doang lo berdua akur. Kalo acara selesai, lo mau balik baku hantam apa main pukul-pukulan berdua, terserah deh. Jangan ngerusak hari bahagia orang cuma karena masalah pribadi kalian yang gak jelas akhirnya." Titah Seungyoun, yang kalau sudah ngomong serius jadi serem.

Dan di sini lah Yujin dan Minhee sekarang, berdiri berdampingan tepat di belakang Eunsang dan Chaeyeon. Yujin yang mengenakan dress panjang dusty rose dan Minhee yang mengenakan setelan jas berwarna navy blue, seragam dengan sepuluh pasang  lainnya.

Disaat yang lain tampak cerah, ceria dan bersahaja menjalani peran mereka sebagai groomsmen dan bridesmaid, cuma Yujin dan Minhee yang jalan bersebelahan tapi tampak enggan dan asing, seperti dua orang yang kebetulan berdiri sebelahan pas lagi antri beli bubur. Bayangkan saja betapa awkwardnya suasana yang terbentuk di antara Minhee dan Yujin.

Bahkan, Jungmo dan Chaewon yang berdiri tepat dibelakang keduanya juga jadi ikutan canggung.

"Aku kira mereka kemarin berantem terus diem-dieman cuma karena rebutan tetelan bakso. Tapi, kayaknya bukan karena itu deh." Bisik Jungmo yang langsung mendapat pukulan pelan dari Chaewon.

"Ya emang mereka anak kelas empat sd apa, cuma gara-gara makanan aja berantem."

"Padahal baru kemarin ya kamu ngambek, gak mau ngomong sama aku gara-gara kulit ayamnya gak sengaja kebuang."

"Kalo itu, kan, beda-"

Perdebatan sepasang yang sama-sama random ini lebih baik ditinggalkan saja.

Minhee dan Yujin cuma diam. Diam, tapi tak berarti keduanya sama sekali tak mendengar apa yang dibicarakan oleh Jungmo dan Chaewon. Walaupun di tengah keramaian orang-orang yang datang dan ikut merayakan hari bahagian Seungwoo dan Eunbi, jarak mereka pun tak lebih dari satu meter. Hanya saja Yujin dan Minhee memilih untuk diam.

Minhee dan Yujin yang sedang canggung karena masalah pribadi mereka, yang lain jadi ikut kikuk kalau ada di sekitar keduanya. Susah, sih, memang kalau ada teman dekat yang lagi berantem.

Nyatanya memang, menyatukan Minhee dan Yujin dalam situasi seperti ini adalah ide yang buruk.

Sebelas pasang groomsmen dan bridesmaid yang berjalan mengiringi di belakang mempelai wanita. Membawa keranjang bunga dengan anggun dan indah. Mengantar sang wanita untuk menemukan prianya. Lalu berjalan mundur, keluar dari karpet merah yang terbentang panjang di tengah.

Semuanya kini duduk berkumpul di meja bundar yang telah disediakan untuk para tamu. Ada yang duduk dan mengistirahatkan diri lebih dulu. Ada yang minum air dulu. Ada yang langsung ambil makan dengan tidak tau dirinya. Bodo amat sama tamu lain yang masih mengantri untuk bersalaman dengan pengantin. Ambil makanan sebelum habis dibabat.

Kecuali Minhee, yang memilih untuk memisahkan diri dari teman remaja masjidnya yang lain dan memilih untuk berkumpul dengan teman satu bandnya, kecuali Hyeongjun yang mau ditarik ikut sama Minhee tapi lagi sibuk berkeliling cari makan sama Hyewon.

"Cewek lo jadi dateng, Kak?" Tanya Taeyoung yang baru datang setelah sesi bersalaman dengan dua mempelai.

"Cewek gue yang mana? Ngeledek lo?" Padahal gak ditanya, tapi Wonjin malah nyahut.

"Udah tau jomblo malah nyahut. Gak nanya lo juga, sih, Bang."

Dan yang ditanya masih sibuk menatap HPnya sejak tadi sambil sesekali memperhatikan area pintu masuk, seperti sedang menunggu seseorang.

"Ke depan dulu gue, mau nyusulin Lucy."

Minhee melangkah dengan semangat, mencari Lucy yang katanya sudah menunggu di halaman depan. Melambaikan tangannya pada gadis dengan dress biru dongker yang senada dengan jas miliknya, sebelum dua orang berpapasan secara tak sengaja dengannya. Yujin yang sepertinya juga baru menjemput Doyoung datang.

"Halo, Kak.." Sapa Doyoung sopan.

Minhee diam. Hanya diam memandang ke arah Yujin dan Doyoung bergantian. Menganggukkan kepala sebagai jawaban dari sapaan, dan pergi dari hadapan keduanya secepat kilat.

Ada sedikit rasa kesal ketika Minhee kembali menatap punggung Doyoung dan Yujin yang sudah berjalan masuk. Kemeja putih dan celana dusty rose tua yang dikenakan Doyoung tampak begitu serasi dengan pakaian Yujin hari itu. Keduanya yang tampak akrab.

"Minhee."

Sampai lelaki itu tak sadar jika Lucy sudah ada di sampingnya dan berkali-kali memanggil namanya, tapi tak mendapat balasan sama sekali darinya.

"Minhee!"

"Oh? Kamu udah dateng?"

Padahal jelas-jelas tadi sudah tersenyum dan menyapanya, lalu pertanyaan apa yang sekarang dilontarkan lelaki ini?

"Ayo masuk."

Dan selama menghadiri undangan itu, Lucy yang duduk tepat di sebelah Minhee tapi fokus Minhee seperti melayang entah ke mana. Minhee lebih banyak diam dan hanya bicara seperlunya pada Lucy. Dan mengikuti tatapan lelaki itu, seharusnya Lucy tak perlu bertanya lagi, karena memang Yujin tujuannya.

Beberapa kali Lucy aempat berusaha untuk mengalihkan perhatian kekasihnya. Tapi, sepertinya keakraban Yujin dan Doyoung lebih bagai magnet bagi Minhee.

"Capek ya jadi groomsmen?" Tanya Lucy yang langsung menyadarkan Minhee dari lamunannya.

Minhee langsung menggeleng, "Gak juga kok, banyakan bercandanya juga sama anak-anak. Kayak kegiatan biasa lah. Gak ribet juga kayak anak cewek yang pake bridal shower ini itu lah."

Lucy cuma ngangguk-ngangguk.

"Kamu mau cheese tea, biar aku ambilin." Tawar Minhee.

"Gak usah deh, tenggorokan aku lagi seret banget." Jawab Lucy sambil memegang lehernya

"Kalo gitu air putih aja ya?"

Lucy mengangguk, "Boleh."

Minhee mengacak pelan rambut Lucy, sebelum berdiri dari duduknya dan mengambil minum untuk kekasihnya.

Tanpa sadar, jika seseorang yang sedari tadi ia perhatikan, kini juga sedang memperhatikannya balik.




september song

september song― minhee ; yujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang