[10] how will i know

253 74 36
                                    

"Waktu kamu bilang kamu punya temen yang udah deket banget kayak sendal jepit yang ke mana-mana berdua, waktu kamu bilang mau ke rumah malem-malem itu, yang kamu bawa selimut bareng temen kamu, aku kira dia cowok loh," Ucap Lucy, "Ternyata cewek."

Minhee langsung tersenyum bangga dan menggeser tubuhnya untuk duduk lebih dekat dengan Yujin lalu merangkul pundaknya, sedangkan Yujin cuma tertawa canggung.

Ketiganya sekarang memang lagi duduk di satu meja yang sama. Bukan disengaja sebenarnya, tapi kebetulan ketemu saja dan berakhir duduk bersama, walaupun atmostir di sekitar mereka juga tak terasa begitu menyenangkan. Cuma Minhee sendiri saja yang haha hihi sambil menikmati waktu.

Yujin tadi memang lagi jalan ke mall sama Chaeyeon, niatnya, sih, nemenin Chaeyeon yang lagi cari-cari heels buat acara kampusnya. Tapi, baru juga muter lima belas menit, tiba-tiba Chaeyeon diculik sama teman kampusnya, yang kalau Yujin tidak salah dengar namanya Woobin, dan langsung menarik Chaeyeon untuk ikut bersamanya. Sebenarnya Yujin bisa ikut, tapi Yujin tidak mau saja kalau cuma jadi orang ketiga, cuma jadi kambing congek yang ngikutin di belakang. Akhirnya Yujin memilih untuk menunggu Chaeyeon di Solaria.

Dan waktu Yujin baru menghabiskan setengah porsi kwetiaunya, sebuah cubitan di pipi seketika mengagetkannya. Hampir saja kwetiaunya menyembur keluar kalau tak berhasil Yujin tahan saking kagetnya.

"Min..i.. ngwapaiinn?" Mulut Yujin masih penuh dengan kwetiau yang belum sepenuhnya ia telan.

"Kalo lagi makan jangan sambil ngomong."

Yujin masih mengunyah lalu menelan makanannya, sambil terus menatap tajam pada Minhee, yang entah sejak kapan ada di sana.

"Kok di sini? Ngapain?"

"Lucy, duduk sini." Minhee menunjuk kursi di hadapannya dan mempersilahkan seseorang yang dari tadi hanya berdiri diam tak jauh dari meja Yujin.

Yujin langsung menoleh, "Oh, sama Kak Lucy. Halo, Kak, hehe.."

Lucy berjalan mendekat, duduk di seberang kursi Minhee dan membalas senyum Yujin singkat.

"Yujin sendiri aja?"

Yujin mengangguk, belum sempat ia menjawab, Minhee sudah menyambar, "Kasian banget temen gue jomblo, sih."

Sudah mana suaranya Minhee kencang dan menarik perhatian, bikin malu. Kalau ini bukan di tempat umum, sudah Yujin tendang itu Minhee sampai jatuh terguling dari kursinya. Cuma karena ramai saja jadi Yujin tahan, lebih-lebih lagi ada pacarnya. Yujin mana berani jadi barbar.

"Berisik. Gue tadi jalan sama Kak Chaeyeon, eh di depan gramed ketemu sama temennnya. Siapa, sih, namanya, temen lo juga, Kak Woobin ya?"

"Oh.." Minhee cuma ngangguk-ngangguk.

Lalu ketiganya diam. Dan kecanggungan itu pun dimulai.

Yujin kira, Minhee dan Lucy cuma mampir menyapa Yujin, lalu akan melanjutkan kencan mereka sendiri dan kembali meninggalkan Yujin. Tapi, Minhee tetap duduk di sebelahnya, bahkan lelaki itu sekarang menarik piring kwetiau Yujin dan menghabiskan sisanya tanpa permisi, tanpa ada tanda-tanda untuk cepat pergi dari sana.

"Pesen sendiri kalo laper." Yujin menarik kembali piringnya.

Tapi kembali ditahan oleh Minhee, "Pelit banget lo, biasanya juga kita boba segelas bagi dua.

"Kalian berdua, deket banget ya?"

Pertanyaan Lucy yang langsung menarik atensi Minhee dan Yujin.

Minhee kembali tersenyum bangga dan lagi-lagi merangkul pundak Yujin mendekat, "Ya gitu deh, dia yang nempel-nempel terus sama gue."

"Ngaco." Sahut Yujin.

"Kalo dipikir-pikir, kita bisa temenan, tuh, lucu juga ya, Jin? Padahal cocok-cocok banget juga enggak," Minhee dan kebiasaannya suka ngetekin Yujin, "Kita pertama ketemu kapan, sih, Jin? Waktu lo nuduh gue makan gorengan lima bayar tiga di kantin ya?"

"Pertama ketemu, kan, waktu kepala lo masih botak, masih bocah banget. Tapi, kenal jadi temen ya waktu SMA," Jawab Yujin tanpa berusaha melepas kungkungan Minhee, soalnya percuma, "Lagian gue gak nuduh ya, emang bener lo makan gorengan lima kok. Kebiasaan tau, gak kasian apa sama ibu kantin."

Minhee balas melirik, "Bawel. Gak tau aja lo gue udah jadi temen banget sama ibu kantin. Besoknya juga pasti gue bayar. Masih inget dosa kali gue."

"Kalo masih inget dosa ya balikin dong sandal elmo gue yang lo pinjem. Udah mana masuk kamar gue sembarangan, ambil barang gak bilang-bilang. Dasar maling."

"Eh, jaket bomber gue juga masih ada di lo, kan? Yang lo pake pas perjalanan kita pulang dari puncak itu. Balikin dulu lah."

"Eh minggu lalu, kan, udah gue balikin dalam keadaan wangi dan rapi, udah gue masukin langsung ke lemari lo juga, gue gantung rapi biar gak lecek. Makanya kalo punya lemari tuh dirapihin, punya baju di lempar-lempar aja, sih."

"Gak ngaca, sendirinya punya kamar juga udah persis kayak pasar loak. Barang berantakan, gak aturan tempatnya."

"Siapa juga yang ngeberantakin kamar gue, kalo bukan lo yang bilangnya cuma numpang ngerjain tugas, eh malah ngacak-ngacak kamar cuma gara-gara mau nyari tutup bolpoin."

"Inget dong lo pernah numpahin whipped cream ke kasur gue ya, sampe lengket badan gue disemutin."

Keributan antara Minhee dan Yujin asyik sendiri, dan di depannya Lucy hanya diam. Minhee dan Yujin terus bicara membicarakan ini dan itu tanpa ada ujungnya, dan secara tak sadar membuat Lucy merasa kalau dia hanya jadi obat nyamuk di sana. Bagaikan warna kuning di lampu lalu lintas, ada tapi tak dianggap.

"Lo berdua ngobrol deh. Gue ke kamar mandi dulu."

Lucy bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Minhee juga Yujin, dengan kedua tangan yang menggebrak meja cukup kencang.

Ah, Yujin tau jika ini akan menjadi masalah jika tidak segera diluruskan.

"Mau ke mana?" Minhee menahan Yujin ketika gadis itu ikut berdiri dan menyusul Lucy setelahnya.

"Nyusulin Kak Lucy."

Minhee tampak bingung, "Ngapain?"

Yujin menghela nafasnya panjang, bola matanya memutar malas. Ini lah kenapa sebenarnya Yujin agak ragu ketika Minhee mendeklarasikan kalau ia sudah punya pacar baru. Kelakuan tidak sensitifnya ini yang bisa jadi masalah. Minhee terlalu tidak peka.

"Kalo lo begini terus, paling juga tiga bulan putus." Ucap Yujin asal lalu segera pergi meninggalkan Minhee sendiri, yang masih santai saja ngabisin kwetiaunya Yujin.

"Kak Lucy.."

Lucy yang sedang mencuci tangannya di wastafel dengan kaca cukup besar di hadapannya cuma melirik singkat pada Yujin. Tak balik menyapa.

"Maaf ya.."

Sebenarnya Yujin ragu, ia perlu mengatakan ini atau tidak. Yujin takut kalau ia akan terlalu ikut campur dalam hubungan orang lain. Tapi, Yujin juga sadar, kalau Lucy pasti kesal karena dirinya. Kedekatan Yujin dengan Minhee yang mungkin membuat gadis itu terganggu.

"Maaf soal apa?"

"Gue.. sama Minhee?"

Lucy tertawa singkat, "Gue tau kok, kalo kalian deket banget."

Yujin memainkan jari-jari tangannya, tampak gugup, "Biasa aja kok. Cuma temen."

Lucy cuma menganggukkan kepala. Seperti tak tertarik dengan segala ucapan dan penjelasan yang Yujin katakan.

"Lagian gue juga udah punya pacar kok, Kak. Gak perlu khawatir soal gue, kalo itu masalahnya.."




september song

september song― minhee ; yujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang