Semakin hari kedekatan antara Minhee dan Lucy pun semakin terasa. Minhee jadi lebih sering menyapa Lucy saat berpapasan di sekolah. Minhee dan Lucy juga hampir setiap malam selalu chatting sambil membicarakan ini itu. Ya, walaupun selalu Minhee yang memulai lebih dulu, tidak pernah Lucy.
Tapi, tidak masalah kok, selama Lucy masih selalu mau menanggapi Minhee. Mungkin Lucy masih malu. Jadi harus Minhee yang ngegas.
Dan yang namanya seseorang lagi dalam masa tertarik-tertariknya sama orang baru, sudah jelas segala macam informasi pun di cari, biar tidak kehabisan bahan obrolan dan berakhir jadi percakapan membosankan. Hal yang sebelumnya tidak diketahui pun dicari tau demi si dia.
Minhee yang sebelumnya gak pernah tertarik buat nonton film horror, bahkan ngebedain Insidious sama The Conjuring saja tidak bisa, sekarang lagi rajin nonton film horror tiap malam. Biar nyambung aja kalau Lucy ngomongin Edward dan Lorraine Warren.
Walaupun Yujin yang akhirnya jadi korban, diseret ikut nonton, walaupun Yujin sudah lari-larian menghindar. Bukan takut, Minhee bosan aja kalau harus nonton sendiri, filmnya masih main eh Minhee ketiduran. Gak peduli Yujin yang jadi gak bisa tidur tiga hari gara-gara kebayang rupanya Bathsheba.
Dan juga, semenjak perhatian Minhee direspon positif oleh Lucy, Minhee jadi lebih sering juga cari-cari perhatian ke Lucy. Minhee yang dulunya malas banget buat jalan ke kantin, jadi semangat banget walau harus turun tangga dua lantai dan menemui Lucy yang tiap jam makan siang selalu duduk di kantin dengan teman-temannya. Minhee yang kalau waktu istirahat biasanya cuma nongkrong di balkon depan kelasnya, jadi pindah bangku ke depan koperasi sekolah cuma karena kelasnya Lucy ada di dekat sana.
Padahal sebelumnya bangku panjang di depan koperasi siswa itu adalah satu tempat yang paling dihindari Minhee buat nongkrong waktu istirahat. Soalnya di sana rame banget, banyak siswa lewat dan lalu lalang keluar masuk koperasi. Apalagi teman tongkrongannya Minhee itu Eunsang, Junho, Hyeongjun sama Dongpyo. Jajaran kakak kelas hits yang satu penjuru sekolah tau. Agak gak nyaman aja tiap ada yang lewat pasti dilihatin.
Tapi demi Lucy, terobos aja udah.
"Kak, minta duit."
Siapa lagi yang berani-beraninya nyamperin Minhee cuma buat minta duit kalau bukan Taeyoung sama Seongmin, yang hampir tiap hari ada aja alasannya nyariin Minhee di mana pun cuma buat minta duit. Temen, sih, temen, tapi berasa jadi tukang palak.
"Duit buat apa lagi, sih, perasaan duit kas kelas lo udah lunas."
"Buat beli yakult, duitnya kurang seribu."
"Nanti diganti sama Kak Jungmo."
Bukannya Minhee sok kebanyakan duit, tapi tiap Taeyoung sama Seongmin malakin duit, pasti Minhee minta gantinya ke Jungmo. Duit di dompet Jungmo paling kecil juga lima puluh ribu, jadi minjemin lima ribu digantinya lima puluh ribu, ya gimana Minhee tidak dengan senang hati mengeluarkan duit buat dua adik kelasnya itu.
"Tumben lo nongkrong di sini, pantes gue cariin di kelas gak ada."
Yujin yang datang bersama Seongmin dan Taeyoung tidak ikut masuk ke dalam koperasi, dan menunggu dengan mengambil tempat duduk di samping Minhee.
"Ngapain lo nyamper gue ke kelas? Kangen?"
"Dih, pede." Yujin cuma mengernyit heran.
"Udah makan lo?"
Yujin menggeleng lalu pandangannya tertuju pada sebotol susu pisang yang dipegang Minhee, lalu dengan cepat menyambarnya.
"Makasih ya, tau aja gue laper tapi males makan."
Tapi belum sempat Yujin membuka tutup botolnya, Minhee sudah merebut kembali susu pisangnya, "Siapa yang bilang ini buat lo?"
"Ya, kan, lo gak suka.."
"Buat Lucy."
Oh.
Oke, Yujin baru sadar jika tempat mereka duduk hanya beberapa langkah dari pintu kelasnya Lucy. Sudah bisa dipastikan alasan keberadaan Minhee di sini.
"Gue bilangin ya, gue kasih saran, nih, kalo mau deketin cewek tuh jangan terlalu ngegas. Bukannya balik suka, malah risih jadinya."
"Halah, lo tau apa, sih, Jin. Pacaran aja gak pernah, pake sok nasehatin gue lagi." Minhee sama sekali tak menggubris ucapan Yujin.
Kesal? Iya pasti. Dibilangin baik-baik, malah balik ngatain.
"Eh Yujin, untung ketemu lo di sini." Dongpyo yang baru keluar dari kamar mandi langsung berjalan cepat menghampitri Yujin.
"Kenapa, Kak Pyo?"
"Tadi lo ditanyain tuh sama Doyum. Dia minta nomer lo, tapi, belom gue kasih, sih, mau minta ijin dulu sama lo. Boleh gak?"
Yujin menaikkan sebelah alisnya bingung, "Buat apa?"
"Ya kalo ada cowok minta nomer cewek tuh buat apa lagi, sih, Jin. Gak mungkin buat ngajak main gundu." Jawab Dongpyo lagi.
"Oh, boleh-"
"Gak usah," Potong Minhee, "Doyum pacarnya lima."
Minhee cuma mendapat lirikan tajam dari Yujin.
"Lo gak tau bulan lalu Doyum disiram air kobokan di lapangan basket sama-"
"Halah, lo tau apa, sih?" Yujin membalikkan omongan Minhee, "Jadi pacarnya Kak Doyum juga gak pernah."
Minhee membalas lirikan Yujin, "Ya gue tau, karena gue kenal sama Doyum."
"Kok lo ngatur? Biarin aja lah kalo Kak Doyum mau deketin gue."
Minhee berdiri dari duduknya dan menghadap ke arah Yujin, lalu tersenyum, "Udah, lo nurut aja sama gue ya. Gak usah. Dia gak baik buat lo, Yujin."
Yujin cuma bisa diam ketika Minhee mengacak pelan rambutnya.
Dan tanpa berkata apa pun lagi Minhee berlari pergi, mengahampiri Lucy yang baru keluar dari kelasnya.
september song ♫
KAMU SEDANG MEMBACA
september song― minhee ; yujin ✔
Fanfictionpada akhirnya kita hanyalah dekat yang aku salah artikan | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel Universe}