[1] find what you're looking for

775 127 50
                                    

Sebagai seorang mahasiswi Fakultas Psikologi, Chaewon pernah sekali ditanyai oleh teman-teman remaja masjidnya, "Bisa gak, sih, cowok sama cewek itu cuma sebatas jadi sahabat dekat dan gak lebih?" Menurut ilmu yang ia pelajari selama ini dan apa yang dialaminya, tak ragu lagi dan dengan nada sedikit menyebalkan, Chaewon menjawab, "Gak bisa."

Chaewon tidak akan bilang kalau, "Cowok tuh pasti selalu mau kalo dikasih lebih. Kucing mana yang nolak kalo ditawarin ikan asin." Terlalu kasar, kan, kalau mengibaratkan laki-laki sebagai kucing dan perempuan sebagai ikan asin. Tidak etis.

Tapi, Chaewon berani menjawab dengan yakin kalau laki-laki itu hanya bersahabat dengan perempuan yang menarik hatinya, karena buat apa bersahabat dengan perempuan yang beda kepribadiannya, kalau nyatanya lebih asyik nongkrong sama teman sesama lelaki. Beda dengan perempuan yang bersahabat atas dasar rasa nyaman.

Jadi, yang namanya persahabatan antara perempuan dan laki-laki itu tidak mungkin, kecuali..

Pasti ada pengecualian di setiap pilihan, kan.

Kecuali ini bisa berdasarkan banyak hal. Tapi, kebanyakan si perempuan sudah terlalu nyaman dengan persahabatan ini. Membunuh rasa tertarik bisa jauh lebih mudah dibandingkan harus kehilangan sahabat.

Dan melihat bagaimana Minhee dan Yujin yang bisa bersahabat begitu dekat, tanpa ada tanda-tanda romansa yang tumbuh di antara keduanya. Pengecualian dalam ketidak mungkinan yang disebutkan tadi memang benar adanya. Minhee dan Yujin memang benar-benar hanya sebatas sahabat. Mengakunya, sih, begitu.

Tidak usah dijelaskan lagi bagaimana kedekatan antara Minhee dan Yujin. Pokonya, sih, di mana ada Minhee, di situ Yujin juga ada. Susah sama-sama dibagi berdua, tapi kalau senang ya sendiri-sendiri. Di setiap persahabatan pasti ada sisi nyebelinnya.

Berbagi sofa berdua sambil sender-senderan kepala di bahu masing-masing itu sudah biasa. Menghabiskan waktu di sisi masing-masing, padahal juga tidak ada hal penting yang diobrolin.

"Jin, ini cantik gak?"

Yujin sedikit melirik, melihat foto seseorang yang ada di layar HP milik Minhee, "Siapa?"

"Jawab aja, malah balik nanya."

Tapi Yujin balik melengos, tak menjawab pertanyaan Minhee.

"Eh jawab dulu, cantik apa enggak?" Minhee menggoyang-goyangkan bahunya biar Yujin terganggu.

"Apa, sih. Iya cantik." Jawab Yujin asal.

Dan Minhee langsung senyum girang. Ketawa-ketawa sendiri.

"Siapa, gebetan baru?"

"Hehehehehehe.."

Yujin menegakkan tubuhnya dan langsung duduk menghadap Minhee. Padahal Yujin ngomong begitu cuma asal.

"Yang kemaren dikemanain, Mini?"

"Gak jadi."

Yujin menaikkan sebelah alisnya, "Gak jadi? Seinget gue lo bilang, kalo sama dia udah cocok banget, cantik lagi. Terus apa lagi yang kurang?"

Minhee diam. Ia menegakkan tubuhnya dan ikut menghadap balik ke arah Yujin. Kini keduanya saling berhadapan dalam diam.

"Lo tau, Jin. Dia tim mie sedaap. Gue sebagai umat penganut indomie merasa dikhianati."

Yujin diam. Minhee juga diam.

"Sampah. Nyesel gue dengerin lo ngomong."

Beda sama Yujin yang mendadak kesal dan menyesal sudah mendengarkan ucapan Minhee. Minhee malah tertawa puas. Sudah diseriusin ujungnya malah ngaco.

"Serius, nih, jawab dulu dong pertanyaan gue. Dia cantik gak?"

"Ini Kak Lucy, kan?"

Minhee mengangguk sambil menaik turunkan alisnya lalu mengangkat jempol kanannya, "Gimana, pilihan gue?"

"Cantik, sih, cuma.." Yujin mengangguk-anggukkan kepalanya, "Emang yang secantik Kak Lucy mau sama yang modelan kayak lo?"

"Ya jelas mau! Asal.."

Minhee menggantungkan kalimatnya, Yujin juga tak menyahut apapun seakan menunggu lawan bicaranya untuk kembali melanjutkan ucapannya.

"Asal lo mau bantuin gue deketin dia."

Yujin memutar bola matanya malas.

"Gini ya, Kemal Minhee Erwanda, bukannya gue gak mau bantuin lo, nih, tapi gue aja gak kenal sama Kak Lucy. Gimana caranya gue bisa bantu, sih?"

Minhee diam sejenak lalu ia bergerak mendekatkan tubuhnya pada Yujin, dan Yujin langsung diketekin. Selain hobi rebahan, Minhee memang suka ngetekin Yujin. Seru aja, katanya.

"Lagian lo tumbenan deh minta tolong sama gue. Kalo suka, ya udah, deketin aja kayak biasa, sih," Lanjut Yujin, "Oh, atau emang lo sengaja ya ngeledek gue, mentang-mentang gue jomblo, gitu?"

"Pikiran lo ke gue buruk banget sumpah," Minhee menggeleng-gelengkan kepalanya, "Maksudnya, kan, lo cewek, Yujin, jadi pasti lo tau dong, cewek sukanya apa sukanya yang gimana."

"Halah, kemaren aja lo bilang gue kayak abang-abang tongkrongan warkop." Balas Yujin tampak malas.

Minhee cuma nyengir dan langsung kembali ngetekin Yujin. Strategi jitunya Minhee kalau sudah kalah omongan sama Yujin. Soalnya Yujin cuma bisa diam kalau lagi diketekin sama Minhee, karena wanginya, hm mantap!

 Soalnya Yujin cuma bisa diam kalau lagi diketekin sama Minhee, karena wanginya, hm mantap!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, kalo gini jelas gak bakalan di bales. Basi banget tau, hai. Kayak ngajak anak smp kenalan." Sahut Yujin setelah Minhee menunjukkan isi direct message instagram yang ia kirim ke Lucy, tapi sampai hari ini tidak terbalas juga. Jangankan dibalas, dibaca juga enggak.

"Terus gimana dong?"

Yujin langsung merebut HP Minhee dan mengetikkan sesuatu di sana.

"Lo harus narik perhatiannya dia dulu. Gimana caranya, lo harus kelihatan tertarik sama hal-hal yang dia suka."

Nyesel Minhee minta bantuan sama Yujin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyesel Minhee minta bantuan sama Yujin.




september song

september song― minhee ; yujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang