"Nunggunya lama ya?"
"Lumayan, udah abis es buah dua mangkok."
"Sorry, tadi orang serumah tuh ribet banget bantuin Kak Mina nyariin sepatu boots itemnya. Eh, rumah udah berantakan, Kak Mina baru inget kalo kemarin sepatunya dia tinggal di sekre kampus."
"Iya, gapapa."
Siang ini Minhee beneran jadi jalan sama Lucy. Ya, walaupun sebenarnya, sih, Minhee sebelumnya tidak benar-benar punya rencana buat menghabiskan akhir pekan ini bersama pacarnya.
Iya, kan, niatnya Minhee mau ikut teman-teman remaja masjidnya buat liburan ke puncak. Cuma gara-gara datang satu tamu tak diundang saja, mood Minhee untuk liburan jadi merosot.
Ya emang dia doang yang bisa jalan sama gebetan. Nih, gue satnite sama pacar.
"Jadi, mau ke mana?" Tanya Lucy sambil memasang sabuk pengamannya.
"Udah makan?"
Lucy mengangguk, "Kamu belum? Mau makan dulu, aku nemenin aja."
Minhee tampak berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya kemudian, "Gak usah deh, nanti aja, baru sarapan juga jam sebelas tadi."
"Jam sebelas itu makan siang, bukan sarapan."
Minhee cuma tertawa kecil ketika Lucy mencubit kecil lengannya.
Rencananya, sih, hari ini Minhee dan Lucy mau nonton bioskop. Tapi, Lucy beli tiketnya masih buat sore nanti, jam lima. Sedangkan sekarang masih jam tiga. Tersisa dua jam lagi sebelum Minhee dan Lucy harus memasuki ruangan teater.
"Temenin aku ke salon dulu, yuk?"
"Perasaan, baru minggu lalu kamu ke salon. Mau gundulin rambut apa ngadain acara amal?"
Lucy menghela nafasnya panjang, "Yang minggu lalu, kan, cuma creambath, hari ini baru mau potong rambut. Kayaknya udah panjang gak beraturan deh."
Kalau boleh jujur, nemenin ke salon adalah satu hal yang paling Minhee hindari. Bukan cuma Lucy, mau mamanya sendiri, Kak Mina atau siapa pun itu, Minhee benar-benar menolak. Karena ya, bosan aja gitu, cuma duduk diam nungguin orang. Padahal juga kalau cewek potong rambut ke salon tuh before sama after gak ada beda sama sekali.
Untung Yujin mau aja kalau dibawa ke tukang potong rambut bawa pohon.
Hm, ok, satu nama orang yang sekarang mungkin lagi bersenang-senang sama gebetannya di puncak itu lebih baik tidak usah disebut-sebut, daripada bikin mood jelek.
"Sebentar aja kok, gak lama," Ucap Lucy lagi, "Atau kalau kamu bosen, kamu jalan aja ke toko sepatu, apa cari kaset game."
Ya, kan, niatnya Minhee hari ini mau menghabiskan malam minggu sama pacar ya. Ini malah disuruh jalan sendiri untuk membunuh waktu.
"Iya deh."
Dan akhirnya Minhee cuma bisa mengiyakan.
Tidak masalah kok, kalau bosan Minhee nanti bisa numpang tidur di kursi tunggunya.
Tapi, sedetik sebelum Minhee menjalankan mobilnya untuk berangkat ke tempat tujuannya bersama Lucy, ponsel Minhee berdering menandakan sebuah panggilan masuk untuknya.
Kontak yang Minhee beri nama "Ibunya Yujin" itu muncul di layar depan ponselnya.
Minhee sempat terdiam sejenak, lalu melirik ke arah Lucy sebelum mengangkat panggilan masuknya.
"Assalamualaikum, Ibu. Ada apa?"
"Minhee, kata mama kamu, kamu gak ikut ke puncak ya sama yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
september song― minhee ; yujin ✔
Fanfictionpada akhirnya kita hanyalah dekat yang aku salah artikan | kpoplokal ©2020 syyouth- Parallel Universe}