[4] someone else

300 88 35
                                    

"Yujin, mau pulang bareng? Sekalian sama Seongmin sama Taeyoung juga?"

"Enggak deh, Kak, gue nungguin Minhee."

Entah sudah sejak kapan Chaewon dan Jungmo memarkirkan mobilnya di luar pagar SMA Batarayudha. Jungmo dan Chaewon yang duduk di dalam mobil, juga Seongmin dan Taeyoung yang masih menghabiskan segelas es degannya di luar mobil.

Memang sudah biasa, sih, setiap jam pulang sekolah mobil milik Jungmo selalu ada di depan untuk menjemput teman satu bandnya, yang dengan tidak tau malunya hampir setiap hari minta nebeng ke studio. Termasuk Minhee. Bahkan saat sudah ada Chaewon, semuanya masih sering nebeng, pakai minta dijajanin ini itu lagi, sangat memanfaatkan Jungmo yang kelewat dermawan. Kenapa gak sekalian saja Jungmo sama Chaewon buka jasa antar jemput anak sekolah.

Tapi, sekarang Minhee jadi jauh lebih sering berangkat dan pulang sendiri naik motor, sih. Katanya males kalau tiap hari harus ngeliatin Jungmo sama Chaewon yang saling melempar gombalan receh. Ya, Yujin seneng, sih, soalnya jadi ada yang ditebengin kalau abangnya lagi ngebucin sama sang pacar.

Hari ini juga Yujin rencananya mau pulang bareng Minhee. Bukan Yujin yang minta, sih, tapi Minhee yang waktu istirahat tadi nyamperin Yujin di kantin dan minta Yujin buat nemenin dia ke toko buku. Biasa deh, anak kelas 12 yang sebentar lagi mau ujian, harus memberbanyak materi dan buku untuk dibaca. Makanya Yujin masih menunggu Minhee, yang masih mengikuti kelas tambahan.

"Ya udah, Jin, gue duluan ya. Nanti ke markas, kan?"

Yujin mengangguk lalu melambaikan tangannya pada mobil Jungmo yang kini sudah berjalan menjauh.

Sudah hampir dua jam Yujin menunggu, dan batang hidung Minhee juga belum menampakkan tanda-tanda kehadirannya. Ah, Yujin sudah mulai bosan menunggu. HPnya lowbat. Teman-temannya sudah pulang lebih dulu hingga tak ada lagi yang bisa diajaknya ngobrol kecuali Pak Satpam dan abang gerobak bakso di depan sekolah.

"Belom pulang, Jin?"

Itu Yuna dan Jiheon yang berjalan beriringin menghampiri Yujin yang duduk bengong sendirian di depan pos satpam.

"Kalo gue udah pulang ya gue gak di sini."

Memang teman kadang suka basa-basi gak penting.

"Nungguin siapa?"

"Kalo gak nunggu jemputan abang lo, pasti lagi nungguin Kak Minhee." Tebak Yuna yakin.

Yujin cuma membalas dengan anggukan.

"Eh, tapi tadi kayaknya gue liat Kak Minhee ada di parkiran lagi boncengan sama Kak Lucy deh." Sahut Jiheon.

"Kak Lucy siapa?"

"Kak Lucy OSIS, yang tahun lalu waktu kita orientasi dia gagal ngeprank pura-pura pingsan gara-gara Kak Junho kepeleset di tangga duluan. Lo inget gak?"

Lalu Yuna mengangguk-angguk. Sepertinya ia ingat dengan si kakak kelas berambut panjang sepunggung itu.

"Emang lo nungguin Kak Minhee, mau pulang bareng?"

Belum sempat Yujin membalas pertanyaan Yuna, orang yang sedarintadi dibahas muncul juga. Dengan helm full face dan motor merahnya yang berhenti tak jauh dari tempat Yujin duduk sekarang.

Juga seseorang yang duduk di boncengan belakang motornya.

"Eh, Jin, sorry ya gue lupa bilang kalo gue ke toko bukunya sama Lucy hehehehe.."

Minhee mengatakannya dengan ringan, tanpa rasa bersalah sedikit pun. Bahkan setelah membuat Yujin menunggu sebegini lamanya.

"Nanti pulang gue beliin telur gulung deh."

Dan Minhee kembali melajukan motornya meninggalkan Yujin, yang cuma bisa tersenyum saat gadis yang duduk di belakang memakai helm yang biasa Yujin pakai itu tersenyum ke arahnya.

Yujin diam.

Begitu juga dengan Yuna dan Jiheon yang mendadak ikut canggung.

"Yang namanya temen emang gitu, Jin, kalo udah ketemu sama gebetannya, ya bisa lupa segalanya." Sahut Jiheon.

Yujin masih diam.

"Gak masalah, Jin, nyatanya abang gojek lebih bisa diandalkan daripada temen sendiri yang kadang gak pasti."

Yujin kesal. Tentu saja.

Kenapa Minhee gak bilang daritadi, sih, sampai Yujin harus menunggu Minhee sendirian sampai kering begini?! Muncul-muncul bilang gak jadi pulang bareng sambil ngeboncengin gebetan baru, niat pamer?!

Tolong ingatkan Yujin buat mengambil satu sekian koleksi kaktus Minhee di rumahnya buat dijual sama Yujin, sebagai ajang pembalasan dendam karena membuat Yujin rugi waktu dan rugi tenaga hari ini.

Ah, kalau tau begitu, kan, mendingan tadi Yujin pulang nebeng mobilnya Jungmo saja. Bisa sekalian minta beli gulali dibayarin Jungmo.

Dan sialnya lagi Yujin hari ini, Yujin tak bisa menghubungi Lucas dan meminta untuk menjemputnya di sekolah atau pun pesan ojek online karena HPnya sudah mati total kehabisan daya.

"Gue nebeng dong sampe depan, sampe ketemu angkot."

"Sorry, Jin, gue sama Yuna mau ke toko kain nih nyari bahan," Tolak Jiheon halus, "Tapi, kalo lo gak malu bonceng tiga, gak masalah gue anterin sampe depan."

"Gak deh, gue jalan aja-"

"Atau lo pulang aja sama Doyoung. WOI! DOYOUNG! SINI LO!"

Yujin baru mau menutup mulut Yuna agar teriakan gadis itu tak terdengar, tapi terlambat. Lelaki itu, yang dipanggil namanya sudah keburu menoleh.

"Udah, pulang sama Doyoung aja, Jin."

Enteng banget Yuna bilang begitu, tanpa persetujuan tanpa minta ijin dulu. Bukan apa-apa, tapi, Yujin, kan, tidak begitu kenal sama Doyoung, masa tiba-tiba minta pulang bareng.

"Eh, gak usah."

Yujin menggeleng begitu Doyoung mengarahkan motornya mendekati Yujin dan memberikan satu helm lagi yang dibawanya.

"Gapapa, sih, ayo. Rumah lo di mana?"

Ini memang Doyoung yang terlalu baik dan cepat akrab dengan seseorang, atau bagaimana, sih? Kok kayaknya santai banget minta ditebengin sama orang asing? Atau jangan-jangan nanti Yujin dimintain bayaran lagi.

"Gak usah, gue jalan aja ke depan terus naik angkot. Udah biasa kok." Tolak Yujin lagi, sungkan.

Gini-gini, kan, Yujin juga punya malu. Walaupun lebih sering malu-maluin, tapi mengerti juga cara jaga image di depan orang baru.

"Yakin?"

Yujin melirik Doyoung, dan sekali lagi Yujin menggeleng.

Sebenarnya Doyoung bukan orang asing yang sama sekali Yujin tidak tau, sih. Doyoung itu anak kelas sebelah, teman sekelasnya Yuna sama Jiheon. Yujin cuma sekedar tau, ya tapi tidak kenal juga. Pernah ngobrol juga tidak. Cuma tau aja.

"Oke."

Yujin kira Doyoung akan pergi meninggalkannya lebih dulu, ternyata motornya malah membuntutui di belakang Yujin.

"Naik aja, gue anterin sampe ketemu angkot kalo lo gak mau pulang bareng gue sampe rumah."




september song

september song― minhee ; yujin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang