Bab 13. Menikah Siri

27.4K 1.2K 242
                                    

Halo ...

Bagi kalian yang masih nungguin kelanjutan kisah Ningsih dan Tony, bisa langsung ke KaryaKarsa. Di sana sudah ada bab lengkapnya.

Kalian bisa beli satuan atau paketan (berlaku seumur hidup).

Keuntungan beli satuan, kalian bisa milih bab-bab mana saja yang ingin dibeli untuk dibaca.

Tapi kalau pengen baca semua bab dan bisa diulang baca kapan saja, kalian bisa pilih yang paketan karena lebih hemat.

Bagaimana cara menemukan karya ini di aplikasi KaryaKarsa?

Cari nama profilku Mahiya Aulia di kolom pencarian. Setelah ketemu, buka profilku, pilih judul Ningsih, dan pilih bab yang ingin kalian baca.

Kalau kalian nggak mau ribet beli koin di KaryaKarsa, bisa banget pesan pdf-nya di 082119558375.

Sebagai bonus, aku kasih baca gratis 1 bab lagi, ya.

Selamat Membaca.

*****

Menurut kalian, di dunia nyata, ada nggak perempuan sebodoh Ningsih yang sudah dibutakan cinta sampai rela menjalani hubungan toxic?

****

Jantungku berdebar setiap kali mengingat Sabtu ini Tony akan menikahiku.

Aku bahagia diajak menikah oleh pria yang kucintai, walaupun siri.

Ingatanku kembali tertuju pada percakapan kami di vila.

"Mas." Aku membelai dada bidangnya yang berbulu. Kami masih rebahan di kasur setelah berhubungan intim.

"Hm?" Dia bergumam sambil masih menutup mata.

"Sebenarnya, aku nggak keberatan kamu jadikan istri kedua. Selama kamu nggak melakukan hubungan badan dengan Salma di hadapanku atau di tempat umum. Jangan cerai, Mas. Kasihan Alfi."

Tony membuka mata, menangkap tanganku di dadanya lalu menciumnya. "Katamu, kamu butuh pengakuan di hadapan keluarga dan teman-temanku sebagai istriku, kan? Itu semua nggak akan bisa terjadi kalau aku nggak menceraikan Salma."

Aku diam, menyadari kebodohanku. Aku meminta Tony menjadikanku sebagai satu-satunya wanita yang dia cintai, tapi juga melarangnya bercerai. Apa mauku?

"Tapi, kalau kalian cerai, aku merasa bersalah pada Alfi. Aku yang salah, sudah menjual keperawananku padamu. Aku--"

"Ssh ..." Tony memotong ucapanku. "Jangan overthinking. Keputusanmu menerima lamaranku sudah benar. Aku yakin, kamu pasti bisa jadi Ibu yang baik untuk Alfi. Kamu sayang dia, kan?"

"Justru karena aku sayang Alfi, Mas, makanya aku nggak ingin kalian cerai. Lagian ..." Aku melepaskan tanganku dari genggaman Tony lalu memukul dadanya pelan. "mana ada acara lamaran sambil menyetubuhiku? Nggak berkelas banget."

Tony tertawa lalu mendongakkan daguku dengan telunjuknya. "Tapi kamu suka, kan? Buktinya kamu langsung mau menerima lamaranku."

Merengut, kudorong dadanya menjauh. "Curang kamu, Mas. Aku udah nggak bisa mikir jernih kalau kamu gituin."

Tony tertawa lebih keras lagi, lalu memelukku dan mencubit pipiku sampai aku mengaduh. "Kamu nggemesin, Ning. Setelah ini, kuantar kamu pulang sekalian aku lamar kamu pada Ibumu."

Ningsih, Wanita SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang