Zahra sudah dipindahkan ke ruang rawat, tentunya ruang VVIP yang memang disediakan khusus untuknya, tentang fasilitas jangan diragukan lagi. Tapi apalah arti fasilitas jika penghuninya merasa tak nyaman didalamnya.
Sejak tadi dia masih terus-menerus merengek minta pulang pada semua orang, tapi tetap tak di anggap. Sampai-sampai tenggorokannya terasa kering dan tubuhnya semakin lemas. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari cara lain agar bisa pulang. Jika rengekannya tak digubris, maka mungkin diamnya bisa menjadi alasan kepulangannya. Tapi ia sedikit ragu sebenarnya, hehehe... Tapi tak apa, ini hanya untuk sementara, setidaknya sampai tenaganya pulih dan ia bisa beraksi seperti biasanya.
Diruangan ini hanya kakak nya Rizal yang menjaganya, karena keluarganya yang lain memang sedang ada urusan. Reyhan juga undur pulang setelah mendapat telfon dari ayahnya.
"Ra, sekarang makan dulu yaa, biar tenanganya pulih dan ga lemas lagi" Ucap kakaknya Rizal.
"......"
Tak ada jawaban, atau bahkan pergerakan dari Zahra. Ia masih setia memejamkan matanya, walau ia tidak tidur, dan kakaknya tau jika ia memang sedang tidak tidur.
"Ntar klo udah ga lemes, bisa cepet pulang"
"......"
"Ra, buka matanya, biar kakak suapi"
"......."
"Zahra Khumaira Al-Farisi"
"......."
Zahra membuka mata, lalu melihat kakaknya yang menatapnya tajam,ia semakin badmood saja. Akhirnya, melengos ke sisi kiri. Dan terdengar decakan kesal dari sang kakak.
"Oke, kalau kamu ga mau makan, berati kamu ga mau pulang." Ancam kakaknya.
Lalu kakaknya keluar kamar, dan Zahra masih tetap belum mau bergeming dari posisinya. Hanya sekedar menoleh ke sisi kanan untuk melihat makanan apa yang disajikan untuknya.
"Bubur lagiiii, bubur terusss... Emang dikira aku ga ada gigi buat ngunyah makanan apa?!!" Ucapnya kesal.
..............
Tak lama kemudian, kakaknya masuk lagi ke dalam kamarnya.
Eitss...
Rupanya ia tidak sendirian, ia datang bersama Om Burhan.
Kurang ajar sekali kakaknya itu, dia mencari bala bantuan ternyata!
Huh!!"Kenapa tidak makan?" Tanya Om Burhan.
"Pulang!" Jawab Zahra.
"Kenapa tidak makan Zahra Khumaira Al-Farisi?" Tanya omnya lagi.
"Zahra mau pulang Om, bukan mau makan!" Jawabannya.
"Bagaimana kau bisa pulang kalau masih lemas seperti ini! Coba kalau kau memang mampu, turunlah dari ranjang dan berjalanlah sampai pintu. Jika kau bisa maka aku akan mengizinkanmu pulang, dan jika tidak maka kau harus menuruti perkataan ku."
"Tapi Om,,,," potong Rizal. Lalu Om Burhan memberi isyarat padanya untuk diam.
"Baiklah, aku setuju." Jawab Zahra.
Zahra bergegas duduk. Tapi kepalanya justru terasa pening jika digunakan untuk bergerak. Ia sampai memejamkan matanya untuk menghalau pening.
Lalu ia mulai turun dari bankar, ia meraih tiang infus untuk dijadikan pegangan. Namun apalah daya, baru untuk berdiri saja kakinya terasa sangat lemas, hingga akhirnya ketika melangkah ia terjatuh dengan tidak elitnya. Ia meringis melihat tangannya malah berdarah."Huaaaaaaaaaaa... Bundaaaa... Tolongin Zahra..." Teriaknya.
..........................
Dikit gpp ya daripada ga up, hehehe...
Sebenernya udah mau up dari lama, tpi gajadi karena author abis ada musibah jatuh dari motor hehehe..
Trus sekarang jadwal full bangettt karena author udah masuk semester 2 kuliahnya, jadi maap yaakk akhir-akhir ini author akan slow bgtt updatenya...Makasih reders yg udah setia nunggu Zahra update, juga yg sering kasih saran/pesan dikolom komentar, Terimakasih banyakk yaaa❤️🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)
General FictionCerita "Zahra Khumaira Al Farisi" aku lanjut pakai akun baruku ini yaaa, soalnya akun lamaku lupa sandi. Bagi pembaca baru, silahkan chek cerita ini di akun lamaku @klaranuraini. . . . . . . . . KEPO? Kuy, baca!! Jangan lupa Vote & Komen!!