81. Es Kado VS Sayur

1K 80 19
                                    

Zahra masih dalam mode merajuk, bergelung didalam selimut karena tidak diizinkan pulang dan malah dipaksa untuk makan. Beruntung tak lama kemudian Om galaknya mendapat telefon dari perawat karena ada pasien darurat, jadi hanya tinggal 2 singa yang harus ia lumpuhkan.

Namun kemudian ada orang yang mengetuk pintu ruangannya.

Tok...Tok...Tokk ...

"Assalamualaikum" ucap Reyhan.

"Waalaikumussalam, masukk" Jawab orang di ruangan tersebut bersamaan.

"Tuh Pangeran dateng, makan disuapin pangeran gih" Goda Sang Ayah, Faris.

"Ayaahhh,, Zahra tuh ga laper . Zahra pengennya pulang bukan makan" ujarnya sedikit ngegas.

"Dilarang pulang sebelum makan!" Ujar sang kakak menanggapi.

"Yaudah aku kabur lagi aja" ujar Zahra lirih, masih di dalam selimut.

"Yaudah kabur lagi aja sana, nanti biar pawangnya ini yang nangkep dan bawa kesini lagi" tantang sang Kakak sambal menyenggol lengan Reyhan.

"iiihhhhh sebelllll bangetttt sama reyhannn!!!! Ngapain sihhh kamu bawa aku kesisiii Reyy! Teruss kog bisa aku ga kebangun pas kamu bawa kesini, pasti kamu masukin obat tidur di masakanmu! Ishhh gemeshh pengen cubit ginjalnya Reyhan!!!" Kesal Zahra pada Reyhan. Dirinya bahkan sudah tidak lagi bersembunyi didalam selimut, tetapi kini bantal dan selimut yang ia gunakan sudah terjun ke lantai karena ia melemparkannya ke arah Reyhan.

Kalian kepo yaa bagaimana tanggapan Reyhan?

Reyhan hanya tersenyum dan tidak menghindari lemparan Zahra. Jadi sudah jelas kalau wajahnya tadi sempat tertimpuk bantal Zahra.

"Ayah, boleh tidak Zahra diajak ke taman? Sekalian ini, tadi Reyhan masakin untuk Zahra." Ujar Reyhan dengan wajah tanpa rasa bersalah.

"Berulah lagi ga bocah ini nanti?" Selidik sang Kakak sambal memandang curiga pada Zahra.

"In syaa Allah enggak, yakan Ra?" tanya Reyhan meminta persetujuan ucapannya pada Zahra.

"Ngapain sihh ke taman segalaaa,,, aku lagi marah sama kamu ya Rey! mending pulang ajaa, yuk yuk pulang, keburu sore nihh" ujarnya beranjak turun dari bankar.

"Malah bagus dong, bisa sambil menikmati udara sore di taman, sambil makan dan minum obat tentunya,, ayok makan ke taman dulu." Bujuk Reyhan

"Ishh ogahh, mending tidur lagi aja." Ujarnya sambil merebahkan diri lagi.

"Ayo Ayah bantu duduk di kursi roda" bujuk sang Ayah sambil menyiapkan kursi roda

"Ihh gamauu Yaahhh,, mau pulangggg" ngambeknya.

"Iyaa nanti pulangg..."

"Kenapa nanti sihh?!! Pulang sekarang ajaa" kekehnya

Melihat Zahra yang masih enggan, Reyhan pun membisikkan sesuatu yang bisa merubah keputusan Zahra.

"Abis itu aku mintain izin pulang sama keluargamu" bisik Reyhan di telinga Zahra.

"Janji yaa?" tanya Zahra

"Janji. Asalkan kamu nurut" ujar Reyhan dengan senyum mengembang.

"Yaudah, ayok ke taman" Ujar Zahra.

Melihat kursi roda di sebelah bankar nya, ia berteriak frustasi.

"Trus ngapainnn pake kursi roda segalaa?! Aku bisa jalan yaa!!" omel Zahra lagi. Ia hendak berdiri dari kursi roda namun ditahan oleh sang kakak.

"Duduk dengan tenang, dan habiskan makananmu. Lalu minum obat. Jangan coba-coba untuk kabur atau kami akan membuatmu menginap beberapa hari disini, bagaimana?" Nasehat sang Kakak, Rizal.

Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang