85. Karma (2)

725 60 13
                                    

Up dikit nih readers.

***

Di kamar Zahra.

"Gimana dek nin, udah ketemu kak Ardi?" Tanya Zahra sambil mengeringkan rambutnya karena tadi ia keramas.

"Kak Ardi tidur kak, kecapean abis perjalanan jauh kayaknya, ga tega bangunin." Jelas Anin.

"Oalah iya juga ya.
Eh dek,kog badan kakak jadi kayak gatal² gitu yaa" ujar Zahra sambil menggaruk² anggota badannya

"Hah gatal gimana kak?"

"Iya kayak panas² gatal gitu"

"Coba kak liat tangannya, bentol² ga?" Pinta Anin sambil melihat lengan Zahra.

"HAH?!!!" Teriak mereka berdua.

"ii,,ini kena ULET kayaknya kak," ucap Anin.

"HUAAAAAAA" Teriak Zahra.

"JANGAN-JANGAN ULET DI KAMAR MANDI SEMALEM" Teriak Zahra dan Anin bersamaan sambil saling menatap dan melotot terkejut.

***

"Kog bisa kena ulet kayak gini sih?gimana ceritanya? Kalian kan dari tadi di kamar" Selidik Reza sambil mengobati Zahra.

"Ishhh kayaknya di kamar mandi ada uletnya." Alibi Zahra.

"Dih, geliinyaa. Emang kamar mandimu ada tanemannya kog bisa muncul ulet?" Selidik sang Kakak.

"Enggghhh ituu anuu, Zahra gatauu, ishh gatal kak pengen garukk". Alibi Zahra lagi, ia juga berusaha mengihkan topik. Tapi memang bener² gatal sih, pengen garuk tapi dimarahi sang kakak kalau garuk.

"Mencurigakan." Ujar Reza.

***

Tok tok tokkk..
Seseorang mengetuk pintu kamar Zahra,

"Masuk, ga dikunci," jawab Reza

"Assalamualaikum," ucap Rizal, ia datang bersama sang istri, Hanum.

"Waalaikumussalam, masuk kak.
Nih liat nih adekmu, badannya gatal² bentol² kena ulet bulu. Padahal abis mandi katanya, aneh kan? Masa air kamar mandinya ada ulet bulunya, iiiih gelinyaaa" jelas Reza sambil bergidik ngeri.

Rizal hanya menyimak, namun sebenarnya ia sedang menyelidiki dan mengait²kan dari cerita yang ia dengar barusan.

"Hmmm, dapet darimana kamu Ra ulet bulunya?" Selidik Rizal.

"Hah? Eh kog aku sih kak?" Zahra terkejut.

"Mau kamu pakai buat ngerjain Reza kan?" Ujarnya lagi, tepat sasaran saudara-saudara.

"Ohhh jadi kamu mau nakut-nakutin kakakkk gituuu,, ya gini nih kalau hobinya ngerjain kakaknya, kena karma sendiri." Kesal kakaknya, Reza.

"Huaaa maaf deh maaf, Zahra minta maaf. Kapok deh, ga akan ulangin lagi hal kayak gini" Ucap Zahra dengan tatapan puppy ayesnya, berharap kakaknya luluh.

"Gayamu kapok dekk dekk" Ucap Rizal lagi-lagi tepat sasaran. Karena Zahra memang hanya kapok sebentar lalu nanti akan mengulangi lagi.

"Husshhh gaboleh gitu, Zahra kan udah minta maaf. Ia juga udah mau ngusahain ga ngulangin kesalahan yang sama." Tegur Hanum pada sang suami.

"Iya sih sayangg, hehehe"

"Dih, kalo mau mesra-mesraan jangan disini woiy" jengkel Reza.

"Kamu itu buruan nyusulin kakak, biar ga dilangkahin Zahra." Ujar Rizal pada Reza.

"Iyaa iyaa lagi atur strategi nih. Eh, astaghfirullohaladzim, lupaa kalau ada adek manisku Anin. Maaf ya dek kamu jadi dengerin perdebatan unfaedah kami. Nah sekarang mending kamu bantuin kakak bujukin abangmu makan, dia ga mau makan. Kak Zahra biar dijagain kak Hanun. Gpp kan kak?" Pinta Reza.

"Gapapa bangettt, kakak malah seneng. Sini kakak kasih resep biar ga membekas di kulit nanti bekas bentolnya" jelas Hanun dengan sabar.

"Loh emang kayak gini bisa membekas?" Tanya Zahra.

"Bukan cuman bisa, tapi bisa bangetttt, apalagi itu termasuk perbuatan dosa karena mengerjai kakaknya. Beuh pasti bekasnya banyak." Ledek Reza.

"Huaaaa beneran, hiks hiks Kak Reza jahatnyaaa?" Zahra berkaca-kaca.

"Husstttt udah yaa tenang dulu, in syaa Allah gapapa kog. Yang penting ga digaruk in syaa Allah ga membekas kog tenangg, nanti kalau emang membekas kakak kasih salep yaa" jelas Hanum.

"Makasih kakk,, ishh andai aja kakak bisa dituker sama kakak cewek semua pasti baik kayak kak Hanun gini" ucap Zahra.

"Kamu kira kita bisa tuker tambah kayak beli aki motor" kesal Reza.

"Kak Reza sendiri yang ngakuin kayak aki motor,bukan aku yang bilang." Elak Zahra.

"Stop marah²nya, ayok keluar, kita temui pasienmu satunya lagi. Ayok Dek Nin ikut kakak" Ucap Rizal bijak.

"Pasien kak Reza siapa lagi emangnya kak?" Tanya Anin takut-takut.

"Kakakmu tuh kecapean, tapi ndak mau makan, gimana bisa cepet pulih cobak." Jelas Reza.

"Tap tapiiii tadi kata Kak Reza, kak Ardi lagi tidur stirahat." Tanya Anin polos.

"Eh, loh iya bener kakakmu lagi istirahat sih emang." Elak Reza.

"Dih, pasti tadi kamu disuruh ngalibi didepan adeknya kan?" Selidik Rizal.

"Ehehe, kak Rizal kog sekarang jadi cenayang sih? Tau-tau aja" Ujar Reza sambil terkikik geli.

"Ja, jadi Kak Ardi sakit?" Tanya Anin.

"Biassaa kakakmu, maagh dan darah rendahnya kambuh. Kecapean kebanyakan begadang sama telat makan." Jelas Reza.

"Hikss, Kak Ardii," ucap Anin hampir menangis.

"Eits jangan cengeng dong, sekarang kamu harus bantuin kita." Ucap Reza lagi.

"Bantuin apa kak?" Anin bertanya-tanya.

***
Kira² cocok bantuin apa ya si Anin?

Zahra Khumaira Al Farisi (lanjutan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang